Profil

Minggu, 09 Juni 2019

Tafakkur Kasabullah jilid 34


MANDI LEBIH BAIK DARIPADA SHOLAT
oleh . YUDHISTIRA RIA, M.Pd
Guru Besar Lembaga Dzikir Istiqomah Kasabullah Indonesia

Hampir setiap muslim baik terang terangan, sembunyi sembunyi, istiqomah maupun jarang jarang yang namanya ibadah sholat pasti pernah dilaksanakan.

Sayangnya dari sekian banyak model model ibadah sholat yang dikerjakan, hampir bisa dipastikan juga, secara terang terangan, sembunyi sembunyi, istiqomah maupun jarang jarang, kurang peduli terhadap tujuan dari ibadah sholat itu sendiri, terkecuali sekedar menggugurkan kewajiban semata, lantas dipungkasi dengan argumen fiksional hasilnya itu urusan nanti dan apa katanya yang di atas

Ironis memang bila setiap muslim yang mengerjakan ibadah sholat, mempunyai alasan serupa, sedang orang mandi saja jelas tahu tujuan sebenarnya yaitu untuk menjaga kesehatan dan kebersihan, masa tujuan sholat apa katanya nanti diakhirat ?, yang bener aja....!

Akibat tidak dipahaminya tujuan sholat, mengakibatkan pelakunya atau yang mengerjakan sholat menjadi pesakitan yang siap didakwah kapanpun dan di manapun berada, bergartung siapa yang siap menghakimi, melecehkan, memojokkan, menghina karena sholatnya "percuma kamu sholat kalau pendengki"..... " gayanya saja kamu sholat, kelakuannya bajingan". "oooh sholat kamu bela belain....anak istrimu kelaparan, lho biarin.....?" contoh beberapa pasal yang sering didakwahkan.

Anehnya kita cuek bebek, seakan ktitik membangun yang dikemas dalam bentuk ejekan itu dianggap "anjing menggonggong kafilah tetap berlalu" sampai akhirnya dari masa ke masa, manusia bangga dengan istilah istilah pangkat pangkat yang sebenarnya tidak dimiliki, bahwa di yaumal qiyam nanti yang dihisap pertama adalah sholatnya, bahwa sholat adalah tiang agama, bahwa sholat sebagai wujud ketaatan hamba kepada sang kholik. Apakah sholat sholat yang sebatas menggugurkan kewajiban itu nanti yang akan dipertaruhlan di sana? celaka.....!

Semestinya pangkat pangkat memalukan semacam itu tidak perlu terjadi, kalau kita tahu hakekatnya sholat, sebagaimana yang Allah SWT jelaskan tujuan sholat untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. (QS. Angkabut 45)

Setidaknya secara terminologi bahasa mencegah, adalah tindakan prefentif, agar apa saja yang dapat menistakan diri tidak sampai kita kerjakan. Kalau tetap dikerjakan? berarti upaya upaya pencegahan diri dari perbuatan keji dan mungkar melalui ibadah sholat yang kita kerjakan tidak berhasil guna dan bedaya guna

Dalam kondisi semacam itu, tidak berlebihan bila penulis berasumsi bahwa mandi lebih baik secara kwalitatif dibanding sholat, khususnya dalam proses memberdayakan kesadaran diri, mengingat orang mandi tanpa dikomando sekalipun, layaknya orang sholat dengan suara adzan, secara mandiri bergerak mandi agar tubuhnya bersih dan terbebas dari ancaman penyakit dan setelah mandipun dirinya terus merasa harus tetap bersih, sehingga hal hal yang sekiranya mengotori kebersihan dirinya selalu dihindari, bahkan tempat tempat yang kumuh merasa rugi kalau didekati, "luar biasa"

Sungguh bertolak belakang dengan kondisi ibadah sholat ala kebiasaan kita, sekalipun dirinya sudah tahu kalau berlumuran dosa, tetapi saat dipanggil suara adzan beberapa kali melalui corong corong surau, musholla, masjid tetap saja tidak hirau dan tidak berselera untuk menindaklanjuti.

Kalaupun ada yang berselera dengan kesadaran diri untuk melakukan ibadah sholat baik ada'an maupun makmuman, itupun setelah sholatnya ditunaikan, mereka tidak menyadari kalau dirinya sudah sholat. buktinya yang pembohong terus saja berbohong, yang dengki terus dengki, yang kikir terus kikir, yang memutus silaturrakhmi terus bermusuhan, sungguh bertolak belakang dengan prilaku orang yang sudah mandi, yang secara ketat terus mengawal pasca mandinya dari hal hal yang mengotori dirinya

Kapan sholat kita diperlakukan seperti layaknya orang sudah mandi? sehingga dalam pergaulan sehari hari kita tidak perlu repot repot menyakinkan orang lain, bahwa dirinya akhli sholat dengan berbagai skenario "tadi malam saya sholat tahajjud", "maaf terlambat karena masih sholat", "nanti setelah sholat saja" "waw... tadi malam saat sholat rasanya khusuk banget"....tadi malam saat ambil wudhu' sholat isya' di sumur kayak ada bayangan hitam besar...." itulah sebagian cerita omong kosong yang sering kita dengar dari saudara, kerabat dan teman...yang tujuannya menggiring opini kita, untuk meyakini bahwa orang yang bercerita omong kosong itu adalah muslim yang taat.

He...he... padahal orang yang sudah mandi tanpa berceritapun, kita sudah pada tahu kalau dia sudah mandi" dari penampakan badannya yang bersih, segar dan harum. masyaallah

#kedaisufikasabullah #makrifat #ibadahsholat.