Profil

Minggu, 29 Mei 2016

PERSIAPAN MEMASUKI BULAN PUASA

PERSIAPAN MEMASUKI BULAN PUASA

Hehehehehe  kayak mo ngikutin upacara bendera saja, pakai persiapan segala, emangnya puasa ada persiapannya juga?
Ya walau tidak ada, setidak-tidaknya apabila  kita mau mengacu kepada salah satu ayat (QS. Asy-Syu'araa, 26: 78-83)  "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh" berarti persiapan itu penting, karena hikmah merupakan hasil dari olah pikir atas suatu kejadian yang mempunyai sisi lemah dan sisi unggul, sehingga apabila ingin memperoleh keunggulan harus memperhatikan hal-hal yang membuat  lemah atas kejadian dimasud, agar apa yang akan dijalani tidak menimpa kepada dirinya.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Qs. al-Hasyr: 18-19 )
Kita sebagai imam atau kepala rumah tangga, tidak boleh iri apalagi hanyut dengan gaya persiapan istri dan anak dalam menyambut bulan puasa, diantaranya dengan menumpuk makanan, minuman dan pakaian baru dengan alasan senyampang harganya belum mahal dan  pilihannya banyak, pertimbangan mereka itu masuk akal tetapi tidak rasional sebab dalam hakikat ibadah puasa itu sendiri adalah mengendalikan hawa nafsu  bukan malah sebaliknya. agar apa yang ditakutkan oleh Rosulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Alihi Wa shallam terhadap ummatnya tidak terjadi kepada keluarga kita utamanya kita sendiri: ”Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa kecuali rasa lapar dan dahaga.” 

Masyaallah, naidzubilla himindzaliq.... apakah hal semacam itu perlu terjadi juga kepada keluarga kita? Kalau tidak...... yuk kita halau,bimbing,kawal dan pantau keluarga kita dari kesia-siaan dalam melaksanakan ibadah puasa dengan cara yang bersahaja dan terkhormat serta tidak menyinggung perasaannya agar ibadah puasanya benar benar berkualitas dari terkoyaknya amarah hawa nafsunya.

Dalam surat At Tahriim ayat 6, “Hai orang orang beriman, peliharalah (selamatkanlah) dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu....(sampai akhir ayat)”
ini adalah ayat perintah kepada, kita selaku pribadi dan selaku kepala rumah tangga / imam /kholifah /pemimpin untuk memelihara atau menyelamatkan diri sendiri dan keluarga (anak istri/suami) dari api neraka (adzab dan siksa) yang bahan bakarnya dari manusia (diri sendiri anak, istri / suami) dan batu (materi kebendaan, keperluan, kepentingan dan kebutuhan hidup dalam jangka waktu tertentu bisa pendek, menengah, dan panjang)

Atas dasar firman Allah tersebut berarti Allah SWT ingin menjelaskan  kepada kita bahwa, setiap  diri kita yang berada dalam suatu ruang lingkup keluarga harus mewajibkan diri untuk menjadi tutor dan motivator dalam menjalankan amanah Allah dan RasulNya serta tidak boleh berdiam diri dalam mengharap perubahan sebab  dalam suatu firmannya Allah mengatakan ‘ Innallaha laa yughoiru maa bikaumin hatta yughoiru maa bianfusihim ”  sesungguhnya Allah tidak merubah nasib (keadaan) satu kaum(golongan) sampai mereka mau merubahnya.

Tanpa disadari usia kita sudah sampai di ujung himah, tapi tidak sedikit dari kita yang menjalani pelaksanaan ibadah puasa dari waktu ke waktu ya itu itu saja, soal makanan, minuman, pakaian baru,ketupat dan jalan-jalan sehingga setelah puasa tidak satupun nikmat atau pahala yang bisa kita rasakan  berupa “la allakum tattaqun” mengapa itu terjadi berulang hingga puluhan tahun? Jawabannya karena kita sendiri tidak mau merubahnya, semua mengalir begitu saja mengikuti tradisi istri, anak, mertua dan tetangga yang semestinya mereka itu dibawah kendali kita menghamba kepada Allah.

Persiapan yang dimaksud adalah :
1.  Bersyuci dan Bertaubat
Kita tahu bulan puasa itu adalah bulan suci dan kita juga tahu bahwa zat itu baru bisa bercampur dengan baik / homogen apabila jenis dan senyawanya sama. Begitu dengan bulan puasa kalau kita ingin bersenyawa lakukan penyucian diri secara syareat dan hakikat, Mengingat kebanyakan orang melakukan permintan maaf itu setelah melakukan ibadah puasa maka. Bagaimana seandainya  kita over saja,  menjadi sebelum melasanakan puasa, pada siang hari kita datangi mereka yang pernah kita buat babak belur perasaannya dan hartanya, sampaikan permohonan dimaklumi dan dimaafkan serta dikhlaskan, dengan begitu untuk satu urusan kita sudah memperoleh kesucian. Kemudian  malamnya temui Allah untuk memohon ampun atas dosa-dosa yang dilakukan pada orang yang pada siang hari tadi didatangi, mengapa perlu ke Allah juga? Karena Sesungguhnya Allah tidak pernah menyuruh agar orang untuk dilukai dan dirugikan.
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31).
2.  Menyelesaikan tanggungan (qadha)
Ibadah puasa yang biasa kita lakukan, tidak selamanya bisa ditindak lanjuti dengan mulus, sebab bagaimanapun disisi kemulyaan manusia yang mulia itu justru terdapat banyak kelemahan diantara faktor kesehatan, faktor kesempatan bahkan faktor kejiwaan/malas lebih-lebih kepada kaum hawa yang memang secara kodrati tidak bisa melasanakan ibadah puasa secara penuh. Dan meninggalkan puasa semacam itu bukan hal yang tidak diketahui Allah “........  Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah ia berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jia ia tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Al Baqarah: 183-184).
‘Aisyah radhiallahu ’anha berkata: “Aku memiliki kewajiban berpuasa dari bulan Ramadan lalu, dan aku baru dapat mengqadanya pada bulan Sya’ban.”
3.  Menyelesaikan segala urusan yang menguras pikiran dan fisik sebelum
ibadah puasa termasuk juga utang-utang dan janji-janji kalau tidak ada yang akan dibayarka/gantikan minta waktu agar tidak ditagih pada bulan puasa sehingga saat melaksanakan ibadah puasa hatinya tetap suci dan tenang,kalau tidak begitu bisa jadi kita akan terus membangun kebohongan saat ditagih

4.  Bangun Rasa kegembiraan Gembira

Ketika kita akan melangsungkan pernikahan, mendapat pekerjaan, naik pangkat, mendapat hadiah sebelum acaranya dilaksanakan hampir setiap saatnya kita selalu dibuat terlena dan tersanjung serta ingin segera sampai kepada waktu yang ditentukan itu, mengapa begitu?  karena disana banyak hal yang menjanjikan keindahan, kebahagiaan, kesentosaan. Begitu juga dengan datangnya bulan suci Ramadhon berbahagialah dan haraplah segera tiba saatnya, karena dalam bulan Ramadan terdapat  nikmat Allah Yang Agung bagi seorang hamba yang muslim, dilipat gandakannya pahala, diampuni dosanya serta pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup. “Katakanlah, 'Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (QS. Yunus: 58)

19 komentar:

  1. Subhanallah....
    Terima kasih atas tambahan ilmunya tentang apa apa yang harus di persiapkan dalam rangka menyambut bulan romadhon...#kasabullah..

    BalasHapus
  2. Subhanalloh trmksh guru atas tambahan ilmu ny..amin bismillah

    BalasHapus
  3. Amiin subekhanalloh alkhamdulillah,Guru sudah memberikan ilmu agama yang dimana untuk membentengi murid dan sebagai tuntunan murid untuk menyambut bulan suci ramadhan,untuk menjalankan ibadah puasa agar bisa sempurna seperti tuntuna Nabi Mukhamad SAW,amiin trimakasih Guru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berharap lebih baik dan berkwalitas dalam melakukan ibadah apapun termasuk puasa, dibanding dengan masa-masa yang sudah dilalui sudah mendapat pahala, apalagi nanti niat yang tulus dan mulia itu benar-benar dilakukan, masyaallah rakhmat Allah sungguh luar biasa buat murid.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. dalam kehidupan islam, seorang hamba yang berniat untuk memperbaiki nilai-nilai ibadah saja sudah mendapat pahala yang luar biasa, apalagi niat itu diwujudkan bentuk nyata / kongkrit, pastilah rakhmat Allah akan mengalir dengan derasnya. Kalau kenyataannya sudah begitu, mengapa kita hanya tertegun dan berdiam diri, ayo bangkit..........

      Hapus
  4. Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah... trimakasih guru atas tambahan ilmu srta pemaparan tentang 4 persiapan memasuki bulan puasa...

    BalasHapus
  5. Subhanallah walhamdulillah terimakasih guru atas tambahan ilmunya,serta nasehat dan penjelasannya,semoga menjadi manfaatnya bagi murid... Amiiinn Bismillah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin bismillah, setiap apapun pasti ada manfaatnya bagi kita jangankan sudah jelas-jelas baik dan benar. Salah dan dosa sekalipun kalau kita pandai mengambil hikmahnya tetap akan mendapat manfaat dan safaat فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ‌ يُسْرً‌ا – إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ‌ يُسْرً‌ا
      “Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” [Qs. Alam Nasyrah: 5-6]

      Hapus
  6. Terima kasih guru atas petunjuknya mengenai makna puasa sangat penting bagi murid untuk mengetahuinya

    BalasHapus
  7. Alhamdulillah terima kasih guru atas petunjuknya mengenai makna puasa sangat bermanfaat bagi kami semua akan jadi panduan untuk menjalankan puasa yang benar aamiin bismillah

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah, itulah harapan guru bagi murid tercinta, tidak ada satupun keinginan yang melebihi dari harapannya kecuali melihat murid muridnya sukses dan berakhqul karimah

      Hapus
  8. Amin subkhanalla walkhamdulilla walla illahaillalla allahu akhbar,iya Guru trimakasih.

    BalasHapus
  9. Subhanallah..Alhamdulillah ...
    Terimakasih Guru Besar Kasabullah telah berkenan memberikan tambahan ilmu serta dorongan semangat untuk melakukan ibadah puasa di bulan ramadhan..
    Jadi kita lebih mengerti apa makna dan tujuan berpuasa, serta kita dapat pelajaran tentang bagaimana cara berpuasa yg baik dan benar..
    Alhamdulillah..
    Terimakasih ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Guru sangat bangga dan bersyukur apabila usia anda yang terbilang belia sudah mendalami ilmu agama, pujian ini tidak berlebihan karena Allah sendiri memberi jaminan itu sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam

      «سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ … وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ»

      “Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …” (Bukhori - Muslim)

      Hapus
    2. Amin bismillah...
      murid akan terus berusaha belajar serta mendalami ilmu agama .. dan murid berharap kepada Guru kasabullah agar berkenan membimbing murid..
      Terima kasih Guru besar kasabullah..

      Hapus
  10. Subhanalloh walhamdulillah wa la ila haillallah huawallo hu akbar Amin bismillah terimakasih guru

    BalasHapus
  11. Subhanalloh, terimakasih guru atas tambahan ilmunya, siap murid tindaklanjuti

    BalasHapus