Profil

Senin, 25 Februari 2019

Tafakur Kasabullah jilid 30



DEBAT CAPRES "TEROMPET SETAN"
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd 
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia)

Konon katanya, Indonesia pemilik bahasa terbanyak di dunia nomor 2, setelah negara Pamua Nugini dengan jumlah 707 bahasa, itupun belum diurai dengan kosa kata yang jumlahnya akan lebih banyak lagi seperti kosa kata bahasa Indonesia 300.000, kosa kata jawa jawa 7 juta, belum Bali, Madura, Sumatra dan seterusnya. Itu artinya Indonesia menjadi pemilik kosa kata terbanyak di dunia.

Indonesia disamping pemilik kosa kata terbanyak di dunia, juga tercatat sebagai penganut agama islam terbanyak di dunia dengan jumlah 225.25 juta atau sekitar 87,2% dari jumlah penduduk keseluruhan 258.32 juta

Dengan bermodalkan 2 alasan sebagai pemilik bahasa dan penganut islam terbanyak di dunia, semestinya setiap apapun yang dilakukan oleh bangsa dan negara Indonesia termasuk juga acara Debat Capres dan Cawapres, semestinya lebih hebat, lebih arif, lebih elegan dibanding dengan bangsa dan negara manapun di muka bumi ini, karena kita punya nilai budaya yang unggul dan mengungguli dibanding dibanding bangsa dan negara manapun.

Acara Debat Capres dan Cawapres yang diselenggarakan KPU sekilas biasa saja, akan tetapi kalau kita tafakkuri secara lembut, jernih dan hikmat sesungguhnya ada hal hal yang bersifat naif dan berpotensi secara psikologis terhadap nilai nilai religius, tetapi kita mengabaikannya terlanjur terkesima dengan hiruk pikuknya fanatisme.
Istilah DEBAT semestinya dibatasi dan bukan difasilitasi, mengingat berdebat dengan alasan apapun dengan Allah dan Rosulnya dilarang, sebagaimana firman Allah " Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” [Al Anfaal 46] dan Sabda Rosulullah Muhammad SAW
أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الأَلَدُّ الْخَصِمُ
“Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya.” (HR. Bukhari, no. 4523; Muslim, no. 2668).

Sudah tidak ada kosa kata lainkah, sehingga kata Debat menjadi fardhu ain? Kemudian apa bangganya bagi kita yang memiliki kosa kata berlimpah? Kalau yang diandalkan cuma satu kosa kata yaitu debat, tidak ada bahasa lainkah yang bersubstansi serupa tetapi tidak menabrak dan menyinggung perasaan penduduk mayoritas, karena Allah dan Rosulnya jelas jelas melarang berdebat kok malah diajak berdebat? Perbuatan naif begitu akan tersingungkah, apabila yang punya gawe, kalau Allah melarang kemudian kita malah menyuruh dengan istilah "terompet setan" ?

Apabila kita tersinggung dan marah, maka kata debat jangan kita tafsir sebagai fardhu ain yang apabila tidak dilakukan jadi dosanya, tetapi jadikan saja Debat Capres dan Cawapres itu sebagai fardhu kifayah, asal sudah ada negara lain (di luar islam) menggunakan istilah Debat Capres dan Cawapres, kita dengan sendirinya merasa legowolah gugur kewajibannya menggunakan jargon itu. Sehingga kita bisa move on secara leluasa menggunakan salah satu kosa kata terbaik kita, yang jumlahnya jutaan itu seperti, Gelar Konsep Capres, Aspirasi dan Apresiasi Capres, Program Unggulan Capres, Penjajakan Capres, Janji Capres, Kilas Balik Capres, dan sejenisnya.

Memang istilah istilah yang dijadikan wacana itu terasa asing ditelinga kita, tetapi itu lebih bagus takwilnya dibanding istilah debat menjadi sangat famelier ditelinga kita, seakan berdebat itu menjadi suatu perbuatan yang legal dan tidak ada unsur dosanya. Padahal hakikatnya iman kita dirongrong, karena setiap apapun disaat Allah larang kita tidak boleh melawan dengan alasan apapun, karena resikonya akan menerima sanksi dosa dan setiap dosa itu siksa dan setiap siksa itu adanya di neraka.

Sebagai hamba yang takut neraka maka tinggalkan debat, sebagaimana sabda Rosulullah Muhammad SAW
“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.”
(HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167. Dihasankan oleh al-Albani dalam as-Shahihah [273] as-Syamilah)

Jangan beralasan, "tetapi Allah memperkenankan kok... sebagai jalan terakhir apabila menemui kebuntuan, Okey...tetapi kontesasi Capres dan Cawapres bukan akhir melainkan Awal, kecuali di DPR sana yang sedang berdiskusi membuat Undang undang, bahkan sekalipun boleh Allah tetep melarang berlama lama dalam berdebat, sedang KPU memprogram sekian lama, dengan beberapa seri Debat Capres Cawapres 1, 2 ,3 sampai menjelang 17 April 2019.

Kita akhiri saja berdebat, sebagai mana sahabat Rosul, Syayyidina Umar Bin Khattab, juga berharap sama :
لا يجد عبد حقيقة الإيمان حتى يدع المراء وهو محق
“Seseorang tidak akan merasakan hakikat iman sampai ia mampu meninggalkan perdebatan yang berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran”. (Kanzul Ummal juz 3 hal 1165).
Salam santun kasabullah, akal sehat bukan jaminan berakal sehat.

#kedaisufikasabullah #kedaisufi #makrifat #lembagadzikirkasabullah #akalsehat

Minggu, 24 Februari 2019


Kedai Sufi Kasabullah Jilid 30




ALLAH TIDAK BUTUH SUJUDMU
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd 
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia)

Sekalipun 2019 tahun politik, tetapi tidak berarti semua bisa dipolitisisasi, apalagi menyangkut ranahnya Sang Maha Pencipta, Maha Agung, Maha Kuasa.........Rhoma Irama pasti bakal comen ^Terlalu"

Cak Kasab :
Bagaimana, komentarmu tentang penampilan Tukiyem, tadi malam, mas?

Mad Bullah :
Tukiyem yang mana?

Cak Kasab :
Itu lho mas, yang tampil baca puisi diacara istqosahan kampung......

Mad Bullah :
bagus.....bagus......, suaranya lantang dan menjiwai

Cak Kasab :
serius mas.........?

Mad Bullah :
ya serius.....emangnya aku pernah gak serius?

Cak Kasab :
tapi mas.....kok orang kampung sini, pada marah ya mas?

Mad Bullah :
ya biasa........, selera manusia kan relatif....jadi saat mengapresiasi juga variatif,......minimal unsur suka dan tidak suka pasti ada.

Cak Kasab :
bukan gitu mas, maksud aku....naskah puisinya itu lho...... tajem dan keterlaluan......

Mad Bullah :
ya pastilah..... namanya aja puisi, kalau biasa biasa aja, namanya narasi... yaitu membaca teks secara landai, dari spasi ke spasi
sampe abis......

Cak Kasab :
adoo adoo, amit amit sampean itu..... maem apa ya mas ? kok gak nyambung blas.......

Mad Bullah :
lho emangnya salah ya, aku komen kayak gitu?

Cak Kasab :
mbuuh......mbuuh., itu lho mas syairnya pakai ngancam ngancam segala....

Mad Bullah :
ngapain bingung ? kalau terbukti mengancam.... laporin aja ke polisi.. kalau gak salah ngancem ngancem kayak gitu....bakal dijerat pasal 368 KUHP maksimal 9 tahun kurungan

Cak Kasab :
waduh tobat...tobat.., sampean tu ya ya...oon banget, maksudku ancamannya bukan sama manusia tetapi pada Tuhan

Mad Bullah :
makanya sampean itu kalau minta pendapat jangan ujuk ujuk...... , masalahnya belum diceritain, cemasnya udah diduluin, mana bisa aku paham ? Bukan gagal paham lho ya..... emang gak bakalan paham......kalau sampean setiap minta pendapat caranya gitu terus

Cak Kasab:
Ok.....ok, sorry....begini mas, saat Tukiyem itu baca puisi......isinya ngancem ngancem Allah segala, katanya gine mas......kalau permintaannya gak dikabulin, khawatir gak ada lagi yang mo sujud....kepada Allah, kan kasian Allah ya mas, bisa bisa pensiun dini.....

Mad Bullah :
ha....ha.....ha......

Cak Kasab :
kok, malah tertawa mas? gledek nich......

Mad Bullah :
gak gitu juga sich, cuman aku heran aja kepada karakter penduduk kampung sini, yang ngaku pemegang lesensi ketimuran, sangat religius kok praktiknya kayak orang gak bermoral aja,....dikit dikit dipolitisasi....hukum, ekonomi, pertahanan, kebudayaan malah tukiyem dan sampean cak kasab ikut ikutan setali tiga uang, urusan kausa prima/religius...juga dipolitikin..........

Cak Kasab :
lho...lho kok aku diikut ikutin....maksudnya apa itu mas?

Mad Bullah :
ya karena sama sama sembrononya mengumpamakan Allah, kayak teman main kelereng yang gampang dikibulin

Cak Kasab :
kok bisa?

Mad Bullah :
ya gimana ya?...aku sampek gak bisa ngomong, Allah itu siapa? kok pakai digertak....diancam ancam segala....coba nanti sampean kalau sampe rumah buka Al Quran baca Surat Ibrahim ayat 8. Allah tuh bilang gine.... :Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

Cak Kasab :
tetapi mas,..... puisi itu kan dikemas dalam bentuk doa dan diaminin oleh banyak orang....

Mad Bullah :
Gimana sampean itu cak cak gak nyambung nyambung juga....mana ada doa disampein dengan cara berteriak teriak pakai ngancam segala.....bukankan Allah mengharap kita berdioa dengan suara yang lirih dan lembut serta berkonotasi kemulyaan karena Allah Maha mendengar....sekalipun diaminin orang banyak ayat diatas kan Allah udah jelasin mastiin bahwa "...semua orang orang yang ada di muka bumi: Apalagi dalam gelar puisi itu cuman diaminin sebagian kecil dari penduduk dunia....oke oke kalau sampean belum jelas juga, aku beri dasar hadits qutsi, saja.....

Cak Kasab :
hadits qutsi itu apa ya mas ?

Mad Bullah :
ya firman Allah juga, cuman gak dicatat di Al Quran, hanya disampein kepada Nabi Muhammad SAW, kemudian beliau sampein ke kita menggunakan bahasa Rosul sendiri dengan tanpa mengurangi substansinya, kayak gine nich.... "Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu bertaqwa seperti orang yang paling bertaqwa di antara kalian, tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. Jika orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu berhati jahat seperti orang yang paling jahat di antara kalian, tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun juga.” (HR. Muslim no. 2577)

Cak Kasab :
Masyaallah... berarti ancaman tukiyem itu gak ngaruh apa apa terhadap arsinya Allah ya mas? Tukiyem tukiyem......lho benar benar terlalu....ya mas?

Mad Bullah :
ya mo bilang gimana lagi cak? kalau kenyataannya udah begitu.... mau dibilang benar dasarnya apa......, cuman sekalipun Tukiyem itu salah, ada lagi yang tebih keterlaluan dari Tukiyem itu cak .....

Cak Kasab :
apa ?, masih ada lagi yang lebih parah lagi? ck ck....makhluk apa itu mas.....siapa itu mas....pasti kelak diakhiradnya bakal sengsara.

Mad Bullah :
ya . . .capa lagi cak? kalau bukan orang yang bilang tadi.... "kasihan Allah bisa bisa pensiun dini.....

Cak Kasab :
.........??? busyet sampean cak.

#kedaisufikasabullah #kedaisufi #makrifat #lembagadzikirkasabullah

Sabtu, 23 Februari 2019

KEDAI SUFI KASABULLAH JILID 29



AKAL SEHAT BUKAN JAMINAN BERAKAL SEHAT
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah)

Tahun politik 2019, AKAL SEHAT belakangan ini menjadi "supremen" issu politik yang paling ampuh untuk menggerus elektabilitas calon penguasa yang menjadi saingannya.
Seakan 2 kata cantik AKAL dan SEHAT itu merupakan kosa kata baru yang belum pernah dikenal sebelumnya. Kehadirannya begitu memukau, menghipnotis para voter putar haluan menuju pilihan yang sulit, bila diikuti harus rela meninggalkan tokoh yang difanatiki dan biasa dielu elukan, sedang bila tidak diikuti, maka resikonya harus bersedia disebut sebagai "manusia dungu"

Cak Kasab :
ck....ck....luar biasa, aku benar benar puas mengikuti musyawarah warga di balai RW tadi malam

Mad Bullah :
Tumben sampean bersemangat cak, biasanya sepulang musyawarah ngedumel melulu, kok materinya ngalor ngidul, komsumsinya air doang, tempatnya panas, pokoknya nilai nilai absurd lainya turut mengantri untuk disebut...

Cak Kasab :
Kalau yang ini beda mas, pokoknya lain daripada yang lain dech, aku benar benar terkesima dibuatnya..... otakku seakan dicuci, dari kotoran kotaran doktrinasi pembodohan massal. Bahkan seandainya musyawarah itu diteruskan sampai pagi sekalipun aku betah, lho mas...

Mad Bullah :
kalau sampean sampai bilang begitu, berarti musyawarah itu, benar benar hebat dong, karena setahuku sampean dikenal srbagai tukang krodit nomor wahid di kampung ini, gak pernah sekalipun ada rasa puas atas ide cemerlang penguasa pada rezimnya, nafasmu selalu nyinyir, gesturmu selalu memperagakan ketidak sukaan

Cak Kasab :
jangan bilang gitu napa mas, seakan sampean itu mas mendiskripsikan kalau aku ini, buyutnya setan

Mad Bullah :
Abis mo bilang apa lagi cak? kalau kenyataannya emang gitu, kerjaan sampean kan cuman gritik sana gritik sini, sementara solusinya gak pernah ada....

Cak Kasab :
Lho lho....menurutku wajar sajalah... gak ada yang aneh, masa direktur yang sudah membagi habis tugas tugasnya pada stafnya, masih mo dikerjakan sendiri.... ? kalau cuman menyerahkan SK Penugasan kepada stafnya gak masalah sich karena ada garis komandonya, tetapi kalau tugas tugas yang sudah aku bagi lalu aku kerjakan sendiri, itu artinya sampean benar benar payah mas..

Mad Bullah :
lho...lho kok malah nyerang balik?

Cak Kasab :
Ya gak nyerang baliklah..., justru sampean itu yang nyerang, masa aku dituntut beri solusi juga, kan keakhlianku cuma mengkritik, mengoreksi, mengevaluasi, soal solusinya biar saja orang lain yang tertarik untuk memikirkan. Bagaimana baiknya kampung ini, maksudku kalau aku kritik masakan ini kurang sedap, maka jangan paksa aku untuk memberi solusinya, biarkan mereka para akhli masak saja yang memikirkan, apa mau ditambah bumbu penyedap, vetsin, kaldu, tulang tulang, gajih.... terserah.

Mad Bullah :
okey....okey aku nyerah, kalau itu mau sampran cak, lalu soal musyawarah tadi malam, gimana ceritanya kok sampek ngebuat sampean terkesima, emangnya ngebahas soal apa, apa di kampung ini akan dibangun em-ar-ti cak?

Cak Kasab :
Ngawur ae sampean itu mas...mas, naik oplet aja ongkosnya pakai nawar, apalagi em-ar-ti yang karcisnya mahal, bisa bisa em-ar-tinya jadi monumen belaka, hanya asik ditonton dan dibanggakan ceritanya

Mad Bullah :
lho gimana sampean itu cak, kalau emang gak ada yang dibahas? kok senengnya kayak kejatuhan duren aja.....

Cak Kasab :
ya juga sich...., maksud aku, materi dari nara sumber itu lho mas orginal banget gak kayak lainnya, yang mengevaluasi soal kedodoran disiplin, kekacauan keamanan, kekurangan pangan dan gizi, mlorotnya budaya dengan hal hal yang bersifat parsial, seperti gaji yang kecil, senjata yang jadul, tanah yang tandus, maraknya internet

Mad Bullah :
Terus.. terus....kalau bukan infra struktur yang jadi faktor penyebab lalu apa? ayo..... pasti dijawab Azab Tuhan, ya kan?

Cak Kasab :
Bukan..... sama sekali bukan

Mad Bullah :
SDMnya rendah, ya?

Cak Kasab:
Juga bukan......, bahkan beliaunya menafikan pendidikan formal yang bisanya cuma melegalisasi orang orang dungu dengan sertifikat dan ijazah

Mad Bullah :
Weih..... weih, jagoan banget orang itu, infrastruktur bukan, SDM juga bukan....., bimsalabim kale?

Cak Kasab :
Ternyata kuncinya mencapai hidup sejahtera, makmur sentausa simple banget mas, yaitu AKAL SEHAT

Mad Bullah :
Emangnya warga kampung sini, udah pada gak waras ya cak?, kok sampe diberi resep akal sehat ?

Cak Kasab :
Bukan gitu maksudnya mas, menurut beliau carut marutnya kehidupan di kampung ini, disebabkan semua penduduknya dungu, makanya diajak gunakan AKAL SEHAT, biar nasib kita gak kayak gine terus

Mad Bullah :
Bener kan......., asal tahu aja refleksi dari akal tidak sehat, disebut akal yang sakit, kalau akalnya sakit berarti sakit jiwa, gak waras itu difinisi aslinya, soal beliau menyebut dengan istilah "dungu" hehe biar kamunya saja tidak tersinggung

Cak Kasab :
Busyet.... malah sampean nuduh aku gak waras

Mad Bullah :
Bentar ....bentar jawab dulu pertanyaanku tadi, "Ya, apa tidak ?" Kalau sampean jawab "tidak", berarti benar kata orang yang nyeramahin sampean semalam, kalau sampean itu benar benar udah dungu, alias sakit jiwa, alias gak waras....masa diberi penjelasan gamblang, masih tetep ngeyel? tuh namanya dungu....tauk !

Cak Kasab :
?

Mad Bullah :
Kenapa diam cak? ayo terus semangat kayak tadi.....

Cak Kasab :
Abis masnya sich, ngebuat aku jadi terhina dibilang aku ini bangsa makhluk gak waras, alias edan, alias gendeng, alias gila......kan aku jadi malu mas.

Mad Bullah :
Ya udah......udah, gak usah dipikir terlalu dalem ntar rambut sampean pada rontok, botak apa kata bocah bocah nanti? "udah dungu botak lagi" ha ha ha..... Apa itu gak jadi masalah baru buat sampean cak?
Begini Cak....., menurut hemat aku, setiap hamba Allah atau manusia, sudah dijatah CPU AKAL SEHAT....siapapun itu, karena itu merupakan sunnatullah yang tidak boleh diragukan dan dibantah oleh siapapun. Sehingga kita jadikan dalil penegas dan pembeda antara manusia dan hewan

Cak Kasab :
Ck...ck....luar biasa, pantesan sampean selalu berpenampilan tenang, gak grusa grusu, gak tahunya ilmunya segudang.... terus... terus mas, aku jadi semangat lagi nich...

Mad Bullah :
Bukti bahwa manusia itu Allah beri CPU Akal Sehat, perhatikan dalam kehidupan keseharian manusia, saat beraktifasi dengan akalnya yang sehat, ketika mo makan, prosesnya begitu panjang dan rumit, mo maem aja....bikin scadul belanja bahan bahan di pasar, sebelum dimakan dimasak agar tidak sakit perut, saat mo dimakan diawali dengan doa, sebagai ungkapan rasa syukur atas rejeki yang diterima. Beda banget kan dengan kambing, bahannya asal ngembat milik siapun tanpa permisi, tidak diolah, begitu makan tanpa diawali basmalah.

Cak Kasab :
Subhanallah, berarti akalku sehat ya mas? aku gak dungu ya mas? aku waras ya mas? gak gila kan ! tetapi mengapa beliau bilang aku dungu?

Mad Bullah :
Lho kok tanya aku, tanya sana ke orang yang memberi pangkat sampean dungu itu cak
Ya...ya....begini nich, akibat-akibat yang muncul kalau dengerin orang ngomong gak pernah fokus....sibuk mainin HP, sibuk mencatat kesalahan orang yang berbicara kalau ada langsung diinterupsi.. semestinya sampean itu dengerin baik baik, biar berhikmah....cermati, tafakuri, dikaji.......
Mungkin yang dimaksud nara sumber tadi malam itu, istilah dungu dalam artian untuk hal hal yang bersifat substansi.
Emangnya tadi malam ngebahas apa, sich ?

Cak Kasab :
itu mas.....wacana pemilihan Lurah....

Mad Bullah :
Wualah mas mas pantesan..... kalau soal itu sich lain lagi masalahnya cak.....

Cak Kasab :
Kok bisa mas.....?

Mad Bullah :
Ya jelas aja......mas itu kan soql politik, sampean dibilang dungu oleh beliau karena Akal Sehatmu udah parah banget, maksudnya kalau sudah jelas jelas lurah yang lama itu (ingat, lho ya jangan asal) tidak becus memimpin kampung ini, lalu sampean terus ngotot, ngenyel, berteriak teriak mempengaruhi warga kampung untuk dipilih lagi, ya itu namanya dungu sedungunya....

Cak Kasab :
Aboo aboo.......kok malah jadi sadis gini mas...? nyebut dungunya berkali pakai rumus pangkat dua akar kuadrat segala...sadis.....sadis.

Mad Bullah :
Gak kliru ta cak? yang sadis itu otak lho.. udah tahu warga kampung sini, dibuat menderita oleh kepemimpinannya, malah warga dipaksa milih lagi......, itu namanya sadis, ingat pepatah arab kuno? yang mengatakan "sebodoh bodohnya keledai tidak mau jatuh ke satu jurang yang sama" masa sampean lebih dungu dari keledai ? yang bener aja......

Cak Kasab :
Kok dibilang dungu lagi? katanya tadi setiap manusia pasti Akalnya Sehat.
Gimana sampean ini mas, kok mencla mencle

Mad Bullah :
Lho siapa yang bilang Akal Sehat itu menjamin perbuatan manusia pasti baik? aku gak bilang gitu, sebab Allah SWT sudah menjelaskan tentang itu, coba perhatikan Surat QS Al A’raf 179 "Dan sesungguhnya Kami jadikan isi Neraka Jahannam kebanyakan jin dan manusia, mereka mempunyai hati (akal) tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) ....
Itu artinya bukan akalnya yang tidak sehat, kalau akalnya yang tifak sehat, namanya sakit jiwa atau orang gila. Dan setiap orang gila sudah tidak bisa memikirkan dan berpikir apa apa, kecuali menuruti insting jasmaninya saja.
Jadi ayat itu hendak menjelaskan kepada kita semua, bahwa ada contoh manusia yang sudah dikaruniai akal sehat oleh Allah, tetapi dirinya tidak mempunyai kemampuan untuk mengolah akal yang sehat itu menjadi berakal sehat, sehingga apapun yang dihadapi dan temui tidak bisa dikelola dan diklasifikasikan dengan baik mana yang dapat memberi manfaat, safaat serta mana yang justru mendatangkan mudharat baik bagi dirinya maupun orang lain, dikarenakan akalnya yang sehat itu sudah dibutakan oleh banyak hal diantaranya kebutuhan dan kepentingan fanatisme, materialisme, egoisme.

Cak Kasab :
Contohnya seperti apa, ya mas?

Mad Bullah :
contohnya..........? ya seperti sampean itu cak !

Cak Kasab :
?????

#kedaisufi #makrifat #lembagadzikirkasabullah #akalsehat