Profil

Sabtu, 23 Februari 2019

KEDAI SUFI KASABULLAH JILID 29



AKAL SEHAT BUKAN JAMINAN BERAKAL SEHAT
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah)

Tahun politik 2019, AKAL SEHAT belakangan ini menjadi "supremen" issu politik yang paling ampuh untuk menggerus elektabilitas calon penguasa yang menjadi saingannya.
Seakan 2 kata cantik AKAL dan SEHAT itu merupakan kosa kata baru yang belum pernah dikenal sebelumnya. Kehadirannya begitu memukau, menghipnotis para voter putar haluan menuju pilihan yang sulit, bila diikuti harus rela meninggalkan tokoh yang difanatiki dan biasa dielu elukan, sedang bila tidak diikuti, maka resikonya harus bersedia disebut sebagai "manusia dungu"

Cak Kasab :
ck....ck....luar biasa, aku benar benar puas mengikuti musyawarah warga di balai RW tadi malam

Mad Bullah :
Tumben sampean bersemangat cak, biasanya sepulang musyawarah ngedumel melulu, kok materinya ngalor ngidul, komsumsinya air doang, tempatnya panas, pokoknya nilai nilai absurd lainya turut mengantri untuk disebut...

Cak Kasab :
Kalau yang ini beda mas, pokoknya lain daripada yang lain dech, aku benar benar terkesima dibuatnya..... otakku seakan dicuci, dari kotoran kotaran doktrinasi pembodohan massal. Bahkan seandainya musyawarah itu diteruskan sampai pagi sekalipun aku betah, lho mas...

Mad Bullah :
kalau sampean sampai bilang begitu, berarti musyawarah itu, benar benar hebat dong, karena setahuku sampean dikenal srbagai tukang krodit nomor wahid di kampung ini, gak pernah sekalipun ada rasa puas atas ide cemerlang penguasa pada rezimnya, nafasmu selalu nyinyir, gesturmu selalu memperagakan ketidak sukaan

Cak Kasab :
jangan bilang gitu napa mas, seakan sampean itu mas mendiskripsikan kalau aku ini, buyutnya setan

Mad Bullah :
Abis mo bilang apa lagi cak? kalau kenyataannya emang gitu, kerjaan sampean kan cuman gritik sana gritik sini, sementara solusinya gak pernah ada....

Cak Kasab :
Lho lho....menurutku wajar sajalah... gak ada yang aneh, masa direktur yang sudah membagi habis tugas tugasnya pada stafnya, masih mo dikerjakan sendiri.... ? kalau cuman menyerahkan SK Penugasan kepada stafnya gak masalah sich karena ada garis komandonya, tetapi kalau tugas tugas yang sudah aku bagi lalu aku kerjakan sendiri, itu artinya sampean benar benar payah mas..

Mad Bullah :
lho...lho kok malah nyerang balik?

Cak Kasab :
Ya gak nyerang baliklah..., justru sampean itu yang nyerang, masa aku dituntut beri solusi juga, kan keakhlianku cuma mengkritik, mengoreksi, mengevaluasi, soal solusinya biar saja orang lain yang tertarik untuk memikirkan. Bagaimana baiknya kampung ini, maksudku kalau aku kritik masakan ini kurang sedap, maka jangan paksa aku untuk memberi solusinya, biarkan mereka para akhli masak saja yang memikirkan, apa mau ditambah bumbu penyedap, vetsin, kaldu, tulang tulang, gajih.... terserah.

Mad Bullah :
okey....okey aku nyerah, kalau itu mau sampran cak, lalu soal musyawarah tadi malam, gimana ceritanya kok sampek ngebuat sampean terkesima, emangnya ngebahas soal apa, apa di kampung ini akan dibangun em-ar-ti cak?

Cak Kasab :
Ngawur ae sampean itu mas...mas, naik oplet aja ongkosnya pakai nawar, apalagi em-ar-ti yang karcisnya mahal, bisa bisa em-ar-tinya jadi monumen belaka, hanya asik ditonton dan dibanggakan ceritanya

Mad Bullah :
lho gimana sampean itu cak, kalau emang gak ada yang dibahas? kok senengnya kayak kejatuhan duren aja.....

Cak Kasab :
ya juga sich...., maksud aku, materi dari nara sumber itu lho mas orginal banget gak kayak lainnya, yang mengevaluasi soal kedodoran disiplin, kekacauan keamanan, kekurangan pangan dan gizi, mlorotnya budaya dengan hal hal yang bersifat parsial, seperti gaji yang kecil, senjata yang jadul, tanah yang tandus, maraknya internet

Mad Bullah :
Terus.. terus....kalau bukan infra struktur yang jadi faktor penyebab lalu apa? ayo..... pasti dijawab Azab Tuhan, ya kan?

Cak Kasab :
Bukan..... sama sekali bukan

Mad Bullah :
SDMnya rendah, ya?

Cak Kasab:
Juga bukan......, bahkan beliaunya menafikan pendidikan formal yang bisanya cuma melegalisasi orang orang dungu dengan sertifikat dan ijazah

Mad Bullah :
Weih..... weih, jagoan banget orang itu, infrastruktur bukan, SDM juga bukan....., bimsalabim kale?

Cak Kasab :
Ternyata kuncinya mencapai hidup sejahtera, makmur sentausa simple banget mas, yaitu AKAL SEHAT

Mad Bullah :
Emangnya warga kampung sini, udah pada gak waras ya cak?, kok sampe diberi resep akal sehat ?

Cak Kasab :
Bukan gitu maksudnya mas, menurut beliau carut marutnya kehidupan di kampung ini, disebabkan semua penduduknya dungu, makanya diajak gunakan AKAL SEHAT, biar nasib kita gak kayak gine terus

Mad Bullah :
Bener kan......., asal tahu aja refleksi dari akal tidak sehat, disebut akal yang sakit, kalau akalnya sakit berarti sakit jiwa, gak waras itu difinisi aslinya, soal beliau menyebut dengan istilah "dungu" hehe biar kamunya saja tidak tersinggung

Cak Kasab :
Busyet.... malah sampean nuduh aku gak waras

Mad Bullah :
Bentar ....bentar jawab dulu pertanyaanku tadi, "Ya, apa tidak ?" Kalau sampean jawab "tidak", berarti benar kata orang yang nyeramahin sampean semalam, kalau sampean itu benar benar udah dungu, alias sakit jiwa, alias gak waras....masa diberi penjelasan gamblang, masih tetep ngeyel? tuh namanya dungu....tauk !

Cak Kasab :
?

Mad Bullah :
Kenapa diam cak? ayo terus semangat kayak tadi.....

Cak Kasab :
Abis masnya sich, ngebuat aku jadi terhina dibilang aku ini bangsa makhluk gak waras, alias edan, alias gendeng, alias gila......kan aku jadi malu mas.

Mad Bullah :
Ya udah......udah, gak usah dipikir terlalu dalem ntar rambut sampean pada rontok, botak apa kata bocah bocah nanti? "udah dungu botak lagi" ha ha ha..... Apa itu gak jadi masalah baru buat sampean cak?
Begini Cak....., menurut hemat aku, setiap hamba Allah atau manusia, sudah dijatah CPU AKAL SEHAT....siapapun itu, karena itu merupakan sunnatullah yang tidak boleh diragukan dan dibantah oleh siapapun. Sehingga kita jadikan dalil penegas dan pembeda antara manusia dan hewan

Cak Kasab :
Ck...ck....luar biasa, pantesan sampean selalu berpenampilan tenang, gak grusa grusu, gak tahunya ilmunya segudang.... terus... terus mas, aku jadi semangat lagi nich...

Mad Bullah :
Bukti bahwa manusia itu Allah beri CPU Akal Sehat, perhatikan dalam kehidupan keseharian manusia, saat beraktifasi dengan akalnya yang sehat, ketika mo makan, prosesnya begitu panjang dan rumit, mo maem aja....bikin scadul belanja bahan bahan di pasar, sebelum dimakan dimasak agar tidak sakit perut, saat mo dimakan diawali dengan doa, sebagai ungkapan rasa syukur atas rejeki yang diterima. Beda banget kan dengan kambing, bahannya asal ngembat milik siapun tanpa permisi, tidak diolah, begitu makan tanpa diawali basmalah.

Cak Kasab :
Subhanallah, berarti akalku sehat ya mas? aku gak dungu ya mas? aku waras ya mas? gak gila kan ! tetapi mengapa beliau bilang aku dungu?

Mad Bullah :
Lho kok tanya aku, tanya sana ke orang yang memberi pangkat sampean dungu itu cak
Ya...ya....begini nich, akibat-akibat yang muncul kalau dengerin orang ngomong gak pernah fokus....sibuk mainin HP, sibuk mencatat kesalahan orang yang berbicara kalau ada langsung diinterupsi.. semestinya sampean itu dengerin baik baik, biar berhikmah....cermati, tafakuri, dikaji.......
Mungkin yang dimaksud nara sumber tadi malam itu, istilah dungu dalam artian untuk hal hal yang bersifat substansi.
Emangnya tadi malam ngebahas apa, sich ?

Cak Kasab :
itu mas.....wacana pemilihan Lurah....

Mad Bullah :
Wualah mas mas pantesan..... kalau soal itu sich lain lagi masalahnya cak.....

Cak Kasab :
Kok bisa mas.....?

Mad Bullah :
Ya jelas aja......mas itu kan soql politik, sampean dibilang dungu oleh beliau karena Akal Sehatmu udah parah banget, maksudnya kalau sudah jelas jelas lurah yang lama itu (ingat, lho ya jangan asal) tidak becus memimpin kampung ini, lalu sampean terus ngotot, ngenyel, berteriak teriak mempengaruhi warga kampung untuk dipilih lagi, ya itu namanya dungu sedungunya....

Cak Kasab :
Aboo aboo.......kok malah jadi sadis gini mas...? nyebut dungunya berkali pakai rumus pangkat dua akar kuadrat segala...sadis.....sadis.

Mad Bullah :
Gak kliru ta cak? yang sadis itu otak lho.. udah tahu warga kampung sini, dibuat menderita oleh kepemimpinannya, malah warga dipaksa milih lagi......, itu namanya sadis, ingat pepatah arab kuno? yang mengatakan "sebodoh bodohnya keledai tidak mau jatuh ke satu jurang yang sama" masa sampean lebih dungu dari keledai ? yang bener aja......

Cak Kasab :
Kok dibilang dungu lagi? katanya tadi setiap manusia pasti Akalnya Sehat.
Gimana sampean ini mas, kok mencla mencle

Mad Bullah :
Lho siapa yang bilang Akal Sehat itu menjamin perbuatan manusia pasti baik? aku gak bilang gitu, sebab Allah SWT sudah menjelaskan tentang itu, coba perhatikan Surat QS Al A’raf 179 "Dan sesungguhnya Kami jadikan isi Neraka Jahannam kebanyakan jin dan manusia, mereka mempunyai hati (akal) tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) ....
Itu artinya bukan akalnya yang tidak sehat, kalau akalnya yang tifak sehat, namanya sakit jiwa atau orang gila. Dan setiap orang gila sudah tidak bisa memikirkan dan berpikir apa apa, kecuali menuruti insting jasmaninya saja.
Jadi ayat itu hendak menjelaskan kepada kita semua, bahwa ada contoh manusia yang sudah dikaruniai akal sehat oleh Allah, tetapi dirinya tidak mempunyai kemampuan untuk mengolah akal yang sehat itu menjadi berakal sehat, sehingga apapun yang dihadapi dan temui tidak bisa dikelola dan diklasifikasikan dengan baik mana yang dapat memberi manfaat, safaat serta mana yang justru mendatangkan mudharat baik bagi dirinya maupun orang lain, dikarenakan akalnya yang sehat itu sudah dibutakan oleh banyak hal diantaranya kebutuhan dan kepentingan fanatisme, materialisme, egoisme.

Cak Kasab :
Contohnya seperti apa, ya mas?

Mad Bullah :
contohnya..........? ya seperti sampean itu cak !

Cak Kasab :
?????

#kedaisufi #makrifat #lembagadzikirkasabullah #akalsehat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar