PERSEKUSI
HALUSINASI SORGA
Oleh :
R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah)
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah)
Cak Kasab :
Waduh......waduh...ngeri
ngeri, mas aku liat siaran di tipi, anak kecil didatangi orang dewasa ramai-ramai......
Mad Bullah :
Wah alamat bangus tuh...gak biasanya orang dewasa perhatikan pendapat anak kecil.....yang
ada justru dilecein...... kok anak ingusan,....anak bau kencur,.....anak
kemaren sore......berarti penduduk kampung sine udah mulai maju....cak
Cak Kasab :
Maju.....maju..... gundulmu
itu mas......?
Mad Bullah :
Lhoh .....gimana
sampean itu cak, tadi bilang orang dewasa ramai ramai datangi anak kecil, biasanya
kalau anak kecil kasi pendapat kan disuruh minggir, sekarang kok malah tertarik
untuk ditanggapi........apa itu bukan kemajuan cak?
Cak Kasab :
Masalahnya bukan
diapresiasi mas, melainkan anak kecil itu dituding tuding,digebrak gebrak sampai
depresi
Mad Bullah :
Masyaallah......sampean itu kasi berita hoax atau serius ta, cak?
Masyaallah......sampean itu kasi berita hoax atau serius ta, cak?
Cak Kasab :
Ya seriuslah mas,
makanya sampean itu jangan putar tasbeh terus biar tahu situasi di lingkungan
kita
Mad Bullah :
Ekh, denger ya
kupingmu lebar lebar......apa putar tasbeh begini perbuatan jelek?
Cak Kasab :
Ya kurang baiklah mas, karena orang
baik itu kata Rosulullah “khoirunnas anfa ahum linnas” yaitu apa yang dilakuin disamping ada manfaat
untuk dirinya juga ada manfaat bagi orang lain, sedang mas cuma dzikir terus terusan itu kan untuk
kepentingan mas sendiri, sekali waktu buat sesuatu untuk orang lain gituh?
Mad Bullah :
Astargfirullah...terimakasih
cak, atas masukannya...terus gimana ceritanya tentang anak tadi
Cak Kasab :
Gak tahu ya mas, pokoknya anak itu
diberitakan diperkusi
Mad Bullah :
Hahaha......perkusi itu alat alat musik cak...... yang dimainkan
dengan cara dipukul,dikocok dan digesek kayak beduk,rebana,tamboren,snare bass,
bass drum, gong, cymbals, triangle, maracas, piano, timpani dan semacamnya
Cak Kasab :
Ck....ck...ck...sampean
itu kyai apa pemain band mas, kok bisa afal dengan alat alat musik....
Mad Bullah :
Lho gimana sampean
itu cak..cak, ganteng ganteng gine kan aku guru Seni Budaya di SMA Negeri
Cak Kasab :
Oh ya sorry....sorry, aku lupa.....pokoknya gine mas, yang aku dengar anak itu
diperkusi oleh segerombolan orang dewasa, lalu mengintimidasinya lantaran dia memposting
pendapatnya di metsos yang bernada satir kepada pimpinan kelompoknya
Mad
Bullah :
Wualah.......cak...cak
maksudnya “Persekusi” tah? Kalau itu artinya beda yaitu “suatu tindakan menginstruksikan massa untuk memburu target yang sudah
diketahui identitasnya, foto alamat kantor/rumahnya
Cak
Kasab:
Yaya betul itu maksudku mas, kalau
menurut sampean gimana itu mas?
Mad Bullah :
Menurut aku? Ya gak tahulah....kan aku bukan pemegang
kekuasaan, tetapi kalau menurut hukum positif di kampung ini dan menurut hukum
agama, jelas tindakan itu melampaui batas,melawan hukum dan salah
Cak Kasab :
Terus
salahnya gimana?
Mad Bullah :
Gine...gine...sebelum
aku membahas dari perspektif hukum positif dan hukum islam, kita kembali kepada
inner beauty personal, kalau memang sudah tahu pelakunya adalah anak-anak
kenapa harus didatangi ramai-ramai? Kan bisa saja didatangi sendirian dan
temuin orangtuanya agar anaknya diarahkan, dia kan masih tanggungan orangtuanya
betul gak?. Model model persekusi kayak gine sekarang malah ngetrend dan fenomenal lho cak, lihat tuh
kasus Ahok yang cuma satu orang hampir sebagian besar penduduk kampung kita
ngluruk kesana.....kenapa yang keberatan
kok tidak mendatangi secara gentle (kayak orang madura) kemudian memberi saran
dan masukan kepada mereka, bahwa apa
yang dilakukan itu tidak benar, baru ketika yang bersangkutan tidak mau dan “melawan”
dilanjutkan ke ranah hukum......kalau sikap itu yang dikembangkan pasti kampung
ini gak bakalan ribut ribut terus.
Cak Kasab :
Subhanallah....saya
amat setuju mas dengan pendapat sampean. Lalu bagaimana dalam pandangan hukum
negara dan agama mas?
Mad Bullah :
Bagi yang memposting dengan tuduhan tertentu dapat
diperkarakan berdasar UU ITE Pasal 27 ayat (3) dan KUHP Pasal 310 ayat (1) Barang
siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan
sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum, diancam
karena pencemaran dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Sedang bagi mereka yang keberatan nama baiknya
dihancurkan kalau tidak menggunakan jalur hukum melainkan melakukan tindakan
sendiri atau disebut persekusi maka akan dijerat melalui KUHP, seperti pengancaman pasal 368, penganiayaan 351,
pengeroyokan 170, dan lain-lain," .
Cak Kasab :
Nah itu kan udah
jelas ya mas, tetapi kenapa penduduk kampung ini justru lebih memilih melanggar
hukum, kayak hidup di negeri bar bar aja......., terus mas kalau dalam
pandangan agama
Mad Bullah :
Em......em...........
Cak Kasab :
Kenapa
diam mas? ayo teruskan.......!
Mad Bullah :
Aku kok jadi malu ya cak
menjelaskannya? soalnya yang melakukan itu justru manusia-manusia yang
memproklamirkan diri sebagai orang akhli agama, tetapi mengapa kok justru
bertentangan dari ruh islam yang rakhmatan lil alamin? Lalu dalil apa yang dijadikan rujukan? Kalau menggunakan
dalil Al Qur’an Surat Asy-Syura
ayat 40
yang berbunyi “Dan balasan suatu kejahatan adalah
kejahatan yang serupa. Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya
atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang
zalim.” Semestinya kalau mereka ingin
MEMBALAS DENGAN KEADILAN (1), balas saja via metsos atau dengan yang serupa.
Kalau mau MEMBALAS DENGAN KEMULYAAN (2), ya maafkan saja toh dalam ayat itu
Allah tetap lebih suka apabila hambanya memilih jalur memaafkan dengan iming-iming pahalanya luar
biasa. Kalau yang dilakukan persekusi berarti mereka lebih memilih MEMBALAS
DENGAN CARA YANG ZALIM (3) padahal Allah
sama sekali tidak suka kepada orang orang zalim
Cak
Kasab :
Luar
biasa pendapat sampean mas..
Mad Bullah :
Huss itu bukan
pendapatku tauk, tetapi pendapat Al Qur’an khususnya Surat Asy-Syura ayat 40 yang aku urai maknanya menjadi begitu.......soal
sampean berpendapat lain monggo silahkan,karena amal perbuatan itu ditanggung
nafsi nafsi bukan ditanggung bos kita, paham. Jadi jangan mimpi sampean itu
berbuat gitu nanti bosnya yang nanggung perhatikan ne ayatnya "Jika kamu berbuat baik, berarti kamu
berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan
itu untuk dirimu sendiri." (QS. Al-Isra:7)
Cak
Kasab :
Sampean enak saja bilang gitu, karena sampean guru, kalau aku
kan jemaah gimana menolaknya kalau
guruku menyuruh gitu?
Mad Bullah :
Aku
sangat memahami tentang ketoatan sampean pada gurumu, oleh karena itu Allah
bekali dengan suatu pesan “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan
cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada
permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Dan sifat-sifat
yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan
tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang
besar.” ( Qs. Fushshilat: 34-35)
Cak
Kasab :
Mungkin
ada contoh yang lebih seru lagi mas...... soal persekusi sehingga aku menjadi
lebih yakin dan mantap
Mad Bullah :
Okey....okey boleh.........tetapi ne agak panjang dikit ya ? soalnya yang mo djelaskan ini “kisah” Tentang keteladanan Rosulullah Muhammad SAAW yang
wajib kita toati kalau memang kita mau diakui ummatnya dan golongannya “di sudut pasar Madinah Al Munawarah ada
seorang pengemis tua,buta dari bangsa yahudi, Rosulullah sangat simpati dan
empati kepadanya sehingga setiap harinya diberinya makan dengan cara disuapi
dan saat disuapi orang itu selaruh berseloroh “Wahai saudaraku, jangan
dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir.
Apabila kalian mendekatinya, maka kalian akan di pengaruhinya.” Hebatnya baginda Rosul sekalipun dibuli
begitu tidak lantas marah dan berhenti memperhatikan orang itu, tiap pagi tetap
didatangi dan disuapi dengan tetap dipesan seperti sebelimnya, padahal seandainya
baginda Rosul marah dan berhenti menurut kita manusiawi, lalu lebih sakit mana
dibuli lewat metsos dengan secara langsung? Itulah akhlak penghulu kita.
Singkat cerita kegiatan Rasulullah SAAW tersebut dilakukan
hingga wafat, sepeninggal beliau pengemis tua itu tidak ada lagi yang sudi membawakan
makanan dan menyuapinya.
Atas tawaran Aisyah kepada Abu Bakar ra bahwa “Setiap
pagi, Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar membawakan makanan untuk
seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana“ akhirnya tugas itu digantikanya
oleh Abu Bakar, begitu makanan itu disuapkan sontan saja pengemis itu marah
sambil berteriak: “Siapa kamu!” Abu Bakar menjawab: “Aku orang yang biasa“.
“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku.” sahut pengemis buta itu.“Aku
memang bukan yang biasa datang kepadamu, Aku sahabatnya lanjut abu bakar. Orang
yang mulia itu sekarang telah tiada. Ia adalah Muhammad, Rasulullah saw. yang
sering anda maki dan fitnah” “Benarkah
demikian?”, saut pengemis, spontan
kepalanya tertunduk air matanya terus berlinang “Selama ini aku selalu
menghinanya dan memfitnahnya”, Tetapi ia tidak pernah marah kepadaku, sedikitpun!”tandas
pengemis itu “Ia selalu mendatangiku, sambil menyuapiku dengan cara yang sangat
lemah lembut” menahan kesedihan sambil berteriak
teriak, “Ia begitu mulia !Ia begitu mulia…!” tiba-tiba kepalanya didongakkan ke langit biru. Kedua
tangannya dibuka lebar layaknya berdoa kemudian kembali duduk simpuh seraya bersyahadat dihadapan Abu Bakar. Jadilah
pengemis itu seorang muslim yang berserah diri kepada Allah SWT.
Mad Bullah :
Subahanallah......subhanallah.....luar
biasa keteladanan beliau.....lalu masih bisakah kita berharap surga kalau yang dilakukan tidak sesuai dengan apa yang ditauladankan
Rosulullah Muhammad SAAW?
Mad Bullah :
Bisa.....asal dalam halusinasimu
saja......
Mad Bullah :
???
@eko bagus julianto_ subhanallah alhamdulillah... Kedai sufi kasabullah ini menghibur, menarik sekali dan sangat bermanfaat bagi kita... Congratulation
BalasHapus