Profil

Senin, 21 November 2016

Kedai Sufi Kasabullah Jilid 12



TERSANGKA YANG TIDAK DISANGKA SANGKA

Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd 
Pimpinan Pusat - Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia

“Gonjang ganjing” seputar politik negeri ini, tak luput dari perbincangan hangat antara Cak Kasab dan Mad Bullah di kedai Sufi, kesayangannya
Cak Kasab :
Ck......ck.....ck sampean itu kalau  aku pikir lama lama  bisa  jadi edan sendiri?
Mad Bullah :
Lho? Emangnya kenapa cak.... kok sampean malah sinis begitu...?

Cak Kasab :
Abis mereka - mereka yang beraliansikan islam dengan nama kelompok masing-masing serta bendera kebesarannya pada ngluruk ke Jakarta, sampean malah kongkow kongkow di sini.....wes...wes gak internasional blas...mas....mas
Mad Bullah :
oh mikirin soal itu ta, yang bikin sampean mo gila?

Cak Kasab :
ya yalah, abis sampean sich gak punya kepekaan sama sekali, islam sudah diinjak injak sedemikian rupa sampean malah tenang-tenang aja, padahal sedikit sedikit sampean ngebahas soal islam, nyatanya? Asbun alias asal bunyi
Mad Bullah
ngene lo cak, setiap manusia itu kan punya sudut pandang masing masing baik dari sisi merespon kesalahannya maupun merespon jalan keluarnya

Cak Kasab :
O kalau begitu cara pandang sampean dengan jutaan orang yang berunjuk rasa damai 4 November lalu itu beda ya......
Mad Bullah :
Ya jelas dong...........aku ini kan abdi negara dan abdi masyarakat, apalagi kebetulan aku ini sebagai tenaga pendidik masa mau ninggalin tugas mengajar dan menelatarkan peserta didik, cuma gara gara hal satu orang yang sebenarnya sudah ada yang ngurus yaitu depag, kepolisian, kejaksaan dan kehakiman. Selain itu aku iki mau tidak mau kan pejabat publik yang harus memberi tauladan yang baik kepada masyarakat bagaimana caranya agar mereka tidak terinspirasi dengan tindakanku menyelesaikan setiap persoalan dengan unjuk rasa, masih banyak cara terhormat yang menunjukkan kalau kita itu orang berpendidikan,bermoral dan berakhlak mulia

Cak Kasab :
Tapi mas kalau tidak diunjuk rasa, kasus itu kan pasti dipeti eskan?
Mad Bullah :
Nah....... apriori seperti sampean itu cak.....yang membuat, aparatur negara kita tidak pernah bisa bekerja dengan baik, karena rakyatnya selalu membangun mosi tidak percaya, sedang yang dituntut bagaimana caranya mereka bekerja dengan baik, ya tidak bisa dong........biarkan dulu mereka bekerja, baru kita evaluasi

Cak Kasab :
Oke...oke....aku paham, cuman jawaban sampean itu, kayak ngambang gitu.....pasti ada rahasia lain kenapa sampean tidak ikut unjuk rasa, ayo jawab yang jujur sampean itu mursid lho ya.....
Mad Bullah :
Benar kan? Orang sudah berkata benar masih saja dicurigai.....

Cak Kasab :
Abis jawaban mas itu datar datar saja, kayak bukan jawaban seorang sufi, ayo dong mas jelasin kenapa sampean gak ikut ngluruk....
Mad Bullah :
Subhanallah....................baiklah, sebenarnya ada juga sich keinginan datangi Ahok, cuman bukan mau marah melainkan ngucapin “terimakasih”

Cak Kasab :
Lho kok malah ngucapin terimakasih, yang bener aja mas.....itu berbahaya, didengar orang islam sampean itu bisa dihabisin!
Mad Bullah :
Sampean itu orang islam apa orang yahudi atau orang nasrani sich? Kalau orang islam kenapa sampean kok tidak menghabisi aku saja seorang diri, biar gak jadi issu nasional? Takut ya kalau sendirian....jadi islam itu beraninya kalau kumpul kumpul sampai mencapai satu juta, baru pede melawan satu orang, gitu.......? gak lucu tauk!

Cak Kasab :
????
Mad Bullah :
maksudku begini, Surat Al Maidah ayat 51itu sejak 1438 tahun yang silam kan sudah ada, tetapi mengapa kita baru merasa memiliki dan baru nyadar kalau menempatkan pemimpin yang tidak seagama itu sama halnya dengan menggolongkan stafnya sama dengan pemimpinnya, Memang sich secara ucapan Ahok itu menistakan agama, tapi secara perbuatan justru pejabat yang menempatkan pimpinan non muslim pada staf yang mayoritas muslim itu sama dengan penistaan agama...belum lagi kita sendiri sebagai pemberi suara saat pemilu yang memilih pemimpin non muslim sampai bisa terpilih dan memangku jabatan politik itu bisa juga dikatagorikan  menistakan agama......pokoknya awak awak iki pelaku penistaan agama yang sebenarnya. Bukan mereka yang keceplosan ngomong....

Cak Kasab :
????
Mad Bullah :
Hampir setiap kita ummat muslim secara perbuatan menistakan agama, Allah tidak menyuruh korupsi kita tetap saja korupsi......itu namanya menistakan agama, kalau gak ingin disebut menistakan agama keluar saja dari islam karena islam tidak mengajari korupsi, tapi bangsa ini kan sudah terlalu nyaman dengan menghakimi setiap pendusta agama itu dengan “apa yang mereka ucapkan” bukan apa yang mereka lakukan......aliran sesat misalnya, kan mereka salah ngomong mengaku tuhan mengaku nabi, padahal dibalik pengakuannya itu dalam praktiknya dia tidak punya kekuasaan sama sekali, ada kalanya orang itu selalu meneriakkan Allahuakbar, tapi perbuatannya melebihi kekuasaan Allah. Semua apa katanya, kalau Allah yang Maha Kuasa dan Maha Besar saja, masih ada Rakhman –Rakhimnya berupa pengampunan, tapi mereka yang menjadikan dirinya Tuhan yang tampak justru “tiada maaf bagimu” secara logika semestinya yang sesat itu diarahkan bukan dihabisi. Yang bener saja masa polisi melihat ada pengendara salah jalan langsung ditembaki? Kan biasanya diarahkan....ke jalan yang benar.

Cak Kasab :
Lalu mas tadi bilang mau bilang terima kasih itu, maksudnya apa?
Mad Bullah :
Maksudnya gine lho cak  Surat Al maidah ayat 51 menjadi sangat populer dan dipahami oleh sebagian besar ummat islam di Indonesia gara-gara Ahok comen, padahal para Ulama,Kyai,Ustat dan Guru Mengaji sering mengungkap tentang makna ayat tersebut, tetapi tidak satupun dihiraukan, buktinya mereka fun fun saja memilih pemimpin yang non muslim dan yang tidak kalah menariknya adalah akibat dari koar-koar Ahok surat Al Maidah ayat 51 baru diketahui bahwa satu satunya yang menafsir “auliyah dengan sebutan Pemimpin” adalah Departemen Agama Republik Indonesia, sedang tafsir secara internasional seperti Abdullah Yusuf Ali, Ibnu Katsir menyebutnya dengan istilah “friend and protector” = pertemanan atau persahabatan. Tafsir versi Depag kalau di Internasionalkan agak rancu apabila digunakan, sebab apapun alasannya islam itu identik dengan Rakhmatan lilalamin, lalu apa jadinya kalau ternyata islam itu sudah bersifat Ekslusif?

Cak Kasab :
Nah sekarang aku mulai nyambung mas, benar apa yang mas sebutkan tadi, buktinya kita jadi anggota PBB,UNICEP,UNESCO dan organisasi iternasional lainnya yang rata-rata pemimpinnya non muslim, yang didalam keanggotaannya ada dari Timur Tengah,Emirat Arab,Malaysia,Brunai dan Indonesia sendiri, mereka tidak gerah ya dikatakan termasuk golongannya?
Mad Bullah :
Ya begitulah fakta dan kenyataannya, kadang kita mempermasalahkan yang kecil-kecil sedang yang besar-besar dianggap bukan domainnya

Cak Kasab :
Sebenarnya seperti apa sich mas, kedudukannya?
Mad Bullah :
Ya sebenarnya surat dan ayat itu Allah turunkan disaat terjadinya perang tabuk-uhud dimana seorang tokoh munafik bernama Abdullah bin Ubay bin Abi Salul membangun masjid tandingan tempat berkumpulnya orang Yahudi dan Nasrani menghimpun kekuatan melawan Pasukan Nabi Muhammad SAW, sehingga Allah melarang dan membatasi ummat Muhammad SAW berteman dan bersahabat dengan mereka (dalam strategi perang agar ada kejelasan mana lawan dan mana kawan,disamping itu agar tidak ada bocoran informasi penting) akan tetapi 2 bulan kemudian atau paska peperangan Rosulullah Muhammad SAW dengan kemulyaan Akhlaknya jiwa kenegarawannya yang luar biasa justru orang-orang nasrani dijadikan sahabat dalam membangun kerjasama perekonomian diantaranya bernama Yuhana bin Raibah

Cak Kasab :
Subhanallah.......aku menjadi sangat terharu mendengarnya mas,kalau begitu Depag itu salah banget ya mas menafsir Auliya dengan sebutan pemimpin?
Mad Bullah :
Ya gak juga......

Cak Kasab :
Lho kok nggak salah mas?
Mad Bullah :
Abis kalau yang dimaksud pemimpin itu adalah pemimpin sholat, misalnya orang yahudi atau nasrani jadi imam sedang kita berada dibelakangnya sebagai makmum?

Cak Kasab :
Kwakak...kak.....kak...... sampean bisa aja mas.......sungguh sampean seorang tersangka yang tidak disangka-sangka? #kasabullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar