JANGAN SAMPAI TERJADI 2 PUTARAN
KALAU TIDAK MAU CELAKA
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah)
Kadang walau kita sudah sering mendapat pencerahan bahwa melakukan dua kali putaran itu sebagai jalan yang tidak mendasar, tetapi dalam sudut hati kecil tetap saja memaksakan diri bahwa itu sebagai suatu keputusan yang terbaik dibanding satu kali putaran, dengan dalih banyak orang yang melakukan sehingga sekalipun makruh tetap saja dianggap ingkrah dan syah .
Mad Bullah :
Terkadang di tengah malam buta......kalau aku bertafakkur, suka tertawa sendiri kepada tingkah polah bangsa ini........
Terkadang di tengah malam buta......kalau aku bertafakkur, suka tertawa sendiri kepada tingkah polah bangsa ini........
Cak Kasab :
Emangnya, sampean merenungkan soal apa mas, kok sampe bikin tertawa sendiri ?
Emangnya, sampean merenungkan soal apa mas, kok sampe bikin tertawa sendiri ?
Mad Bullah :
La ya, orang itu kan sudah dipermudah dengan satu kali putaran, kok bisa-bisanya memilih yang ribet dengan dua kali putaran
Cak Kasab :..
Abis mau gimana lagi mas kalau kenyataannya emang gitu......
Abis mau gimana lagi mas kalau kenyataannya emang gitu......
Mad Bullah
Justru......itu cak yang bikin aku tertawa sendiri
Justru......itu cak yang bikin aku tertawa sendiri
Cak Kasab :
e....ayalah kirain tertawain apa?
e....ayalah kirain tertawain apa?
Mad Bullah :
Maunya apa sich kita ini.....? kok sukanya membuat dan memilih jalan yang aneh-aneh padahal seandainya menjalani yang normatif sesuai kaidahnya, toh justru kita lebih diuntungkan sehingga gak buang-buang waktu, tenaga dan biaya
Cak Kasab :
Tetapi mereka lakukan itu kan demi tegaknya hukum dan syahnya pilihan mas
Tetapi mereka lakukan itu kan demi tegaknya hukum dan syahnya pilihan mas
Mad Bullah :
Justru yang aku bahas ini soal hukum dan syahnya pilihan cak, bukan soal apa.......
Justru yang aku bahas ini soal hukum dan syahnya pilihan cak, bukan soal apa.......
Cak Kasab :
Ya sudah tahu mas, tetapi kalau kenyataannya pilihan mereka tidak mencapai target kan sesuai aturan yang berlaku perlu putaran kedua
Ya sudah tahu mas, tetapi kalau kenyataannya pilihan mereka tidak mencapai target kan sesuai aturan yang berlaku perlu putaran kedua
Mad Bullah :
Nah di situ itu kunci jawabannya cak......, karena kita sudah membentuk menset budaya salah dengan adanya sediaan iming-iming putaran kedua, akhirnya kita cenderung berobsesi melakukan putaran pertama dengan ala kadarnya yang penting udah menggugurkan niat sudah selesai, tanpa mempertimbangkan faktor nawaituh yang pasti bahwa pilihan pertama yang kita lakukan ini semata-mata untuk dipertanggungjawabkan sebagai kebaikan dan keselamatan bagi kehidupan kita pada masa yang akan datang. Kenapa mesti kepo, dengan mencadangkan akan dibayar lunas syah dan menyakinkan pada putaran kedua?
Cak Kasab :
Ya tidak begitu juga mas, emangnya sampean bisa menilai hati mereka ya mas? kok begitu detailnya...menganalisa
.Mad Bullah :
Diakui atau tidak toh kenyataannya emang gitu cak, buat apa ada putaran kedua kalau tidak mendasar
Cak Kasab :
Justru apa yang mereka lakukan itu dasarnya jelas mas, kalau hasil perhitungan dari KPUD kurang dari 50 plus satu maka wajib hukumnya diadakan putaran kedua, hehehe ngomong ngomong sampean dulu nilai pe em pe nya dapat berapa mas, kok oon banget?
Mad Bullah :
Ha....ha....ha.....
Ha....ha....ha.....
Cak Kasab :
Lho kok malah balik tertawa, emangnya ada yang lucu, ta mas?
Lho kok malah balik tertawa, emangnya ada yang lucu, ta mas?
Mad Bullah :
Ha ha ha gimana aku gak tertawa cak? sampean ke timur aku ke barat....gak nyambung, tauk
Cak Kasab :
Maksudnya....?
Maksudnya....?
Mad Bullah :
Siapa juga yang ngebahas pilkada?
Siapa juga yang ngebahas pilkada?
Cak Kasab :
Lho gimana mas? kirain sampean mulai tadi ngebahas soal pilkada DKI yang tidak mencapai suara signifikan sehingga paslon Ahok dan Anies perlu diadakan putaran kedua
Mad Bullah :
Ooo wualah sampean itu cak...cak..., masa potongan kayak aku ini pantas ngebahas politik?
Ooo wualah sampean itu cak...cak..., masa potongan kayak aku ini pantas ngebahas politik?
Cak Kasab :
Ya pantas ajalah mas......, sekarang itu mas udah zamannya dari petani hingga menteri kan faseh-faseh ngebahas soal gonjang-ganjing politik, sampe aku bingung sendiri mana yang politikus dan mana yang berpolitik...lagian sampean juga sich mas, tadi langsung ngebahas putaran kedua, sampean kan tahu sendiri kalau kita sebagai bangsa Indonesia hampir tiap saatnya selalu dipaksa memikirkan carut marutnya politik sampe lupa benah-benah ekonomi dan memikirkan membengkaknya angka pengangguran, jadi begitu sampean ngomong putaran kedua langsung filingku ke pilkada....busyet...busyet
Mad Bullah :
Makanya lain kali kalau ada orang lagi bicara sampean dengerin dengan seksama jangan suka potong sana potong sini baru kalau gak jelas tanya substansinya, biar alam ini tentram jadinya
Cak Kasab :
Ok....oke pak ustat, pak kyai,pak mursid, guruku yang tercinta..... sampean mo ngebahas soal apa mas?
Mad Bullah :
Itu lho cak, soal sholat sunnah Witir..kan sampe sekarang masih menjadi perdebatan bathin yang tidak terselesaikan, boleh tidaknya melakukan putaran ke dua
Cak Kasab :
La itu bangus mas, kita sebaiknya ngebahas kehidupan di akhirat saja agar nantinya kita tidak merugi pada putaran kedua, masa udah di dunia hidupnya gak bahagia ntar diakhiratnya juga gak bahagia.... jadi manusia celaka macam apa ki ini?
Mad Bullah :
Sebenarnya saudara-saudara yang memilih melakukan sholat witir 2 dalam semalam itu tidak mendasar, sebab sholat witir itu dimaksudkan sebagai penutup qiyamul lail, masa ada acara penutupan dua kali? Yang pasti kalau kita mengacu kepada hadits shoheh dan pendapat ulama salaf sholat witir itu cukup dilakukan satu kali,
عَنْ طَلْقِ بْنِ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ: لاَ وِتْرَانِ فِي لَيْلَةٍ
Dari Thalq bin Ali, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidak ada dua witir dalam semalam.’” (Hr. Ahmad )
Dengan begitu apabila kita masih menganggap melakukan sholat witir 2 kali putaran itu sebagai keputusan terbaik kan justru jatuh pada pilihan celaka karena ibadah yang kita lakukan itu tidak disyariatkan dan setiap ibadah kepada Allah wajib hukumnya melaksanakan sesuai dengan syariat dan ketetapanNya saja, selebihnya kalau tidak haram ya makruh, pendukung lainnya yang tidak mensyariatkan sholat witir 2 kali, hadits Rosulullah Muhammad SAAW
لاَ وِتْرَانِ فِي لَيْلَةٍ
“Tidak ada dua witir dalam satu malam.” (Hr. Ahmad: 15704, Abu Daud: 1227, Nasa’i: 1661, dan Tirmidzi: 432; dinilai shahih oeh Ibnu Hibban)
اِجْعَلُوْا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
“Jadikanlah shalat witir sebagai penutup shalat malammu.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Cak Kasab :
Lalu bagaimana dengan sabda Rosulullah Muhammad SAAW yang menerangkan begini,
مَنْ خَافَ أَنْ لاَ يَقُوْمُ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوْتِرْ أَوَّلَهُ، وَمَنْ طَمَعَ أَنْ يَقُوْمَ آخِرَهُ فَلْيُوْتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ
“Barangsiapa merasa khawatir tidak bisa bangun pada akhir malam, hendaklah dia mengerjakan shalat witir pada awal malam (sebelum tidur). Serta, barangsiapa mampu bangun pada akhir malam, hendaklah ia berwitir pada akhir malam.” (Hr. Muslim)
Itu artinya kan boleh mas, kita mengerjakan sholat witir 2 kali putaran?
Mad Bullah :
Ya boleh, tapi hadits itu kan tidak bermakna keduanya harus dikerjakan, melainkan keduanya syah hukumnya dikerjakan apabila kita terkondisi pada pilihan yang ditawarkan dan kita sedang berada di dalamnya, maksudnya kalau kita kawatir tertidur silahkan sholat witir sebelum tidur atau kalau kita yakin bisa bangun tengah malam misalnya menggunakan alarm atau berpesan kepada keluarga untuk dibangunkan maka silahkan lakukan sholat witir saat terbangun.
Cak Kasab :
Lalu bagaimana mas, kalau saat memasuki bulan ramadhan kan biasanya imam sholat tarawih imamnya memimpin sholat witir juga sedang kita punya istiqomah sholatul lail?
Mad Bullah :
Nah itulah ciri-ciri untuk membedakan produk ibadah dari siapakah ibadah itu disyariatkan, kalau dari Allah SWT biasanya tidak ada perdebatan sedikitpun, tetapi kalau syariat itu produknya manusia yang tidak takdim kepada Rosulullah Muhammad SAAW pasti akan menjadi perdebatan berkepanjangan dan memperlebar jurang hilafiyah....
Terimakasih atas ptunjuk guru
BalasHapusAlhamdulillah....
HapusTrmksh guru atas petunjuk ny
BalasHapusTrmksh guru atas petunjuk ny
BalasHapusTrmksh guru atas petunjuk ny
BalasHapusTrmksh guru atas petunjuk ny
BalasHapusAlhamdulillah trimakasih Guru dengan petunjuk serta ilmu yang bermanfaat bagi murid,aamiin
BalasHapusTerimakasih Guru atas petunjuknya.
BalasHapus