Profil

Jumat, 07 April 2017

Kedai Sufi Kasabullah jilid 25



“ MENGENCINGI AIR ZAM ZAM “


Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd 
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah)


Cak Kasab :
Mas sampean sudah lihat ribut-ribut soal ketua DPD di tipi?

Mad Bullah : 
ya walau gak lihat tv, saya tetap bisa tahu melalui pendengaran, cak


Cak Kasab : 
wah hebat ......kok bisa gitu mas, ayo ajari aku mas biar gak usah repot liat  tipi, soalnya tarip listrik 900 pada naik?


Mad Bullah :
ilmu kok diajari? Dituntut dong biar hasilnya banyak dan barokah.......


Cak Kasab :
Maksudku gitu mas, bukan menunggu orang anterin ilmu..... kalau kayak gitu kapan bertambahnya? Tadi aku kan udah nuntut sampean tuk diajari....sampean aja yang gak paham

Mad Bullah : 
ooo gitu ok...ok, begini cak yang namanya perbuatan manusia, baik dan buruk itu tetep akan sampai juga kepada telinga siapapun yang mendengarnya. Itu sebagai bukti rakhman rokhim Allah kepada hamba hambanya, Agar kalau baik  jadi contoh dan apabila buruk biar dijadikan peringatan  dan bagi yang  bersangkutan  agar segera insyaf dan bertaubat, Apalagi perbuatan jahat, pasti lebih banyak lagi yang tahu.  Masa sampean lupa dengan pesan dhulure dewe cak?  Itu lho “becik ketitik,olo ketoro”  sedang kata Allah SWT Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap. (Qs.al Isra’:81), jadi selama jadi manusia jangan terlalu pede kalau ngelakuin dosa gak bakalan terendus, pasti terungkap cepat atau lambat

Cak Kasab :
Bukan itu maksudku mas......tapi ajari aku kasyafah kayak sampean itu mas, ora usah lihat tipi tapi tetep bisa tahu


Mad Bullah :
Ha...ha.... sampean itu cak....cak, kok pikirannya klenik dan aneh-aneh aja, tuh namanya ngarang tauk........ maksud saya tadi itu begini cak, walau tidak melihat TV saya tetep tahu melalui pendengaran. dari siapa? yang dari sampean sendiri yang cerita tadi .......bukan dari yang lain-lain.

Cak Kasab :
Wualah mas mas sampean itu meddit banget.....minta diajari satu ilmu saja sulitnya gak ketulungan


Mad Bullah :
Kikir gimana? Sampean itu yang gak tahu diri cak........masa mau belajar ilmu kasyafah, yang dilakoni justru pantangannya ilmu kasyafah

Cak Kasab :
Maksudnya gimana mas?

Mad Bullah :
Maksudnya ngini cak? Sampean itu gak usah  seneng-seneng apalagi bangga jadi biro jasa menyebar luaskan keburukan orang lain, itu namanya ghibah dan perbuatan ghibah itu dibenci Allah, masa orang dibenci mau diberi sesuatu?

Cak Kasab :
Wualah mas...mas syaratnya guampang banget.  Kok gak bilang  mulai dulu, kalau cuman itu syaratnya.


Mad Bullah :
hehe.......sampean salah maksud lagi cak, bukan hanya gak boleh ngrasani orang  saja, tetapi bagaimana caranya agar perbuatan sampean itu cak, gak bikin Allah SWT membencinya


Cak Kasab :
Masyallah kalau kayak gitu mas, berat juga ya mas.....kayaknya aku gak sanggup dech, soalnya cerita keburukan orang itu jadi hobbyku ..........he...he.sekalian terlanjur ngrasani orang, menurut pandangan sampean  soal kisruhnya pemilihan ketua DPD, bagaimana?


Mad Bullah :
ya karena sampean tanya cak.....saya tetep mau jawab, soal nanti jawaban ini dirasani orang  sama saja dengan ngrasani orang  atau ngajari sampean rasan-rasan, wallahuaklam bissawwab” pokoknya nawaituh saya ngejawab pertanyaan sampean cak....


Cak Kasab:
Yaya mas saya paham, terus gimana?

Mad Bullah :
Begini cak, belakangan ini saya kok  jadi linglung sendiri, ini zamannya yang rusak apa manusianya ya? Soalnya prilaku warga kampung ini semakin hari semakin aneh dan nylenneh aja, gak biasanya kayak gitu cak..... kepada yang lebih tua udah gak menghormati, apalagi kepada yang lebih muda, interupsi saat orang berbicara menjadi suatu kehebatan, sekalipun Rosulullah Muhammad SAAW melarangnya agar tidak memotong pembicaraan disaat orang lain berbicara, masuk wilayah orang lain yang semestinya diawali permisi dan salam justru langsung merusaknya, stasiun TV dan Radio kalau membuat acara selalu berpikir bagaimana caranya yang hadir bisa berdebat kalau bisa saling jotos, para pejabat, pemimpin, pakar, ketua, direktur suatu kamunitas selalu buat sensasi dengan keputusan, pendapat, terobosan dan analisa yang  kontroversial/menentang arus. Akibatnya sudah bisa ditebak warga kampung lain di wilayah kita ikut tergerus dalam pusaran dekadensi moral sekaligus  meyakini bahwa kalau tidak begitu gak bakalan bisa terkenal, mereka bikin  trend sendiri bagaimana tindak tanduknya klihatan aneh dan nyelenneh sekalipun dampaknya membuat orang lain menjadi marah, gelisah dan berakhir kisruh, sudah tidak ada dalam pikirannya apalagi dalam hatinya, yang penting dirinya tercatat sebagai manusia super hero.

Cak Kasab :
Contohnya kayak apa mas

Mad Bullah :
ya banyaklah cak......... hampir semua kejadian di kampung ini bisa dijadikan contoh soalnya rata-rata isinya menentang arus, perhatikan 1. semestinya tokoh agama meredam amarah santrinya untuk menerima ujian dengan sabar dan memohon pertolongan kepada Allah malah diajak ke luar untuk melakukan tindakan-tindakan fisik berbau politik dan anarkis 2. semestinya staf membacup kebijakan pimpinannya malah adu kebijakan dan popularitas 3. semestinya anak tunduk kepada orangtuanya malah diseret ke meja hijau 4. semestinya guru mendidik muridnya  berakhlak mulia malah dijadikan objek pelecehan 5. semestinya orang tua berterimakasih kepada gurunya karena membantu mendidik kenakalan anaknya malah diperkarakan 6. Semestinya yang bermasalah dengan hukum dinonaktifkan malah dibela mati-matian termasuk juga yang sampean ceriterakan tadi semestinya petinggi hukum menghormati supremasi amar keputusannya malah dimentahkan sendiri...

Cak Kasab :
Terus...terus...........

Mad Bullah :
Terus....terus kayak juru parkir aja, ya kalau diteruskan bisa bahaya lho cak terhadap persatuan dan kesatuan. utamanya terhadap keutuhan NKRI

Cak Kasab :
Kok jadi menakutkan begitu....mas?

Mad Bullah :
Gak  menakutkan gimana, sampean masih ingat gak cak? Gelombang gerakan massal yang  menuntut diadilinya pelaku penodaan agama, setelah diadili apa mereka lantas diam, Gak kan? Mereka terus membangun tuntutan lainya agar dilengserkan......seandainya dikabulkan juga, apa lantas tamat? kayaknya gak juga sich......sebab itu bukan tujuan utamanya melainkan hanya pintu masuk menuju tujuan utama

Cak Kasab :
Kalau sudah begitu , yang salah itu siapa mas?

Mad Bullah :
Yang salah?......em...hem yang salah,  ya sastrawan dan akhli filsafat.... cak

Cak Kasab :
Lho....lho...kok jawabannya ikutan menentang arus ta mas.......

Mad Bullah :
yayalah, Mengapa pepatah Bul ‘alaa Zamzam fatu’raf (kencingi sumur zamzam, maka kamu akan terkenal) kok diperuntukkan bagi bangsa arab? Kan semestinya diperuntukkan bagi bangsa kita yang sukanya bikin sensasi itu.

Cak Kasab :

???

1 komentar:

  1. Alhamdulillah dengan obrolan cak kassab dan madbullah bisa menambah ilmu dan pengetahuan yang sangat luas bagi murid trimakasih Guru

    BalasHapus