“ MENGENCINGI AIR ZAM ZAM “
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah)
Cak Kasab :
Mas sampean sudah
lihat ribut-ribut soal ketua DPD di tipi?
Mad Bullah :
ya walau gak lihat tv, saya tetap bisa tahu melalui pendengaran, cak
Cak Kasab :
wah hebat ......kok bisa gitu mas, ayo ajari aku mas biar gak usah repot
liat tipi, soalnya tarip listrik 900
pada naik?
Mad Bullah :
ilmu kok diajari? Dituntut dong biar hasilnya banyak dan barokah.......
Cak Kasab :
Maksudku gitu mas,
bukan menunggu orang anterin ilmu..... kalau kayak gitu kapan bertambahnya? Tadi
aku kan udah nuntut sampean tuk diajari....sampean aja yang gak paham
Mad Bullah :
ooo gitu ok...ok, begini cak yang namanya perbuatan manusia, baik dan buruk itu
tetep akan sampai juga kepada telinga siapapun yang mendengarnya. Itu sebagai
bukti rakhman rokhim Allah kepada hamba hambanya, Agar kalau baik jadi contoh dan apabila buruk biar dijadikan peringatan dan bagi yang bersangkutan agar segera insyaf dan bertaubat, Apalagi
perbuatan jahat, pasti lebih banyak lagi yang tahu. Masa sampean lupa dengan pesan dhulure dewe cak?
Itu lho “becik ketitik,olo ketoro” sedang kata Allah SWT “ Dan
katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang
batil itu pasti lenyap. (Qs.al Isra’:81), jadi
selama jadi manusia jangan terlalu pede kalau ngelakuin dosa gak bakalan
terendus, pasti terungkap cepat atau lambat
Cak Kasab :
Bukan itu maksudku mas......tapi ajari aku kasyafah kayak sampean itu mas, ora
usah lihat tipi tapi tetep bisa tahu
Mad Bullah :
Ha...ha.... sampean
itu cak....cak, kok pikirannya klenik dan aneh-aneh aja, tuh namanya ngarang
tauk........ maksud saya tadi itu begini cak, walau tidak melihat TV saya tetep
tahu melalui pendengaran. dari siapa? yang dari sampean sendiri yang cerita
tadi .......bukan dari yang lain-lain.
Cak Kasab :
Wualah mas mas sampean itu meddit banget.....minta diajari satu ilmu saja
sulitnya gak ketulungan
Mad Bullah :
Kikir gimana? Sampean itu yang gak
tahu diri cak........masa mau belajar ilmu kasyafah, yang dilakoni justru
pantangannya ilmu kasyafah
Cak Kasab :
Maksudnya gimana mas?
Mad Bullah :
Maksudnya ngini cak?
Sampean itu gak usah seneng-seneng
apalagi bangga jadi biro jasa menyebar luaskan keburukan orang lain, itu
namanya ghibah dan perbuatan ghibah itu dibenci Allah, masa orang dibenci mau
diberi sesuatu?
Cak Kasab :
Wualah mas...mas syaratnya guampang banget.
Kok gak bilang mulai dulu, kalau
cuman itu syaratnya.
Mad Bullah :
hehe.......sampean salah maksud lagi cak, bukan hanya gak boleh ngrasani orang saja, tetapi bagaimana caranya agar perbuatan sampean
itu cak, gak bikin Allah SWT membencinya
Cak Kasab :
Masyallah kalau kayak gitu mas, berat juga ya mas.....kayaknya aku gak sanggup
dech, soalnya cerita keburukan orang itu jadi hobbyku ..........he...he.sekalian
terlanjur ngrasani orang, menurut pandangan sampean soal kisruhnya pemilihan ketua DPD, bagaimana?
Mad Bullah :
ya karena sampean tanya cak.....saya tetep mau jawab, soal nanti jawaban ini
dirasani orang sama saja dengan ngrasani
orang atau ngajari sampean rasan-rasan,
wallahuaklam bissawwab” pokoknya nawaituh saya ngejawab pertanyaan sampean
cak....
Cak
Kasab:
Yaya
mas saya paham, terus gimana?
Mad Bullah :
Begini cak,
belakangan ini saya kok jadi linglung
sendiri, ini zamannya yang rusak apa manusianya ya? Soalnya prilaku warga
kampung ini semakin hari semakin aneh dan nylenneh aja, gak biasanya kayak gitu
cak..... kepada yang lebih tua udah gak menghormati, apalagi kepada yang lebih
muda, interupsi saat orang berbicara menjadi suatu kehebatan, sekalipun Rosulullah
Muhammad SAAW melarangnya agar tidak memotong pembicaraan disaat orang lain
berbicara, masuk wilayah orang lain yang semestinya diawali permisi dan salam
justru langsung merusaknya, stasiun TV dan Radio kalau membuat acara selalu
berpikir bagaimana caranya yang hadir bisa berdebat kalau bisa saling jotos,
para pejabat, pemimpin, pakar, ketua, direktur suatu kamunitas selalu buat
sensasi dengan keputusan, pendapat, terobosan dan analisa yang kontroversial/menentang arus. Akibatnya sudah
bisa ditebak warga kampung lain di wilayah kita ikut tergerus dalam pusaran
dekadensi moral sekaligus meyakini bahwa
kalau tidak begitu gak bakalan bisa terkenal, mereka bikin trend sendiri bagaimana tindak tanduknya klihatan
aneh dan nyelenneh sekalipun dampaknya membuat orang lain menjadi marah, gelisah
dan berakhir kisruh, sudah tidak ada dalam pikirannya apalagi dalam hatinya,
yang penting dirinya tercatat sebagai manusia super hero.
Cak Kasab :
Contohnya kayak apa
mas
Mad Bullah :
ya banyaklah
cak......... hampir semua kejadian di kampung ini bisa dijadikan contoh soalnya
rata-rata isinya menentang arus, perhatikan 1. semestinya tokoh agama meredam
amarah santrinya untuk menerima ujian dengan sabar dan memohon pertolongan
kepada Allah malah diajak ke luar untuk melakukan tindakan-tindakan fisik
berbau politik dan anarkis 2. semestinya staf membacup kebijakan pimpinannya
malah adu kebijakan dan popularitas 3. semestinya anak tunduk kepada
orangtuanya malah diseret ke meja hijau 4. semestinya guru mendidik
muridnya berakhlak mulia malah dijadikan
objek pelecehan 5. semestinya orang tua berterimakasih kepada gurunya karena
membantu mendidik kenakalan anaknya malah diperkarakan 6. Semestinya yang
bermasalah dengan hukum dinonaktifkan malah dibela mati-matian termasuk juga
yang sampean ceriterakan tadi semestinya petinggi hukum menghormati supremasi amar
keputusannya malah dimentahkan sendiri...
Cak Kasab :
Terus...terus...........
Mad Bullah :
Terus....terus kayak juru parkir aja, ya
kalau diteruskan bisa bahaya lho cak terhadap persatuan dan kesatuan. utamanya
terhadap keutuhan NKRI
Cak Kasab :
Kok jadi menakutkan begitu....mas?
Mad Bullah :
Gak menakutkan gimana, sampean masih ingat gak cak?
Gelombang gerakan massal yang menuntut diadilinya
pelaku penodaan agama, setelah diadili apa mereka lantas diam, Gak kan? Mereka terus
membangun tuntutan lainya agar dilengserkan......seandainya dikabulkan juga,
apa lantas tamat? kayaknya gak juga sich......sebab itu bukan tujuan utamanya melainkan
hanya pintu masuk menuju tujuan utama
Cak Kasab :
Kalau sudah begitu , yang salah itu
siapa mas?
Mad Bullah :
Yang
salah?......em...hem yang salah, ya sastrawan
dan akhli filsafat.... cak
Cak
Kasab :
Lho....lho...kok
jawabannya ikutan menentang arus ta mas.......
Mad Bullah :
yayalah, Mengapa pepatah
“Bul ‘alaa Zamzam fatu’raf” (kencingi sumur zamzam,
maka kamu akan terkenal) kok diperuntukkan bagi bangsa arab? Kan semestinya
diperuntukkan bagi bangsa kita yang sukanya bikin sensasi itu.
Cak Kasab :
???
Alhamdulillah dengan obrolan cak kassab dan madbullah bisa menambah ilmu dan pengetahuan yang sangat luas bagi murid trimakasih Guru
BalasHapus