Profil

Selasa, 23 April 2019

pilpres 2019



Kedai Sufi Kasabullah jilid 33

PEMILU 2019 TEMBUS AKHIRAT
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd 
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia)

Gonjang ganjing PEMILU 2019, sudah diprediksi sebelumnya bakal ramai dan bahkan bisa berakhir ricuh, kalau Azas Pemilu Jurdil diabaikan oleh KPU dan lebih berpihak kepada kepentingan salah satu paslon tertentu.

Cak Kasab :
sudah dengar himbauan pak lurahe tadi malam di tipi, mas?

Mad Bullah :
himbauan apa ya cak?

Cak Kasab :
itu lho mas, warga kampung sini diminta oleh pak Lurahe untuk tenang, gak usah saling klaim kemenangan, menunggu hasil resmi dari kape-u saja.

Mad Bullah :
sampean gak salah denger, ta cak?

Cak Kasab :
apa, salah denger? masa cak Kasab yang dikenal intelejen nomor wahid di kampung ini salah dengar? yang bener aja...

Mad Bullah :
maksudku gine lho cak, kalau kampung ini ingin kondusif, bukan rakyatnya yang diobrak abrik disuruh tenang. tetapi KPUnya itu tuh....yang suruh tenang gak usah hiraukan tekanan tekanan dari salah satu paslon manapun atau gine aja KPUnya itu suruh kembali ke Azas Pemilu aja. titik gak pakai koma.

Cak Kasab :
emangnya kape-unya gak jurdil ya mas, kok sampean bilang gitu

Mad Bullah :
nah respon respon kayak sampean itu cak... yang bikin warga kampung ini geger. Siapa juga yang bilang KPUnya gak jujur, saya itu kan cuman nyaranin aja, kalau memang kampung dan warga disini ingin aman, damai tidak ada trush, kericuhan, kekisruhan.... caranya gampang...KPUnya saja yang harus jujur dan adil, jangan gunain cara cara kuno....karena sekarang rakyat udah pada pinter, masing masing tim paslon dan simpatisan punya hard copynya C1, jadi kalau hasilnya sampai gak cocok...itu nanti yang akan picu kekisruhan.

Cak Kasab :
ok ok, sorry mas, aku bawaannya mo marah trus, soalnya jagoanku dicurangin abis abisan, apanya aku, teman teman seperjuangan dan para pendukung gak beringas?
Kalau menurut sampean suasana panas paska pemilu itu penyebabnya, apa, ya mas?

Mad Bullah :
yo ora usah ngono toh, kasian anak, istrimu dan bagaimana dengan penilaian bangsa lain kalau kampung ini ceos? kan masih ada jalur hukum, ajukan saja kecurangannya ke bawaslu, polisi asal 2 alat buktinya ada
Kalau sampean tanya faktor penyebabnya ? ya sangat kompleklah....bahkan saya melihat kok sepertinya memang diseting kisruh kayak gitu atau emang gak tahu kalau bakal kisruh? ntar sejarah yang buktiin.

Cak Kasa :
lho lho....kok jadi mengerikan kayak gitu mas? apa akibat adanya kwik kon ?

Mad Bullah :
ya bisa juga....tetapi itu hanya salah satu pintu masuk untuk melampiaskan rasa kedongkolan aja. Dibalik itu semua, justru ada drama panjang yang membuat hati warga kampung ini menjadi temperamen, panas dan beringas.
KPU tampaknya leluasa gonta ganti aturan yang semestinya menjadi domainnya DPR/Komisi II, coba sampean perhatikan dari keputusan pemilu serentak, proses verifikasi Partai yang rumit dan melelahkan, belum istirahat sudah disambung dengan masa kampanye 8 bulan yang semuanya sangat melelahkan dan menguras energi, setelah semuanya dilalui dengan susah payah capek, ruwet lahir bathin tiba tiba partainya gak lolos masuk parlemen dihadang ambang batas suara threshold 4 %. Apa aku salah bila mengira menyengaja disetting memicu kemarahan? soalnya tingkat sensitifitas manusia sangat bergantung kepada kondisi badan yang vit dan pikiran yang damai, kalau tidak? maka rasa ketersinggungngan sangat rentan, disenggol sedikit aja sudah jadi ricuh dan kisruh...ditambah proses hitang hitung real count KPU yang kadang salah... pokoknya semuanya memicu kemarahan yang masif, katakan tensi darah warga kampung ini kisaran 180°

Cak Kasab :
contohnya seperti apa.....mas?

Mad Bullah :
kok aneh sampean itu cak, warga asli kampung sini, kok gak ngerti ngerti kebijakan pak lurahe soal pemilu, warga kampung akherat saja sudah pada tahu kalau amburadul.
Tetapi gak papa cak, kan akhirnya saya jadi tahu... kalau orang kayak sampean itu.... yang ngebuat penguasa bikin hukum semau gue, karena mereka tahu sampean gak bakalan komplin.

Cak Kasab:
ya mo gimana lagi to mas ? sampean kan tahu sendiri 70% warga kampung ini kan bodo bodo mana tahu soal politik ? tahunya bangun tidur ke sawah, ke pasar, ke laut ke hutan..semua pada sibuk denga urusan dapur masing masing, ya pantes aja kalau dibodoin, namanya ja orang bodoh..

Mad Bullah :
yo ojo ngono to cak..... kan sampean bisa nanya nanya ke anaknya yang SMA itu? hasilnya pasti bagus karena generasi muda itu masih polos dan belum mengenal tipu tipu

Cak Kasab :
boro boro nanya sama anak...., wong aku nyoblos iki, nyoblos iku yo anakku kabeh sing ngatur...alasannya udah diberi kaos, sembako dan uang...jadinya kan kasihan, gito loch

Mad Bullah :
wadooooh, repot juga kalau udah gitu... yang tua gak mau lepas dari korupsi, yang muda bersemangat untuk korupsi....mo jadi apa kampung ini?

Cak Kasab :
ya gak usah heran kayak gitu ta mas, ini sudah zamannya

Mad Bullah :
ya terusin aja sampean bilang zamannya, sampe Allah nanti yang bakal binasain sampean sak teman temannya “Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah Menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.” (QS. Ibrahim ayat 42)

Cak Kasab :
ya ya mas aku mo taubat....... kalau ada pemilu lagi, aku gak bakalan kayak gitu lagi

Mad Bullah :
terlambat cak cak....usiamu udah uzur, sedang pemilu masih 5 tahun lagi, yakin tah...usiamu sampai pada pemilu yang akan datang? makanya taubat cak....buat apa menang di dunia kalau diakhiratnya kalah

Cak Kasab :
doain aja mas, aku masih bisa melihat kampung ini maju dan terbebas dari orang orang yang bisanya cuman ngajak masuk neraka.

Mad Bullah :
preet... minta didoain trus, sementara sampean sendiri gak mau merubah, mana bisa ?
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka" (QS. Ar Rad ayat 11)

Cak Kasab :
?????

#kedaisufikasabullah #kedaisufi #makrifat #lembagadzikirkasabullah #pilpres

Tidak ada komentar:

Posting Komentar