Kedai Sufi Kasabullah jilid 32
SEMUA IBADAH PAMRIH
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia)
SEMENTARA WAKTU, sekalipun kita sudah tahu berlangsung sejak lama. Dalam kehidupan masyarakat membedakan perbuatan manusia dengan 2 hal, 1. untuk kepentingan sendiri 2. untuk kepentingan orang lain atau menurut bahasa yang lebih sensitif, atas dasar lillahitaala dan ada udang dibalik batu / ada maunya
Celakanya lagi anggapan menilai perbuatan seseorang dengan cara seperti itu, sangat sulit merubah mindset kita. Bahkan saking yakinnya tanpa dimintapun kita semua bersedia menjadi sukarelawan, membantu pekerjaan Malaikat Rokibun Atid. menilai mana yang lillahita'ala dan mama yang naudzubillah.
Padahal apapun alasan kita dalam menafsir kegiataan seseorang dalam bertujuan semuanya salah, karena yang tahu persis, atas nawaituh apa yang diperbuat, hanya dirinya sendiri dengan Allah atau mungkin? setelah mengikuti percakapan cak Kasab dan Mad Bullah, diri kita juga menjadi salah atau bisa jadi justru menyalahkan....semua terserah kita.
Mad Bullah :
Alhamdulillah, akhirnya musholla di kampung kita selesai juga, setelah Pak Dermawan menutup semua kekurangan biayanya.
Cak Kasab :
Pak Dermawan yang mana mas?
Mad Bullah :
itu cak, yang nyaleg dari partai Kambing Hitam
Cak Kasab :
Wah kalau beliau yang bantu pasti ikhlas, lillahitaala tampa pamrih, gak kayak caleg caleg lainnya yang cuman pencitraan biar dipilih
Mad Bullah :
Emangnya ada ya cak, siatu perbuatan yang tanpa pamrih?
Cak Kasab :
Lho lho sampean itu mas, kyai cap apa kok sampek gak ngerti istilah pamrih dan ikhlas....ini pelajaran dasar dalam agama lho mas....
Mad Bullah :
ya saya juga dah tahu, cuma dasarnya sampean bilang tanpa pamrih itu, kayak apa? emangnya sampean bisa membaca hatinya pak Dermawan?
Cak Kasab :
ya walau gak bisa nebak isi hatinya mas, tapi saya sangat menyakini kalau beliau lillahitaala.
Mad Bullah :
itu namanya prasangka cak.....gak baik mastiin begitu bisa bisa dosa lho
Cak Kasab :
dosa dosa gimana sampean itu mas jelas jelas ikhlas tanpa pamrih kok dibilang pamrih, emangnya sampean juga, tahu isi hatinya Pak Dermawan
Mad Bullah :
Kalau hatinya Pak Dermawan sich..... saya emang gak tahu, tetapi kalau hatinya Allah SWT saya sangat tahu
Cak Kasab :
Masyaallah, sampean itu mas mas ....tobat mas tobat....bisa murtad lho....sesat lho....hati manusia aja sampean gak bisa baca, boro boro membaca hati Allah Yang Ghoib.....
Mad Bullah :
Begini cak, kalau Allah itu yang bilang sodeqollahul adhim, sedang manusia yang bilang itu minal khoto'
Cak Kasab :
terus.....terus....terus...
Mad Bullah :
coba sampean perhatikan firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati" (al baqoroh 62)
Cak Kasab:
terus apa hubungannya?
Mad Bullah :
hubungannya ? ya berarti apa yang dilakukan Pak Dermawan itu pamrih, karena beriman kepada Allah
Cak Kasab :
lhoh, pamrihnya dimana?
Mad Bullah :
wadooooh, sampean tuh cak kok lemot banget....
pamrih itu adalah kandungan maksud yang tersirat dalam bathinnya agar memperoleh keuntungan atas apa saja yang dibuatnya..... mengharap pahala itu pamrih....melakukan bentuk kebaikan dan kemulyaan agar dimasukkan ke surga itu pamrih
kalau begitu apa bedanya ikhlas, tidak ikhlas dan lillahitaala
Mad Bullah :
ya sebenarnya semua gak ada bedanya sich..... karena semua pamrih yang didasari atas kepentingan sendiri. cuma bedanya pamrih itu ada yang diminta sekarang (dunia) ada yang diharap kelak (akhirat) wujudnya juga macam macam ada yang berbentuk material (harta, tahta, wanita) dan bersifat immaterial (pahala, dosa, nama baik, nama buruk, surga dan neraka)
Cak Kasab :
ok....aku mulai, bisa nangkep cuman belum jangkep....coba dilanjutin
Mad Bullah :
baik, kalau begitu aku beri contoh yang sederhana aja, seperti perintah bersyahadat, sholat, zakat, puasa dan haji. seandainya setelah bersyahadat tetep tidak diakui islam sehingga semua amal ibadahnya tidak dapat pahala kemudian dimasukkan ke neraka, mau gak?
ya terang aja, aku gak mau mas.....
Mad Bullah :
kenapa gak mau, semestinya mau dong...namanya ja tanpa pamrih.
Cak Kasab :
Lalu apa fungsinya lillahitaala mas, kalau semua dasarnya pamrih?
Mad Bullah :
Fungsinya? ya agar pahala/upah yang dijanjikan bisa diperoleh dengan utuh dan sempurna, karena proyek yang Allah tugaskan ke kita itu, dapat laksanakan sesuai kehendak Allah.
seperti sampean sebagai penjual krupuk, misalnya ada orang yang pesen satu kardus krupuk yang renyah, lalu sampean buatkan setengah kardus pakai mlempem lagi, Apa krupuk yang sampean buat itu akan diterima dan dibayar oleh pesannys? kalau tidak diterima, berarti sampean tidak lilla dengan yang memesan. Jadi lillahitaala itu adalah melaksanakan perintah dan larangan sesuai kehendak Allah, sehingga Allah berkenan memberi upah/pahala karena kita sudah melaksanakan dengan baik.
Cak Kasab :
Lalu bagaimana dengan menolong orang lain?
Mad Bullah :
emangnya ada, ya... orang menolong orang?
Cak Kasab :
sampean itu gimana......ne cak kasab, orangnya?
Mad Bullah :
lalu kenapa, maling yang kesulitan mencongkel jendela rumah tetangga, kok gak sampean tolong dipinjamin linggis?
Cak Kasab :
ngawur wae sampean itu mas, bantu mereka sama aja lakuin dosa dan masuk penjara.......
lain lagi kalau bantu anak yatim udah dapat pahala dijamin masuk surga lagi.
Mad Bullah :
Nah itu yang namanya pamrih.....
Cak Kasab :
?????
#kedaisufikasabullah #kedaisufi #makrifat #lembagadzikirkasabullah #ibadah #hakikat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar