ANAK GURU YANG CELAKA
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd *)
Cak
Kasab dan Mad Bullah memang tidak seperti penduduk lain, setelah kumpul-kumpul menghadiri acara serah terima
jabatan lurah baru di balai desa, langsung ngacir ke sawah dan ke pasar
melanjutkan aktifitasnya yang sempat terpotong. Sedang Cak Kasab dan Mad Bullah
lebih memilih kongkow di kedai Hidayah langganannya, mendiskusikan rencana
program lurah yang baru.
Cak Kasab :
Ck....ck....ck..
ternyata lurah kita yang baru itu huebat tenan ya mas.......
Mad Bullah :
Hebat apanya
cak?
Cak Kasab :
Iku lho
mas program “ pool abis sekul.....,
Mad Bullah :
oo..
maksudnya “ full days school “ ta cak? Emangnya hebatnya dimana?
Cak Kasab :
gimana
gak hebat mas? kita sebagai orang tua bakalan
terbantukan sekali lho mas, wis gak repot-repot lagi......ngurusin anak-anak
sepanjang hari.
Mad Bullah :
Terus.......?
Cak Kasab :
Aku bakalan
lebih konsen jualan krupuk keliling.....masnya juga bakalan lebih khusuk
bekerja di sawah, karena udah gak diriwui (direpotkan) dengan urusan anak-anak
Mad Bullah :
Sampean
itu cak – cak, kok cara berpikirnya
sempit banget.....yayo yayo wae dengan program lurah yang baru, opo awakmu
percaya, bakal klakon (terwujud) ?
Cak Kasab :
Ya percaya
to mas, tadi kan udah dijelasin bahwa tujuan “ full days school “ ono tellu (ada tiga) 1.
Tidak ada mata pelajaran 2.orang tua
bisa jemput ke sekolah 3 membantu sertifikasi guru
Mad Bullah :
La yo,
kalau gak ada mata pelajaran ngapain anak-anak kita ada di sekolah
berlama-lama, kayak tawanan perang aja?
Cak Kasab :
Maksudnya gini lho mas, anak kita di sekolah
iku tetep bakal diberi jam tambahan, tetapi dalam jam tambahan iku gak ono mata
pelajaran sing bikin anakmu membuat bosan, yo... kayak ekstrakulikuler iku mas.
Mad Bullah :
Ha...ha....ha..... kayak program dagelan wae
cak...cak...., diberi tambahan jam pelajaran tapi gak diajari opo-opo, saya kok
malah ingat.....lurah sing pertama dipecat, gara-gara bikin program orang tua wajib
mengantar anaknya ke sekolah.....tetapi sayangnya gak diimbangin dengan program
penjemputannya sekalian, bikin anak kita terlantar di sekolah
kwakak...kak...kak. Sekarang lurah sing anyar, bikin program anyar, orang tua
bisa jemput anaknya...tapi gak bikin aturan mengantarkan ke
sekolah....wes...wes..kacau-kacau
Cak Kasab :
Kacau
apanya mas? program iku lak apik ta mas.....
Mad Bullah :
La ya.....coba
awakmu pikirno sing waras cak....... katanya tadi yang pertama bilang, tidak
ada tambahan jam mengajar, tetapi yang ke 3 pak lurah kok ngomong program full
day school ini buat ngebantu sertifikasi guru? Emangnya sertifikasi guru bisa
dibantu hanya dengan “yang penting gurunya datang ke sekolah” liat-liat
anak-anak dolanan? Padahal tempo hari
saat saya bincang-bing dengan pak guru SMA sebelah iku, kalau gak ngajar pek 24
jam katanya sertifikasi gak dibayar udah mereka pontang panting cari tambahan
jam ke SMA lain sekalipun jauh di lakoni. Cek enaknya.... guru SD dan SMP kalau
program pak lurah sing anyar itu jadi
kenyataan, bisa-bisa bikin guru SMA pada sewot lho cak...ya minimal mogok
mengajar lantaran merasa dianak tirikan aja.....
Cak Kasab :
Mbuh mas,
iku bukan urusanku......yang penting kita bakalan dibuat nyaman sebagai
orangtua oleh pak lurah sing anyar, leluasa bekerja dan sepulang kerja wis gak
capek mikirin anak-anak yang bandel dan sulit diberihu. Toh dalam program lurah
iku, anak-anak kita bakal di bentuk karakternya
Mad Bullah :
Awakmu
cak kok begitu pedenya, merespon program lurah yang baru bakalan ngebuat kita
bakal nyaman, program iki bakal kita rasakan aslinya sekitar 10 – 20 tahun
mendatang.....kalau gak dipikirkan matang-matang kasian nasib bangsa ini lho
cak..
Cak Kasab :
Emangnya
gue pikirin ? yang penting kita...bebas...bebas....bebas dari kekuwetan mikirin
anak.....
Mad Bullah :
Gine...gine
cak..... kalau sampean gak ngerti-ngerti, katakan program lurah itu bisa
diterapkan, anak kita selama di sekolah kan butuh makan ta? Masa sampai pukul
17.00 BBWI gak diberi makan? Kalau misalnya makannya itu jadi tanggungjawab
orangtua masing-masing, apa kita gak tambah kacau ta cak....kalau dibawakan
makanan, berarti makanan itu harus dimasak pagi-pagi buanget,sedang awakmu
pagi-pagi sibuk goreng krupuk......dan makanan yang kita buat itu harus tahan
basi, tentunya yang tahan basi hanya makanan yang digoreng kering, anakmu
bakalan gak sehat lho cak, karena kurang asupan sayur dan buah....ya kalau cuman satu
dua hari gak papa, ini 9 tahun lho cak....kalau gak sempat masak,satu-satunya
jalan memberi tambahan uang makan sekitar Rp. 20.000 perhari, opo awakmu gak
tambah bangkrut? Itu belum mikirin anak kita, mau beli makanan kemana? Dan bagaimana
kwalitas higien dan gizinya atas makanan yang dibeli anakmu?
Cak Kasab :
Kok
sekarang mas jadi penakut begini? Kan biasanya mas yang ngajari aku menerima
apa adanya dan mensyukurinya?
Mad Bullah :
Yaya ngerti,
cuman awakmu cak yang gak ngerti maksudnya, coba renungkan yang dimaksud menerima
apa adanya dan mensyukurinya itu maknanya seperti apa? yaitu berpikir normatif
dan kongkrit sesuai nuruh Tuhan, bahwa anak kita perlu diperlakukan sesuai fitrahnya
( sunnahtullah) yaitu anak-anak dicipta sebagai makluk yang perlu
makan,istirahat,bermain dan belajar dan itulah yang dimaksud sebagai wujud
syukur atas nikmat Allah SWT, kalau apa-apa yang kita terima sekedar asal
bicara menerima apa adanya dan mensyukurinya, bisa-bisa awakmu diberi minuman
keras diterima begitu saja lalu disyukuri, ya modar cak......kita itu diberi
akal untuk berpikir lho cak
Cak Kasab :
Tapi mas,
masa program itu gak dipikirkan sebelumnya, maksudku untung ruginya kan pasti
udah dipertimbangkan secara matang, lurah kita yang baru itu profesor lho
mas....pasti makannya ditanggung oleh lurah
Mad Bullah :
Oke....oke...katakan...
makannya sudah ditanggung lurah, uangnya dapat dari mana dan siapa yang akan
masak?
Cak Kasab :
Nah ine....
nich yang perlu dijelasin......lurah kita iku kaya lan kuat mas, kalau cuman
beri makan anak-anak kita itu urusan kecil mas, apalagi cuman mencari tukang
masak lebih kecil lagi, cukup menulis di koran dan tipi lurah menerima pegawai
yang pinter masak....dalam satu hari udah jutaan yang mendaftar, kan di kelurahan
kita banyak warganya yang jadi pengangguran mas? itu malah bagus bisa mengentas
angka pengangguran
Mad Bullah :
Oke-oke
untuk yang kedua kalinya saya setuju dengan pendapat awakmu cak....tapi setahu
saya kelurahan kita kan pernah woro-woro kalau kelebihan pegawai, sehingga
diadakan Rasionalisasi Pegawai sekitar 1 juta untuk tahap pertama.......oke
katakan segala akomudasi ditanggung lurah dan diberi makan di sekolah, gimana
yang mau ngelayanin SD dan SMP yang mempunyai murid sampai ribuan kuwi? Bisa-bisa 2 jam hanya dihabiskan untuk acara
ngelayanin anak kita makan, belum lagi acara sholat dluhur dan Ashar yang juga
harus dikerjakan disekolah, berapa jam lagi waktu yang mesti disita, kalau
mushollanya cuman menampung satu kelas, ditambah tempat wudhuknya yang hanya
berkapasitas 7 orang bahkan ada beberapa sekolah yang belum memiliki fasilitas ibadah, apa anak kita mau
dididik tidak sholat.....wes...wes gak masuk akal blas cak..cak..
Cak Kasab :
Mas..mas....
udah...udah gak usah dipikirin sekritis iku, percaya saja ke lurah kita yang
baru, semua yang mas kawatirkan itu gak bakalan ngebuat lurah kawatir karena
semua bisa diatasi, sarana dan prasaranya serta infra struktur lainnya pasti
udah dipikirkan matang-matang mas
Mad Bullah :
Benar....benar, sayangnya lurahmu yang baru iku cak
lupa gak miikirkan, buat apa bikin program baru, kalau hasilnya sama atau lebih
buruk dari sebelumnya, coba pikirkan baik-baik ya cak ne.... aku mo ngomong
biar awakmu pinter gak asal yayo yayo wae......
1. Buat
apa ditambah jam berlama-lama di sekolah, kalau hasilnya sama bahkan berkurang,
kan biasanya anakmu pulang pukul 14.00 BBWI ta? Kemudian direncanakan pulang menjadi
pukul 17.00 BBWI dengan asumsi bertambah 3 jam, praktiknya nanti justru
berkurang cak, ne buktinya buat makan 2 jam, buat sholat dluhur 1 jam dan
sholat ashar 1 jam, malah berkurang 1 jam dari waktu sebelumnya kan? Itu hitungan standar yang normatif lho
cak? Bisa-bisa lebih...misalnya yang masak belum siap atau air kran wudhu yang gak lancar dan insiden-insiden
lainnya yang tidak kita perhitungkan sebelumnya
2. Pembentukan
karakter gak mungkin bisa terbentuk dalam kondisi “intrans” yang panik, karena
saling berebut mencukupi dirinya sendiri, ayo siapa yang tidak berharap
dilayani lebih awal, kalau sudah dalam keadaan kelaparan? Lagian karakter itu
bukan soal sopan santun saja lho cak, melainkan pembentukan diri yang
bertanggungjawab sebagai pribadi kholifah yang khoirunnas anfa-ahum linnas,
banyak lho cak orang itu sopan dan santun, tapi dalam melaksanakan tugasnya semau
gue.....
3. Guru
itu siapa, Pegawai Negeri kan cak? Tentunya mempunyai aturan yang sama dengan
Pegawai Negeri lainnya di bawah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, kok ini
malah diatur-atur seakan akan milik pak lurah? Gak keliru tak pak lurah iku......?
Cak Kasab :
Ya juga.....ya
mas, terus maunya mas itu gimana?
Mad Bullah :
Ya kalau saya gak pernah punya kemauan apa-apa, selain peduli
kepada nasib bangsa dan negara ini baik sekarang maupun yang akan
datang.......coba awakmu pikirkan cak... Guru iku lak manusia juga ta? Bisa celaka......!
Cak Kasab :
Kok celaka,
sich mas?
Mad Bullah :
La ya....... kalau guru dipaksa-paksa waktunya dihabisin,
menuruti kemauan orangtua peserta didik yang sibuk dengan pekerjaannya dan gak
mampu menangani anaknya sendiri. istilah
“Enak di lho gak enak di Gua” bakalan
berlaku lho cak, guru iku lak punya anak juga, entar anak orang baik, malah
anaknya sendiri celaka, karena orang tuanya yang menjadi guru itu sudah sibuk
mikirin anaknya orang lain.sementara anaknya sendiri terbengkalai...hehe kalau sudah begine, itu bukan lagi urusan
bangsa dan negara lagi lho cak, tapi urusan hamba kepada sang kholik “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.”( Q.S.at-Tahrim/66:6).
Cak Kasab :
???#fulldayschool
Tidak ada komentar:
Posting Komentar