Profil

Rabu, 10 Agustus 2016

Kedai Sufi Kasabullah jilid 3

ANAK GURU YANG CELAKA

Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd *)

Cak Kasab dan Mad Bullah memang tidak seperti penduduk lain, setelah  kumpul-kumpul menghadiri acara serah terima jabatan lurah baru di balai desa, langsung ngacir ke sawah dan ke pasar melanjutkan aktifitasnya yang sempat terpotong. Sedang Cak Kasab dan Mad Bullah lebih memilih kongkow di kedai Hidayah langganannya, mendiskusikan rencana program lurah yang baru.

Cak Kasab :
Ck....ck....ck.. ternyata lurah kita yang baru itu huebat tenan ya mas.......  
Mad Bullah :
Hebat apanya cak?

Cak Kasab :
Iku lho mas program “ pool abis sekul.....,
Mad Bullah :
oo.. maksudnya “ full days school “ ta cak? Emangnya hebatnya dimana?

Cak Kasab :
gimana gak hebat mas?  kita sebagai orang tua bakalan terbantukan sekali lho mas, wis gak repot-repot lagi......ngurusin anak-anak sepanjang hari.
Mad Bullah :
Terus.......?

Cak Kasab :
Aku bakalan lebih konsen jualan krupuk keliling.....masnya juga bakalan lebih khusuk bekerja di sawah, karena udah gak diriwui (direpotkan) dengan urusan anak-anak
Mad Bullah :
Sampean itu cak – cak,  kok cara berpikirnya sempit banget.....yayo yayo wae dengan program lurah yang baru, opo awakmu percaya, bakal klakon (terwujud)  ?

Cak Kasab :
Ya percaya to mas, tadi kan udah dijelasin bahwa tujuan  “ full days school “ ono tellu (ada tiga) 1. Tidak ada mata pelajaran  2.orang tua bisa jemput ke sekolah 3 membantu sertifikasi guru
Mad Bullah :
La yo, kalau gak ada mata pelajaran ngapain anak-anak kita ada di sekolah berlama-lama, kayak tawanan perang aja?

Cak Kasab :
Maksudnya gini lho mas, anak kita di sekolah iku tetep bakal diberi jam tambahan, tetapi dalam jam tambahan iku gak ono mata pelajaran sing bikin anakmu membuat bosan, yo... kayak ekstrakulikuler iku mas.  
Mad Bullah :
Ha...ha....ha..... kayak program dagelan wae cak...cak...., diberi tambahan jam pelajaran tapi gak diajari opo-opo, saya kok malah ingat.....lurah sing pertama dipecat, gara-gara bikin program orang tua wajib mengantar anaknya ke sekolah.....tetapi sayangnya gak diimbangin dengan program penjemputannya sekalian, bikin anak kita terlantar di sekolah kwakak...kak...kak. Sekarang lurah sing anyar, bikin program anyar, orang tua bisa jemput anaknya...tapi gak bikin aturan mengantarkan ke sekolah....wes...wes..kacau-kacau

Cak Kasab :
Kacau apanya mas?  program iku lak apik ta mas.....
Mad Bullah :
La ya.....coba awakmu pikirno sing waras cak....... katanya tadi yang pertama bilang, tidak ada tambahan jam mengajar, tetapi yang ke 3 pak lurah kok ngomong program full day school ini buat ngebantu sertifikasi guru? Emangnya sertifikasi guru bisa dibantu hanya dengan “yang penting gurunya datang ke sekolah” liat-liat anak-anak dolanan? Padahal  tempo hari saat saya bincang-bing dengan pak guru SMA sebelah iku, kalau gak ngajar pek 24 jam katanya sertifikasi gak dibayar udah mereka pontang panting cari tambahan jam ke SMA lain sekalipun jauh di lakoni. Cek enaknya.... guru SD dan SMP kalau  program pak lurah sing anyar itu jadi kenyataan, bisa-bisa bikin guru SMA pada sewot lho cak...ya minimal mogok mengajar lantaran merasa dianak tirikan aja.....

Cak Kasab :
Mbuh mas, iku bukan urusanku......yang penting kita bakalan dibuat nyaman sebagai orangtua oleh pak lurah sing anyar, leluasa bekerja dan sepulang kerja wis gak capek mikirin anak-anak yang bandel dan sulit diberihu. Toh dalam program lurah iku, anak-anak kita bakal di bentuk karakternya
Mad Bullah :
Awakmu cak kok begitu pedenya, merespon program lurah yang baru bakalan ngebuat kita bakal nyaman, program iki bakal kita rasakan aslinya sekitar 10 – 20 tahun mendatang.....kalau gak dipikirkan matang-matang kasian nasib bangsa ini lho cak.. 

Cak Kasab :
Emangnya gue pikirin ? yang penting kita...bebas...bebas....bebas dari kekuwetan mikirin anak.....
Mad Bullah :
Gine...gine cak..... kalau sampean gak ngerti-ngerti, katakan program lurah itu bisa diterapkan, anak kita selama di sekolah kan butuh makan ta? Masa sampai pukul 17.00 BBWI gak diberi makan? Kalau misalnya makannya itu jadi tanggungjawab orangtua masing-masing, apa kita gak tambah kacau ta cak....kalau dibawakan makanan, berarti makanan itu harus dimasak pagi-pagi buanget,sedang awakmu pagi-pagi sibuk goreng krupuk......dan makanan yang kita buat itu harus tahan basi, tentunya yang tahan basi hanya makanan yang digoreng kering, anakmu bakalan gak sehat lho cak, karena kurang  asupan sayur dan buah....ya kalau cuman satu dua hari gak papa, ini 9 tahun lho cak....kalau gak sempat masak,satu-satunya jalan memberi tambahan uang makan sekitar Rp. 20.000 perhari, opo awakmu gak tambah bangkrut? Itu belum mikirin anak kita, mau beli makanan kemana? Dan bagaimana kwalitas higien dan gizinya atas makanan yang dibeli anakmu?

Cak Kasab :
Kok sekarang mas jadi penakut begini? Kan biasanya mas yang ngajari aku menerima apa adanya dan mensyukurinya?
Mad Bullah :
Yaya ngerti, cuman awakmu cak yang gak ngerti maksudnya, coba renungkan yang dimaksud menerima apa adanya dan mensyukurinya itu maknanya seperti apa? yaitu berpikir normatif dan kongkrit sesuai nuruh Tuhan, bahwa anak kita perlu diperlakukan sesuai fitrahnya ( sunnahtullah) yaitu anak-anak dicipta sebagai makluk yang perlu makan,istirahat,bermain dan belajar dan itulah yang dimaksud sebagai wujud syukur atas nikmat Allah SWT, kalau apa-apa yang kita terima sekedar asal bicara menerima apa adanya dan mensyukurinya, bisa-bisa awakmu diberi minuman keras diterima begitu saja lalu disyukuri, ya modar cak......kita itu diberi akal untuk berpikir lho cak

Cak Kasab :
Tapi mas, masa program itu gak dipikirkan sebelumnya, maksudku untung ruginya kan pasti udah dipertimbangkan secara matang, lurah kita yang baru itu profesor lho mas....pasti makannya ditanggung oleh lurah
Mad Bullah :
Oke....oke...katakan... makannya sudah ditanggung lurah, uangnya dapat dari mana dan siapa yang akan masak?

Cak Kasab :
Nah ine.... nich yang perlu dijelasin......lurah kita iku kaya lan kuat mas, kalau cuman beri makan anak-anak kita itu urusan kecil mas, apalagi cuman mencari tukang masak lebih kecil lagi, cukup menulis di koran dan tipi lurah menerima pegawai yang pinter masak....dalam satu hari udah jutaan yang mendaftar, kan di kelurahan kita banyak warganya yang jadi pengangguran mas? itu malah bagus bisa mengentas angka pengangguran    
Mad Bullah :
Oke-oke untuk yang kedua kalinya saya setuju dengan pendapat awakmu cak....tapi setahu saya kelurahan kita kan pernah woro-woro kalau kelebihan pegawai, sehingga diadakan Rasionalisasi Pegawai sekitar 1 juta untuk tahap pertama.......oke katakan segala akomudasi ditanggung lurah dan diberi makan di sekolah, gimana yang mau ngelayanin SD dan SMP yang mempunyai murid sampai ribuan kuwi?  Bisa-bisa 2 jam hanya dihabiskan untuk acara ngelayanin anak kita makan, belum lagi acara sholat dluhur dan Ashar yang juga harus dikerjakan disekolah, berapa jam lagi waktu yang mesti disita, kalau mushollanya cuman menampung satu kelas, ditambah tempat wudhuknya yang hanya berkapasitas 7 orang bahkan ada beberapa sekolah yang belum  memiliki fasilitas ibadah, apa anak kita mau dididik tidak sholat.....wes...wes gak masuk akal blas cak..cak..


Cak Kasab :
Mas..mas.... udah...udah gak usah dipikirin sekritis iku, percaya saja ke lurah kita yang baru, semua yang mas kawatirkan itu gak bakalan ngebuat lurah kawatir karena semua bisa diatasi, sarana dan prasaranya serta infra struktur lainnya pasti udah dipikirkan matang-matang mas
Mad Bullah :
Benar....benar, sayangnya lurahmu yang baru iku cak lupa gak miikirkan, buat apa bikin program baru, kalau hasilnya sama atau lebih buruk dari sebelumnya, coba pikirkan baik-baik ya cak ne.... aku mo ngomong biar awakmu pinter gak asal yayo yayo wae......
1.      Buat apa ditambah jam berlama-lama di sekolah, kalau hasilnya sama bahkan berkurang, kan biasanya anakmu pulang pukul 14.00 BBWI ta? Kemudian direncanakan pulang menjadi pukul 17.00 BBWI dengan asumsi bertambah 3 jam, praktiknya nanti justru berkurang cak, ne buktinya buat makan 2 jam, buat sholat dluhur 1 jam dan sholat ashar 1 jam, malah berkurang 1 jam dari waktu sebelumnya  kan? Itu hitungan standar yang normatif lho cak? Bisa-bisa lebih...misalnya yang masak belum siap atau air kran  wudhu yang gak lancar dan insiden-insiden lainnya yang tidak kita perhitungkan sebelumnya

2.      Pembentukan karakter gak mungkin bisa terbentuk dalam kondisi “intrans” yang panik, karena saling berebut mencukupi dirinya sendiri, ayo siapa yang tidak berharap dilayani lebih awal, kalau sudah dalam keadaan kelaparan? Lagian karakter itu bukan soal sopan santun saja lho cak, melainkan pembentukan diri yang bertanggungjawab sebagai pribadi kholifah yang khoirunnas anfa-ahum linnas, banyak lho cak orang itu sopan dan santun, tapi dalam melaksanakan tugasnya semau gue.....

3.      Guru itu siapa, Pegawai Negeri kan cak? Tentunya mempunyai aturan yang sama dengan Pegawai Negeri lainnya di bawah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, kok ini malah diatur-atur seakan akan milik pak lurah? Gak keliru tak pak lurah iku......?

Cak Kasab :
Ya juga.....ya mas, terus maunya mas itu gimana?
Mad Bullah :
Ya kalau saya gak pernah punya kemauan apa-apa, selain peduli kepada nasib bangsa dan negara ini baik sekarang maupun yang akan datang.......coba awakmu pikirkan cak... Guru iku lak manusia juga ta? Bisa celaka......!

Cak Kasab :
Kok celaka, sich mas?
Mad Bullah :
La ya....... kalau guru dipaksa-paksa waktunya dihabisin, menuruti kemauan orangtua peserta didik yang sibuk dengan pekerjaannya dan gak mampu menangani anaknya sendiri.  istilah “Enak di lho gak enak di Gua”  bakalan berlaku lho cak, guru iku lak punya anak juga, entar anak orang baik, malah anaknya sendiri celaka, karena orang tuanya yang menjadi guru itu sudah sibuk mikirin anaknya orang lain.sementara anaknya sendiri terbengkalai...hehe  kalau sudah begine, itu bukan lagi urusan bangsa dan negara lagi lho cak, tapi urusan hamba kepada sang kholik  “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”( Q.S.at-Tahrim/66:6).
Cak Kasab :
???#fulldayschool 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar