Profil

Jumat, 12 Agustus 2016

Kedai Sufi Kasabullah Jilid 4


MENGAPA KITA PERLU SHOLAT

Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd *)


Seperti biasanya “ Warung Hidayah “, tempat ngrumpi favorit cak Kasab dan mad Bullah kalau hari jumaat sepi, karena penduduk sekitar sangat agamis, sepulang dari sawah, pasar dan bekerja sebagai buruh home industri milik tetangga sebelah,segera berkemas menunaikan ibadah Sholat Jum’at di masjid Makrifatullah.
Cak Kasab :
Assalamualaikum.....wah benerrah nich mas....”pucuk dicinta...ulampun tiba......
Mad Bullah :
Wa alaikumussalam wa rakhmatullahi wa barokaatuh.....emangnya ada apa cak.... kayak kejatuhan duren aja...seneng banget  hari ne  rupanya?

Cak Kasab :
kok , kumussalam sich mas? kayak gak mandi aja....kumus-kumus...Ck..ck..ck..
Mad Bullah :
husss.......na orang kayak ente ini..... yang perlu diservis, udah diajarin yang bener malah ngledek...yang bennerin......emangnya ente sakit jiwa?

Cak Kasab :
sorry...sorry.....kak tuan, aku bener-benar gak pernah dengar kayak yang mas jawab tadi, makanya aku ledekin......terus terang mas demiallah walau sehari-hari aku keliling kampung jualan krupuk, yang ngejawab salam kayak gitu gak ada lho mas......paling “wa alaikum salam”  bahkan ada yang cuman ngejawab “salaam” gitu aja.......
Mad Bullah :
Oke...oke.....gak papa bisa dirojer..... Gine lo cak, walau salam itu menurut kita biasa aja, bahkan ada yang dibuat mainan kayak lho tadi...,sebenarnya itu gak boleh cak.....salam itu doa... dan doa itu ibadah....dan setiap ibadah dosa apabila dilalaikan, dengarin ne perintah Allah ”Apabila kamu diberi penghormatan dengan salam penghormatan maka balaslah dengan yang lebih baik atau balaslah dengan yang sebanding. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu”. (QS. An Nisa’ : 86)

Cak Kasab :
Ooo ngono tak mas, kirain itu cuman gaya menyapa orang arab....kayak di madura kalau ketemu ma teman,kan pasti menyapanya gine “kadhih panapah kabaarah, padhah sae gi ?”
Mad Bullah :
makanya saat sampean tadi mengucap salam seadanya, saya tetep menjawab dengan yang sebenarnya......maksudnya biar saya dapat pahala dari perbuatan tadi, kan eman-eman kalau melakukan perbuatan lalu gak da pahalanya, diam napa? “So lessoen”

Cak Kasab :
terus...urusan kumus-kumus tadi gimana?
Mad Bullah :
Oh itu ?, ya hanya faktor kehati-hatian saja, agar setiap apa saja yang kita lakukan bernilai. Termasuk urusan salam tadi yang biasanya dibalas “wa alaimum salam” dan bukan “ Wa alaikumussalaam, sehingga ada bagian yang tidak terucapkan yaitu kata “السَّلامُ “ ”al”.  Sedang bahasa arab itu kayak bahasa kita juga punya aturan yang mengikat. kalau di Eropa dikenal dengan grammer,di Indonesia tata bahasa sedang di arab dikenal dengan ilmu nahwu yang membedakan antara “سَلامٌ “ dan “السَّلامُ “ apabila tidak diawali “Al”  serta bertanwin dinamakan “Isim Nakirah” sedang yang didahului dengan  “Al” namanya “Isim Marifah”. Jadi sebaiknya menjawab salam dibalas dengan sesempurna mungkin yaitu “Wa alaikumussalam wa rakhmatullahi wa wabarokatuh” karena hukumnya wajib, ente tahu kan hukum wajib kalau tidak dilaksanakan dengan baik......dosa tauk, sedang mengucap salam hukumnya sunnah, masa kita mau celaka hanya karena salam......? kan lucu salam maksudnya untuk keselamatan kok justru malah celaka.....

Cak Kasab :
oh ya mas.....makasih penjelasannya, akan aku perhatikan......
Mad Bullah :
ya...ya....amin bismillah, oh ya tadi mau ngomong apa,kok jadi keenakan jelasin urusan salam.....

Cak Kasab :
gine mas saat, aku jual kerupuk ke rumah ibu Elia Ariesti, bertanya “ Mengapa harus sholat....mungkin itu yg saya tanyakan. Mengapa tdk cukup yakin dg adanya Allah SWT ...
Mad Bullah :
ibu Elia Ariesti...siapa cak, kok baru dengar namanya?

Cak Kasab :
alaah...gaya mas nich, itu lho mas cewek yang sering comen di Face book “you thist” milik mas, malah katanya udah  tanya ke face booknya mas pek sekarang belum dijawab, makanya tanyanya ke aku...mana bisa aku jawab mas, aku kan bukan kyai... untung aku punya alasan, mo buru-buru ditunggu pelanggan..coba gak payah mas. langsung aku ke sini, capa tahu ketemu mas....ekh ternyata berjodoh---makanya aku gembira banget tadi mas...ayo mas jelasin ntar aku terangkan ke ibu Elia Ariesti.....biar aku keren dikit gitu lho....mas
Mad Bullah :
ya...ya...menjawab pertanyaan kayak gitu sebenarnya amat mudahnya cak...... mengapa kita perlu sholat, ya karena kita beriman kepada Allah dan Taat. Coba saudara kita yang tidak beriman kepada Allah kan gak sibuk masalain sholat. Lalu kenapa harus diembel-embeli kata-kata taat? Masalahnya banyak saudara kita yang sudah beriman kepada Allah tapi tidak sholat, kenapa? Ya karena tidak taat. Difinisi taat ente tahu kan? Melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya gitu kan? Dan sholat itu...perintah Allah SWT cak.. ne dengarkan ya saya mau mengutip salah satu firmannya “ (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan sholat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka”  (QS.al Baqarah : 3)

Cak Kasab :
ya juga ya mas, ternyata simple banget cuman aku aja, yang oon pakai jelasin kemana-,mana tapi orang yang dengerin malah gak mudeng-mudeng juga......hehe bentar-bentar mas, ne kalau gak dijelasin bakal lebih kacau lagi mas...biasanya orang yang bertanya itu,sukanya mencari  kelemahan kita mas....pas nanti tanya gine gimana? Itu perintah kan tidak jelas, gimana caranya lakuin,waktunya kapan dan jumlahnya berapa?
Mad Bullah :
semua yang bakal ditanyakan itu sebenarnya sudah  ada di al quran dan hadits, Cuma kita saja yang belum menyempatkan diri membuka dalillnya perintah sholat 5 waktu itu Surat Al Israa’ 17:78 “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh[ ]. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat) Bahkan dalam ayat berikutnya juga diperintahkan sholat Tahajjut.

Cak Kasab :
Terus mas, itu kan sifatnya perintah secara umum yang tidak terinci sebagaimana yang kita kerjakan sekarang... itu bagaimana dan apa dasarnya?
Mad Bullah :
dasarnya? Yaitu tadi “taat” atau taqwa... kalau yang pertama taat kepada Allah, berkutnya juga harus taat kepada Rosulnya atau Nabi Muhammad SAAW sebagaimana kita telah mengiklarkan diri dalam dua kalimah Syahadat. Dan perintah ketaatan kepada Rosulullah bukan kemauan ummat Nabi Muhammad SAAW, melainkan kemauan Allah SWT “Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (Surat An-Nissa ayat 59)

Cak Kasab :
kalau begitu, waktu,jumlah dan gerakan sholat itu karangan Rosulullah Muhammad SAAW, ya mas?
Mad Bullah :
bukan begitu cara menafsirnya? Semua  syara’ ibadah sholat dari waktu,jumlah sampai kepada gerakannya dari Allah SWT, cuman manusia yang Allah pilih untuk menjadi Grand Master,Tutorial,Nara Sumber,Panelis,Motivator,Widya Swara adalah Nabi Besar Muhammad Shallahu Alaihi wa Alihi Wasallam,  yang Allah  pahamkan melaui Workshop,Diklat dan Seminar Isra’ mi’raj....awakmu gak ikut kan? Makanya gak tahu.....bisanya Cuma meragukan, mencurigai dan resek.

Cak Kasab :
ya...ya...ya mas aku paham banget sekarang mas....tapi mengapa ya mas kalau koncoku sing jelasin kok malah semakin bingung aja ya mas?
Mad Bullah :
ya karena awakmu cak yang gak ngerti karo kwalitas koncone iku siapa.......emang ada sich saudara-saudara kita yang kawatir keterangan gak berbobot lalu jelasin dari sisi nalar sampai urusan sholat aja ngelanturnya kemana-mana,  yang ditinjau dari sisi gerakan olah raga,kok yang otak kanan bengilah otak kiri begitulah, sendi-sendi bisa apalah-apalah, bahkan sampai derajat rukuk dan sujudpun diukur kayak mau meluncurkan roket aja. Karena penjelasan macem macem kayak gitu, akhirnya mereka meresponnya dengan nalar juga oo kalau begitu  gak usah sholat aja kan bisa diganti olah raga yang menyerupai, kalau begitu latihan berpikir aja dan seterusnya... padahal inti dari sholat  sebagai tolok ukur ketaatan hamba atas perintah sang Kholiq, yang efentif,efisien dan  inten, sebab kalau diukur dengan puasa setahun sekali,berhaji kalau mampu, berzakat kalau ada, kapan bisa diukur taatnya? Sedang perintah dan larangan Allah itu sifatnya dinamis setiap setiap saat kita berkegiatan “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah  Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku “ (QS. Thaha :14)
Dan dari intennya  membangun ketaatan melalui ibadah sholat akhirnya Allah jamin pribadi manusia itu dengan keunggulan budi pekerti dan akhlak yang karimah, “.....Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan ( Qs.Ankabut 45)
Cak Kasab :
jadi intinya orang sholat untuk bertaqwa,mengingat Allah karena selalu ingat Allah maka dosa-dosa tidak jadi dikerjakan sehingga orang itu berpribadi khusnul khotimah...oke..ok..aku paham mas...... “oh ya mas.....jangan-jangan ibu
Elia Ariesti....orang hakikat ya mas? kok bertanya kayak aneh aja...
Mad Bullah :
Aneh gimana? Biasa aja kale tanya kayak gitu..sampean aja cak yang suka resek, jangan  gitu kenapa?
Cak Kasab :
Bukan begitu mas...kan sekarang itu banyak...orang yang tidak melakukan syariat sholat, katanya itu aliran hakekat mas......gak tahu juga sich, Cuma aku dengar-dengar begitu......?
Mad Bullah :
oh...maksudnya Thoriqotussholah ta? Itu bukan gak sholat cak...tapi akhli sholat dan kwalitas sholatnya melebihi kita-kita ini kalau kita yang penting badannya bergerak sedang mereka seluruh rohaninya bergerak, mereka memahami kalau urusan sholat itu hanya Allah dan dirinya ajayang tahu...Sehingga sholatnya gak pernah diketahui dan ingin diketahui siapapun, baik dari cara berpakaian maupun apapun, mereka cuma mau menunjukkan hasil sholatnya dengan keunggulan akhlaknya saja dengan tidak punya musuh,bersuara lembut dan suka menolong. Lain dengan awakmu cak bentar-bentar cerita..kalau tadi malam sholat isyaknya hampir keblabasan, belum lagi cerita kalau terlambatnya datang keperkumpulan masih lakukan sholat, bahkan berjanjipun urusan sholat dibawa-bawa “entar habis sholat aja” Kalau golongan waliullah atau sholafus sholeh bercerita kayak gitu menjadi hal yang amat memalukan, sebab berkasih-kasihan dengan Allah itu urusan privacy seperti awakmu berkasi-kasian dengan bojomu masa cerita? Ntar ya abis........? wes saru buanget.

Cak Kasab :
Berarti ada ya mas?
Mad Bullah :
Ya adalah......kalau gak ada... kan kayak awakmu kabeh..... suka ambil bati akeh, ke pembeli kasar,suka ngrasani,suka pinter sendiri, sombong,egois,membeda-bedakan status dan suka nyalain ibadah orang......kalau ngomong bikin orang sakit hati

Cak Kasab :
Kalau begitu ibu Elia Ariesti itu bukan hakikat ya mas?
Mad Bullah :
Siapa juga yang bilang gitu? Emangnya ibu Elia Ariesti pernah beli krupukmu gak bayar? Kok seenaknya beri penilaian, jangan gitu dong......Cuma biasanmya orang hakikat itu tidak pernah Bertanya apa-apa soal agama apalagi menyalahkan ibadah oranglain, termasuk juga tidak minta apa-apa kepada Allah dengan doa, karena bertanyanya beliau cukup dengan tafakkur,Mengertinya beliau dengan cara bersyukur dan Mengamalkannya beliau dengan mabrur. Kegiatan beliau selalu dihabiskan dengan menyibukkan diri melakukan ketaatan dan tawakkal saja. Jadi kalau ada yang ngaku-ngaku hakikat bisanya bertanya,menyoal menyalahkan dan membid’ahkan,meremehkan ibadah orang lain, dengan cara yang kasar dan bukan menghalaunya dengan sabar dan lembut sekalipun memakan waktu tahunan.  Orang tersebut walau bersumpah 1000 % tidak bakalan percaya, ibarat orang sudah mandi, tanpa dijelaskan kita bisa menilainya, kulitnya bersih,segar dan harum. Kalau kulitnya kotor,lusuh dan berbau sekalipun bersumpah dengan sekeranjang al Qur’an siapa juga yang mau mengakui,  Bahkan seandainya kita tahu kalau dia benar-benar mandi berarti mandinya menggunakan air comberan. Seperti halnya saudara kita, yang hilir mudik ke masjid petengtang petengteng sajadah tiap adzan berkumandang, Kok masih punya tabiat dengki, koruspsi dan suka ngrasasi? Itu semua dikarena sholatnya bukan lillahitaala, melainkan lilla tetangga, mertua,anak buah atau mau buktikan kalau dirinya paling taat di kampungnya,tetapi setelah upayanya tidak berhasil karena orang tetep menilai biasa, akhirnya semua tidak di sapa...yang kayak gitu tuh,........ yang dimaksud walau mandi tapi mandinya air comberan

Cak Kasab :
Makasih mas sekarang aku udah bisa bedain, mana yang ngaku-ngaku hakikat dan mana yang hakikat beneran........la ya mas, kalau sholat begitu penting dan berartinya bagi manusia...... lalu kenapa ya mas kok banyak orang yang memilih gak sholat?...manusia benar-benar gak tahu diri......
Mad Bullah :
Awakmu itu cak sing gak tahu diri.....malah orang lain disalain, adzan sholat jumat tuh dah mulai tadi berkumandang....sampean malah enak-enakan ngobrol ngalor-ngedul....ayo...ayo dang budal?

Cak Kasab :
Yaya....makasih mas, ne mo berangkat...........sampaean sendiri gimana mas?
Mad Bullah :
Ayo....Siapa tadi yang suka bertanya......?

Cak Kasab :

???????????
*) Diposkan oleh R. Yudhistira Ria,M.MPd Pimpinan Pusat - Guru Besar Lembaga Dzikir Istiqomah Kasabullah Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar