Profil
Senin, 30 Januari 2017
Sabtu, 28 Januari 2017
Rabu, 25 Januari 2017
Mengolah Dzikir Menjadi Energi jilid 3
TRANSFORMASI ENERGI POSITIF
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd
( Pimpinan Pusat / Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia )
“HAI MANUSIA, TELAH DATANG
KEPADAMU KITAB YANG BERISI PELAJARAN DARI TUHANMU DAN SEBAGAI OBAT PENYEMBUH
JIWA, SEBAGAI PETUNJUK DAN RAHMAT BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN.” (QS. YUNUS/10: 57)
Pada pembahasan Mengolah Dzikir Menjadi Energi
jilid 2, setidaknya ada 2 masalah penting yang sering kita temui dan hadapi
dalam kehidupan sehari-hari, utamanya bagi kita yang sudah berkeluarga dan
punya anak diantaranya a. Mengatasi Anak Yang
Bebal Dan Sulit Diatur dan b. Mengatasi Anak Yang Kurang Cerdas. Baik kita
lanjutkan.
C. Mengatasi
anak sakit atau keluarga kita yang sakit
·
Sakit panas,
siapapun orangnya kalau sudah mendapati anak kita di tengah malam kemudian tiba-tiba
demamnya tinggi, sementara transportasi sulit. Pasti kita akan mengalami kepanikan
yang luar biasa, akan tetapi saya sarankan jangan panik, lakukan ikhtiar dengan
segala kemampuan yang ada utamanya mengobtimalkan doa, caranya : sediakan air
secukupnya, kemudian bertawassul kepada Nabi Muhammad SAAW, Nabi Isa ibnu
Maryam, Syekh Abdul Qodir Jalailani, Kedua orang tua masing-masing 1 fatehah,
kemudian kepada si sakit 7x fatehah, setelah itu baca doa “Bismillahil kabiir,
na’udzu billahil ‘adlim min fyarri ‘irqin na’aarr, wa min fyarri harrin naar
7x, setelah itu air tadi dimasak suam-suam/hangat kuku, kemudian ambil sapu
tangan dan celupkan ke air hangat tersebut, peras dan buat kompres pada batang
leher bagian belakang tepat di atas bantal, maka dengan seizin Allah
putra-putri saudara berangsur dingin. Tidak cukup sampai disitu saja, untuk
kesempurnaan pengobatan, pegang kepala pasien utamanya bagian keningnya tahan
nafas sambil berdoa “Allahumma gharatin nujum wa hadaatil ‘uyun, wa anta hayyun
qayyum, la takkhuzuka sinatun wala naumun. Ya hayyu ya qayyum, ahdi’ laili wa
anim ‘aini” setelah selesai lalu tiupkan pada keningnya, tidak berapa lama
kemudian putra putri saudara akan tertidur / istirahat, keesokan harinya sudah
bisa pulih kembali.
·
Sakit Perut, penyebabkan
banyak sekali bisa karena keracunan makanan, asam lambung/mag, usus buntu atau
bisa jadi karena gejala ginjal. Masing-masing keluhan mempunyai ciri tertentu,
kalau keracunan biasanya disertai muntah dan diare, sedang asam lambung
cenderung mual saja, usus buntu bisa dicek dengan cara merapatkan/mengangkat
lutut kaki kanan mendekati pusar perut, apabila sakitnya teramat sangat
dimungkinkan ada infeksi usus/usus buntu. Sedang untuk ginjal sendiri biasanya
kencing tidak lancar, ada perasaan panas dan nyeri pada pinggang, perut bagian
bawah terasa sakit sekali. Cara mengatasi sediakan 3 lembar daun jambu biji
yang masih muda/pupus (untuk keracunan makanan) dan 10 lembar daun jarak serta
minyak telon atau kayu putih untuk penyakit asam lambung, radang usus, ginjal
dls. Awali dengan membaca fatehah yang ditujukan
kepada Nabi Muhammad SAAW, Nabi Isa ibnu Maryam, Syekh Abdul Qodir Jalailani, Kedua
orang tua masing-masing 1 fatehah, kepada si sakit 7x fatehah. Selanjutnya daun
yang dibutuhkan untuk kesembuhan dipegang, sambil membaca doa bagi kesebuhan si
sakit " Allaahumma shalli 'alaa sayyidina muhammadin tibbil quluubi
wadawaaihaa wa'aafiyatil abdaani wasyifaaihaa wanuuril abshaari wadliyaaihaa
waquwwatil ajsaadi wal arwaahi waghidaa iha wa'alaa aalihi washahbihi ajma'iin
" 3x setelah selesai lalu tiupkan
pada daun tersebut, untuk penyakit keracunan/diare 3 daun jambu biji diberi
garam sedikit kemudian dikunyah sampai lembut dan ditelan, sedang penyakit
perut lainnya daun jarak yang sudah didoakan tadi diremas dengan minyak telon
atau kayu putin, kemudian oleskan pada bagian yang sakit (catatan bagi anak
balita yang tidak mungkin menelan daun jambu biji maka oleskan saja param
campuran daun jarak dan minyak telon/kayu putih pada bagian perut dan belakang
perut/pinggang dan telapak kaki kiri. Jangan lupa agar putra-putri atau keluarga saudara
bisa istirahat, pegang kepalanya terutama bagian keningnya tahan nafas sambil berdoa
“Allahumma gharatin nujum wa hadaatil ‘uyun, wa anta hayyun qayyum, la
takkhuzuka sinatun wala naumun. Ya hayyu ya qayyum, ahdi’ laili wa anim ‘aini” setelah
selesai, tiupkan dari arah kening menuju kedua pelopak matanya, tidak berapa
lama kemudian putra putri saudara akan tertidur / istirahat, keesokan harinya
sudah bisa pulih kembali.
·
Intrans atau Kerasukan
Jin, untuk mengatasi masalah penyakit yang satu ini termasuk gampang gampang
susah, ada kalanya cepat dan adakalanya tidak ada reaksi apapun. Dimana letak
kelemahannya? “kejelian” masalahnya yang dihadapi itu makhluk astral yang tidak
bisa kita perhatikan langsung, kecuali Allah rakhmati bagi orang yang
dikehendaki dengan kelebihan menyingkap tabir ghoib. Ketidak telitian kita
dalam mengatasi penyakit kerasukan, dapat membuat kita dipermalukan di depan
orang banyak, seperti saat dibacakan ayat kursi kadang yang kerasukan ikut membaca
kalau sudah begitu kita bisa strees sendiri, mungkin kalau yang melakukan usaha
pembebasan dari golongan kita tidak masalah, karena mereka akan berseloroh ilmu
kita kalah hebat dengan jin, Bagaimana kalau yang mengobati itu dari kalangan kyai
dan ternyata kyai itu tidak bisa juga kan lucu, apalagi orang yang kerasukan biasanya
sok mengejek yang mengobati, kalau itu yang terjadi maka sungguh
memalukan sekali kyai kok kalah dengan jin. Bagaimana caranya agar kita tidak
terjebak dengan sesuatu yang gak pasti? Untuk itu langkah awal kita perlu
mengindentifikasi dengan cermat 1. Pastikan pasien itu benar-benar kerasukan,
diantaranya bola matanya tertutup rapat atau terbelalak dan saat melihat kita
yang datang mengobati selalu disambut dengan teriakan, raut wajahnya selalu menatap
kita dengan tajamnya seakan musuhnya
yang membuat dirinya gemes atau justru ketakutan, kemanapun kita bergerak sorot
matanya selalu mengikuti. 2. Apabila ternyata
tanda-tanda itu tidak ada berarti pasien tidak kerasukan melainkan karena demam
yang tinggi atau karena depresi yang disebabkan oleh adanya problema pribadi
yang begitu berat seperti patah hati/putus dengan pacar atau broken home entah karena
orangtuanya bercerai atau anak tersebut memang sedang bermasalah dengan salah
satu dari orangtuanya
Cara mengatasi,
a.
Kalau kerasukan/kesurupan/kejinan
maka langkah yang perlu dilakukan tutup kedua daun telinganya, kemudian bacakan
doa “Rabbi annii massaniya as-syaithoonu binusybin wa adaba, rabbi a’udzu
bika min hamazaati syayaathiini, wa a’udzu bika rabbi an yakhdurun. wa khifzhon
min kulli syaithoonin Maarid. 3x (Q.S. Shaad:41; al-Mu’minuun:97-98;
Shaffaat:7) atau cukup dibacakan “inna
lillahi wa inna ilaihi rojiun) kemudian tiup
dari kening mengarah kepada kaki. Setelah itu pasien akan tertidur. tetapi
biarkan sampai nanti bangun/siuman sendiri. Kalau bisa saat memberi pertolongan
jangan terlalu banyak orang yang mendampingi, agar jin yang menyusup tidak
merasa diperhatikan hal penting agar jangan sampai kita sedikitpun menuruti kemauan
jin baik berupa makanan,minuman maupun minta akomodasi diantar ke salah satu tempat
tertentu, kondisi menuruti kemauan pasien yang sedang kerasukan, secara
perhitungan politik “perjinan” dalam satu babak kita dibuat kalah telak, kalau
sampai dituruti maka biasanya akan menuntut yang lainnya. Biarkan saja tidak
usah diajak komunikasi dalam bentuk apapun.
b.
Apabila pasien mengingau/berteriak teriak karena demam
biasanya tidak terlalu melengking dan keras, maka tindakan yang perlu kita
upayakan adalah lakukan ikhtiar seperti di proses menurunkan demam di atas yaitu
dengan cara dikompres air hangat pada bagian batang leher belakang, hidungnya
dirangsang dengan minyak wangi atau dengan alkohol, usahakan udara cukup
c.
Apabila pasien hanya histeria, maka berilah air putih
yang sebelumnya dibacakan doa “Allahumma inni as’alukanafsan bhika muthmainna
tu’minu biliqooika wa tardho bi qodhoika wa taqna’u bi athoika
7x lalu minumkan, sebagian sisanya sapukan pada bagian ubun ubun atau
pada raut wajahnya...pasien yang histeria lebih banyak berteriak-teriak
daripada diamnya, berilah motivasi dan jadikan diri kita sebagai sosok yang
bersedia membantu kesulitannya, minimal penyedia curhatnya, jangan
mengintimidasi dan menyalahkan pasien disaat-saat begitu, karena tidak akan pernah
ada proses pemulihan akal sehatnya......
#tenagadalam#lembagadzikirkasabullah#pengobatanalternatif
.............................................................................sampai jumpa di jilid ke 4
Sabtu, 21 Januari 2017
Kedai Sufi Kasabullah jilid 20
FATWA ULAMA JANGAN KOTOR DAN DIKOTORI
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah)
Bukan mau tunjuk hidung... apalagi membuat kita jadi tersinggung... ini hanya sebuah kemauan hati yang tak terbendung... tuk merangkul para ulama yang belum tinggalkan akhlaknya yang agung... agar tidak suka latah membuat fatwa terselubung... yang membuat umat di pelosok kampung semakin bingung dan linglung... bahkan ada yang bersedia singsingkan sarung dan kedurung.... bertarung debat di warung... bak suara unggas terseret puting beliung... membuat kita jadi murung.
Cak Kasab :
Mas fatwa itu siapa sich......kok gaya tenan, pakai dikawal segala...emangnya gak bisa jalan sendiri apa?
Mad Bullah :
Ck...ck....ck... cak...cak, badan aja gede, otaknya kayak pepesan kosong ....fatwa aja gak tahu, gimana bisa mengerti isi pesan-pesannya?
Cak Kasab :
wualah...... jadi fatwa itu, penceramah ta mas........?
Mad Bullah :
masyaallah cak....cak, fatwa itu kata sifat, dalam termologi bahasa artinya jawaban atau respon ,saran, pendapat atas suatu peristiwa yang sedang terjadi, sedangkan menurut istilah syara’nya adalah menerangkan ikhwal hukum syara’ sebagai jawaban atas persoalan yang dipertanyakan maupun tidak dipertanyakan oleh siapapun baik sendiri maupun kelompok, diketahui identitasnya atau tidak.
Cak Kasab :
Ooo fatwa itu kayak pesan sponsor ya mas, berarti fatwa itu tidak mutlak dan mengikat serta harus kita ikuti, ya mas?
Mad Bullah :
Yayalah........fatwa itu kan sifatnya saran, himbauan, ajakan atas suatu perkara yang abal-abal, he...he...sampean kalau udah bicara begitu......kayak orang alim saja, padahal aslinya....? jangankan ajakan sesama manusianya, ajakan Allah saja sampean abaikan.
Cak Kasab :
He...he.... mas ne pakai buka-buka rahasia segala, bikin aku malu aja.... “ oh ya mas, gimana menurut pendapat sampean dengan kondisi orang kampung sini? kan......rodo-rodo stupit tentang rububiyah bisanya cuman fanatik dan sensitif doang.... Kalau ada fatwa-fatwa kayak gitu, sukanya bikin heboh bahkan cenderung kisruh....yang satu haramkan yang lain kalau ngikutin fatwanya karena katanya ulamanya berpolitik, sedang yang satunya lagi mengkafirkan yang lain kalau menentangnya karena itu merupakan pendapat ulama se kampung ini.
Mad Bullah :
Misalnya ada orang yang berpendapat kayak gitu... ya gak salah-salah banget sich....., asal pemberi fatwanya benar-benar bersih serta tidak dikotori oleh apa dan siapapun, sebab bagaimanapun kedudukan pemberi fatwa itu adalah seorang “mufti” yang mewarisi dan meneruskan tugas-tugas nabi Muhammad SAAW atau para nabi / ambiya’ lainnya “Dan sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para nabi. Dan sungguh para nabi tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, hanya saja mereka mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya (ilmu tersebut) berarti dia telah mengambil bagian ilmu yang banyak.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6298 dari Abud Darda’ radhiyallahu ‘anhu)
Cak Kasab :
Emangnya ada ulama yang kotor, ya mas?
Mad Bullah :
Ya banyaklah..... baik dan buruk itu kan sunnahtullah? Jadi ada ulama pewaris para nabi dan ada juga ulama suu’. “Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kalian beberapa derajat, dan Dialah yang Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah 11) - “katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama antara orang yang mengetahui dan orang yang tidak mengetahui?” (QS.Az-Zumar: 9).
Cak Kasab :
Contohnya kayak apa?
Mad Bullah :
Yang pasti ulama itu adalah hamba yang alim diantara yang alim (bentuk jamak dari kata ‘aalim - isim fa’ilnya dari ilmu) Jelasnya ulama itu harus dari manusia berilmu agama yang mumpuni, agar peran sertanya dapat meredakan situasi dari kekisruhan, agar keberadaannya dapat memberi solusi berupa pencerahan, memotivasi, pembinaan, pembimbingan serta mampu mengayomi umat Islam secara lintas kelompok, golongan dan suku, baik menyangkut urusan keagamaan maupun ketimpangan sosial di masyarakat, berdasar sunnatullah (al Quran) dan sunnahrosul (hadits) “Kami jadikan di antara mereka pemimpin-pemimpin yang memberikan petunjuk dengan perintah Kami selama mereka bersabar. Dan mereka adalah orang-orang yang yakin terhadap ayat-ayat kami” (QS.As-Sajdah: 24)
Cak Kasab :
Lalu seperti apa ulama yang kotor itu mas.......
Mad Bullah :
Alaaaah....sampean itu gaya banget cak..... pakai nanya segala....kalau sudah dijelaskan ulama yang bersih, semestinya sampean gak perlu nanya ulama yang kotor...soalnya sampean sering liat sinetron di TV, kan ada aktor yang berperan dengan karakter antogonis........ya itulah ulama suu’ setiap tindak tanduknya selalu berlawanan...bersebrangan bahkan menentang dan menantang pemeran utama (ulama)
Cak Kasab :
Hehe...kalau tanya Fatwa Ulama jangan dikotori boleh kan? Ini kan bukan soal antagonis melainkan soal parabola...
Mad Bullah :
Parabola gundulmu tuh....., hiperbola.....kale?
Cak Kasab :
Ya bener itu mas.... maksudku hiperbola, maklumi aja, gelar pendidikanku kan cuman sarkrupuk (ke pasar jualan krupuk) bukan sarjana, jadi pantes kalau kliruk-kliruk titik... Yang gak pantes itu kalau gelarnya profesor doktor tapi berprilaku kayak krupuk “murah meriyah” gampang gomong, bikin ramai dan gak mengeyangkan, kalau disiram gas airmata anti huru hara mlempem, udah gak kriuk-kriuk lagi......
Mad Bullah :
ok...ok.....yang dimaksud dikotori gine cak, sepeninggal Rosulullah Muhammmad Shallallhu Alaihi wa Alihi Wassalam (SAAW), yang diberi amanat mengemban tugas-tugasnya bersiar kan ulama, atas garansi Allah terhadap orang yang dimaksud “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (Fathir: 28), ya, jadi aneh saja kalau derajat ulama yang mulia karena melaksanakan amanat al Quran dengan benar itu, masih ada yang berpikir harus dikawal fatwanya karena dikawatirkan kurang greget kalau tanpa pengawalannya, tuh kan melemahkan keunggulan ulama dalam berfatwa, kemudian apa mereka sudah lupa ya? dengan janji Allah menyatakan akan mengawalnya sendiri “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS.Al Hijr 9 )
Cak Kasab :
Subhanallah...., berarti ulama yang mengeluarkan fatwa dan yang mengawal fatwa di kampung ini, salah ya mas?
Mad Bullah :
Sampean itu tanya sama siapa? emangnya ulama yang buat fatwa dan pengawal fatwa ulama itu aku......?
Cak Kasab :
???
Jumat, 13 Januari 2017
Kedai Sufi Kasabullah jilid 19
PENGAKUAN BIANG KEROK MALAPETAKA
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd (Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah)
Diantara sekian banyak kegiatan manusia sebagai makhluk sosial, issu agama menjadi suatu hal yang tidak pernah mengenal istilah “ the end ” hampir di setiap saatnya kita dibuat terperanjat, miris, tegang dan ketakutan oleh mereka yang memproklamirkan diri sebagai manusia yang paling dekat dengan Allah.
Padahal di muka bumi ini tidak ada satupun manusia yang lebih dekat selain Rosulullah Muhammad SAAW, karena beliau dapat bertatap muka langsung dengan Allah saat isra’ mi’raj sedang rosul dan nabi lainmya melalui wasilah para malaikat, Hebatnya walau beliau teramat dekat dengan Allah tetapi sosoknya tetap arif dan bijaksana dalam bersiar, tidak ada satupun yang mengaku ditekan apalagi ditakut-takuti.
Cak Kasab :
Mas ini cuma dialog dari hati ke hati, “apakah sampean hidup di kampung ini udah merasakan kenyamanannya? Lantaran tetangga kita semua islam
Mad Bullah :
Ya kalau sampean mengajak aku dari hati ke hati, aku juga mo ngajak sampean dari akal ke akal.....
Cak Kasab :
lho kok gitu mas........ ?
Mad Bullah :
ya gak papa kan? Setiap orang kan punya kebebasan menafsir sesuai kadarnya.....coba sampean gunakan akalnya, posisi hati yang sampean maksud itu ada dimana? amat sangat dekat dengan tempat kotoran dan syahwat, bukan? jadi pantaslah kalau maunya hati itu yang keji-keji, kotor-kotor, ngeres-ngeres, dengki-dengki........
Cak Kasab :
stop....stop....ntar kalau disebutin semua bakal habis ne waktu....
Mad Bullah
La iya....? aku kan cuman jelasin bukan nyalahin, tuh bukti kalau sampean cara berpikirnya pakai hati...belum apa-apa sewotnya udah jalan.....entar ngajak orang lain untuk benci bersama-sama kepadaku, tuh namanya dajjal.....jadi gak usah nunggu lama-lama kapan dajjal itu datang? udah datang kok cuma saat sampai di kampung kita namanya diganti jadi provokator.....makanya biar sampean gak jadi dajjal dengerin dan tafakkurin dulu, baru sharing....... lagian apa gunanya juga sich ngomongin kejelekan orang lain, seandainya itu benar namanya ghibah dan seandainya yang sampean omongin itu salah namanya fitnah
Cak Kasab :
Iki sing edan sampean opo siro mas?
Mad Bullah :
Ya....gak ada yang gilalah.........cuman human eror aja, sampean itu sukanya bentar-bentar pakai hati nurani, padahal hati itu sukanya nakal, bukti kalau hati itu nakal.....mau lakuin apa-apa pasti selalu dipesan “hati-hati”
Cak Kasab :
Kalau soal itu sama aja dengan akal mas, kalau mau lakuin apa-apa juga dipesan “gunakan akalmu”
Mad Bullah :
Ya gak sama dong...... antara diperintah dengan diperingati? Kalau diperintah sifatnya baik apabila sampe dikerjakan ada upahnya, sedang diperingati itu pertanda tidak baik kalau sampai dikerjakan ada sanksinya.......
Cak Kasab :
Contohnya kayak apa?
Mad Bullah :
Contohnya? ya kayak sampean itu cak....., cuman sayangnya sampean gak merasa, sehingga orang lain terus jadi sasaran kesalahan
Cak Kasab :
Lalu aku yang bener harus gimana mas?
Mad Bullah :
Yang bener sampean itu jangan mencari pengakuan dengan menyalahkan orang lain, titik
Cak Kasab :
Maksudnya gimana mas?
Mad Bullah :
Ya kalau sampean mau berbuat baik, berbuat baik saja gak usah sambil nyalain orang lain. Apalagi memprovokasi orang lain untuk ikutan nyalain.....itu sungguh contoh pribadi yang buruk.
Sampean mengerti tidak, mengapa kampung ini gak pernah damai dan aman? Ya karena sebagian penduduknya haus akan pengakuan, sehingga setiap apa saja yang dikerjakan bukan menjadi tujuan sebenarnya, melainkan berkampanye bagaimana dirinya sendiri agar diakui oleh masyarakat luas sebagai sosok yang kontroversi dan fenomenal
Jadi sampean tidak usah heran apabila ada beberapa sosok yang selalu mengumpulkan orang banyak kemudian mendoktrinnya dengan informasi yang tidak berimbang dengan menyebut bahwa tokoh ini dan tokoh itu mengajari kebid’ahan, kesesatan bahkan sesama muslimnya tega-teganya mengkafir-kafirkan, sampai yang mendengarkan tersulut emosinya kemudian ramai-ramai eksodus meninggalkan gurunya yang tulus, meninggalkam pondoknya yang teduh bahkan ada yang rela meninggalkan kebiasaan-kebiasaan religius orangtuanya karena dianggapnya klenik dan lebih memilih menjadi pengikutnya karena diyakini punya banyak tiket ke surga.
Semestinya soal agama kita tidak perlu terus menerus mempermasalahkan apabila kita mau memahaminya, karena semua itu urusan hidayah Allah, katakan untuk urusan Tauhid biarlah Allah dan yang bersangkutan menyelesaikannya, Urusan Fiqih percayakan kepada siapa saja yang mereka angkat sebagai pembimbingnya sedang untuk urusan Tasawwuf biarlah mereka mencari jalannya sendiri untuk mentoriqoti para ambiya wal mursalin. Beres kan?
Cak Kasab :
Bener juga ya mas, kalau kita gak perlu pengakuan buat apa ngumpulin orang banyak, kayak kita liat orang jatuh di jalan, kalau kita orang baik kan biasanya langsung menolong agar jiwanya segera terselamatkan, bukan malah teriak-teriak agar orang lain bisa menyaksikan kalau dia terjatuh, buat apa juga? Malah bikin ribet yang mau evakuasi korban. Lalu gimana dengan soal hati yang katanya mas berdekatan dengan tempat kotoran dan syahwat itu?
Mad Bullah :
Lho....lho....lho jangan bilang itu kataku....entar bisa-bisa aku kena sanksi kejahatan cyber, maksudku begini cak........ hati itu kan ngurusin keimanan sedang akal itu ngurusin ilmu kemudian Allah itu kan ada di atas begitu juga otak (akal) tempatnya sangat jauh dari isi perut dan syahwat, sedang hati ada di bawahnya berdekatan dengan seisi perut dan syahwat,
jadi secara geografisnya kalau Allah ada di atas. Ayo lebih dekat mana antara otak dengan hati? Itu artinya otak mempunyai tingkat relatif lebih dekat mendapat petunjuk dari nuruh tuhan dibanding dengan hati, Entah karena aku sukanya ngotak-ngatik dan mengkait-kaitkan atau memang menjadi rahasia Allah, sebagaimana Allah menjelaskan dalam surat Mujadalah ayat 11, kalau orang berilmu itu lebih tinggi beberapa derajat dibanding orang beriman
Cak Kasab :
Berarti hati itu gak perlu diturutin ya mas?
Mad Bullah :
Ya perlulah kalau hati sampean sakit liver
Cak Kasab :
???
Jumat, 06 Januari 2017
Kedai Sufi Kasabullah jilid 18
HOAX BUKTI TIDAK AGAMIS
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA,
M.MPd
Pimpinan Pusat - Guru Besar Lembaga
Dzikir Kasabullah Indonesia
Kesabaran penegak hukum dalam hal ini, Kepolisian
Republik Indonesia rupanya sudah habis, akibat eksedus nitizen yang teramat
liarnya menyalahgunakan media sosial yang tersedia seperti Facebook, Twitter, Google+ plus.google.com
Weibo, RenRen, LinkedIn,
Instagram , Yelp,
Tumblr, Flickr flicker,
Orkut MySpace, Foursquare, Pinterest, Soundcloud, XING, Friendster, Path, GetGlue,
Hi5, Yahoo! Meme, FUPEI,
Bebo, Koprol dst sebagai
ajang pelampiasan kebencian, saling serang dan pemicu kekisruhan.
Cak Kasab :
mas aku sebagai sahabat, cuman ngingetin.....sebaiknya sampean berhenti nulis nulis di medsos
mas aku sebagai sahabat, cuman ngingetin.....sebaiknya sampean berhenti nulis nulis di medsos
Mad Bullah :
Emangnya ada apa?
Emangnya ada apa?
Cak Kasab :
adoo...adoo repot, kalau sampean yang ngaku akhli IT aja ....hari gene belum dengar, gimana dengan mereka yang buta internet, celaka....celaka....celaka
adoo...adoo repot, kalau sampean yang ngaku akhli IT aja ....hari gene belum dengar, gimana dengan mereka yang buta internet, celaka....celaka....celaka
Mad Bullah :
la iya, gimana bisa ngerti, orang sampean gak ono angin gak ono ombak tiba-tiba beri peringatan....... .semestinya substansinya diungkapin dulu,baru beri peringatan
Cak Kasab :
itu lho mas, pak polisi sekarang sedang melengkapi peralatan dan personel unit Cyber Crime
untuk nangkepin orang yang suka nulis-nulis di media sosial kayak sampean
ha...ha.....ha....orang kayak sampean itu cak, entar yang ditangkepin duluan ma pak polisi bukan aku
Cak Kasab :
masyaallah mas...mas..sampean tuh jengkelin banget, diberitahu gak ngucapin
terimakasih malah ngeyel
Mad Bullah :
Gak ngeyel gimana......kalau sampean sukanya bikin berita boong
Cak Kasab :
demiallah mas...aku dengar dengan mata kepalaku sendiri tadi malam di tipi
demiallah mas...aku dengar dengan mata kepalaku sendiri tadi malam di tipi
Mad Bullah :
ooo pantesan salah.......orang sampean mendengarnya pakai mata kepala sendiri,
bukan pakai telinga......
Cak Kasab :
ya...ya..maksudku telinga..
ya...ya..maksudku telinga..
Mad Bullah :
wualah cak...cak....maksudnya soal kejahatan cyber ta?
Cak Kasab :
la ya itu, gimana mas......
la ya itu, gimana mas......
Mad Bullah :
Itu lho cak, belakangan ini setelah diamati oleh bapak-bapak sing pinter-pinter
di sana, ternyata sumber kekisruhan yang sering terjadi termasuk juga unjuk
rasa, disebabkan oleh ulah para nitezen yang asal share asal comen bahkan
sering membuat hoax sehingga menimbulkan kemarahan
Cak Kasab :
membuat ahok marah gimana maksudnya?
membuat ahok marah gimana maksudnya?
Mad Bullah :
wes..wes seprul banget sampean itu cak..cak...! hoax bukan ahok denger?
Cak
Kasab :
????
Mad Bullah :
hoax itu maksudnya suka bikin
berita bohong yang tujuannya untuk menipu,saling menghujat dan
menjatuhkan. Kondisi kayak gitu kalau
dibiarin berbahaya bisa bikin situasi nasional jadi kacau apalagi kalau sampe
dijadikan komuditi politik tambah amburadul, maka dari itu dukung yok program
polisi biar Indonesia gak kayak gine terus.
Ingat gak peristiwanya Ahok? Apa bedanya dengan Lia Eden, Tajul Muluk, Antonius Richmond Bawengan, Arswendo Atmowiloto toh semua yang disebut itu juga tercatat sebagai tersangka penodaan agama? Mengapa mereka tidak seheboh Ahok, sampai sampai seandainya bisa seluruh penduduk Indonesia mau diajak ngruruk ke Jakarta. Jawabannya karena pada masa mereka belum dikenal kejahatan cyber
Cak Kasab :
berarti media sosial itu berfungsi sebagai motivasi ya mas....
berarti media sosial itu berfungsi sebagai motivasi ya mas....
Mad Bullah :
he....he....kalau motivasi itu khusus untuk kebaikan....kalau untuk kejahatan
namanya provokasi, seandainya media sosial dijadikan ajang motivasi tentunya
bukan jutaan yang datang ke jakarta, melainkan puluhan. Toh ujung-ujung yang
menyelesaikan 4 orang hakim,beberapa orang jaksa penuntut dan beberapa orang
saksi serta pembela
Cak Kasab :
wah berarti kalau program polisi ini jalan, negara kita bakal aman ya mas dari hiruk fitnah
wah berarti kalau program polisi ini jalan, negara kita bakal aman ya mas dari hiruk fitnah
Mad Bullah :
ya juga sich........tapi yang justru aku kawatirkan sekarang,kalau program polisi ini berhasil
Cak Kasab :
Lho lho kok gitu mas?
Lho lho kok gitu mas?
Mad Bullah :
abis mo bilang apalagi, mayoritas penduduk Indonesia itu islam kan? Dengan sendirinya
yang menjadi pengguna terbesar media sosial orang islam sehingga tidak menutup
kemungkinan sebagai pelaku-pelaku hoax juga umat islam. Sebagai negara yang berpenduduk
mayoritas islam semestinya itu tidak boleh terjadi, karena jauh sebelum ada
internet Allah SWT sudah melarang melakukan perbuatan hoax “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan sakwa-sangka, karena sebagian dari sakwa-sangka itu dosa. Dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati?. .. (QS Al Hujurat : 12)
Mengapa kita tidak mau
mendengarnya? Itu menunjukkan kalau kita
hanya mayoritas dalam kwantitas dan minoritas dalam kwalitas atau tidak agamis
Cak Kasab :
Lalu apa yang mas kawatirkan kalau program polisi ini berhasil?
Lalu apa yang mas kawatirkan kalau program polisi ini berhasil?
Mad Bullah :
ya kawatir secara nilai keimanan saja, kalau dilarang Allah hurobbi kita gak
mau tiba-tiba dilarang polisi mau, tuh namanya bukan beriman kepada ilahi
tetapi beriman kepada polisi
Cak Kasab :
????
????
#kasabullah#kedaisufi
Langganan:
Postingan (Atom)