Profil

Jumat, 06 Januari 2017

Kedai Sufi Kasabullah jilid 18



HOAX BUKTI TIDAK AGAMIS

Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd 
Pimpinan Pusat - Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia

Kesabaran penegak hukum dalam hal ini, Kepolisian Republik Indonesia rupanya sudah habis, akibat eksedus nitizen yang teramat liarnya menyalahgunakan media sosial yang tersedia seperti Facebook, Twitter, Google+ plus.google.com Weibo, RenRen, LinkedIn, Instagram , Yelp, Tumblr, Flickr flicker, Orkut MySpace, Foursquare, Pinterest, Soundcloud, XING, Friendster, Path, GetGlue, Hi5, Yahoo! Meme, FUPEI, Bebo, Koprol dst sebagai ajang pelampiasan kebencian, saling serang dan  pemicu kekisruhan.

Cak Kasab :
mas aku sebagai sahabat, cuman ngingetin.....sebaiknya sampean berhenti nulis nulis di medsos

Mad Bullah :
Emangnya ada apa?

Cak Kasab :
adoo...adoo repot, kalau sampean yang ngaku akhli IT aja ....hari gene belum dengar, gimana dengan mereka yang buta internet, celaka....celaka....celaka

Mad Bullah :
la iya, gimana bisa ngerti, orang sampean gak ono angin gak ono ombak tiba-tiba beri peringatan....... .semestinya substansinya diungkapin dulu,baru beri peringatan

Cak Kasab :
itu lho mas, pak polisi sekarang sedang melengkapi peralatan dan personel unit Cyber Crime untuk nangkepin orang yang suka nulis-nulis di media sosial kayak sampean 


Mad Bullah
ha...ha.....ha....orang kayak sampean itu cak, entar yang ditangkepin duluan ma pak polisi bukan aku


Cak Kasab :
masyaallah mas...mas..sampean tuh jengkelin banget, diberitahu gak ngucapin terimakasih malah ngeyel


Mad Bullah :
Gak ngeyel gimana......kalau sampean sukanya bikin berita boong

Cak Kasab :
demiallah mas...aku dengar dengan mata kepalaku sendiri tadi malam di tipi

Mad Bullah :
ooo pantesan salah.......orang sampean mendengarnya pakai mata kepala sendiri, bukan pakai telinga......

Cak Kasab :
ya...ya..maksudku telinga..

Mad Bullah :
wualah cak...cak....maksudnya soal kejahatan cyber ta?

Cak Kasab :
la ya itu, gimana mas......

Mad Bullah :
Itu lho cak, belakangan ini setelah diamati oleh bapak-bapak sing pinter-pinter di sana, ternyata sumber kekisruhan yang sering terjadi termasuk juga unjuk rasa, disebabkan oleh ulah para nitezen yang asal share asal comen bahkan sering membuat hoax sehingga menimbulkan kemarahan


Cak Kasab :
membuat ahok marah gimana maksudnya?

Mad Bullah :
wes..wes seprul banget sampean itu cak..cak...! hoax bukan ahok denger?

Cak Kasab :
????

Mad Bullah :
hoax itu maksudnya suka bikin berita bohong yang tujuannya untuk menipu,saling menghujat dan menjatuhkan.  Kondisi kayak gitu kalau dibiarin berbahaya bisa bikin situasi nasional jadi kacau apalagi kalau sampe dijadikan komuditi politik tambah amburadul, maka dari itu dukung yok program polisi biar Indonesia gak kayak gine terus.

Ingat gak peristiwanya Ahok? Apa bedanya dengan Lia Eden, Tajul Muluk, Antonius Richmond Bawengan, Arswendo Atmowiloto toh semua yang disebut itu juga tercatat sebagai tersangka penodaan agama? Mengapa mereka tidak seheboh Ahok, sampai sampai seandainya bisa seluruh penduduk Indonesia mau diajak ngruruk ke Jakarta. Jawabannya karena pada masa mereka belum dikenal kejahatan cyber

Cak Kasab :
berarti media sosial itu berfungsi sebagai motivasi ya mas....

Mad Bullah :
he....he....kalau motivasi itu khusus untuk kebaikan....kalau untuk kejahatan namanya provokasi, seandainya media sosial dijadikan ajang motivasi tentunya bukan jutaan yang datang ke jakarta, melainkan puluhan. Toh ujung-ujung yang menyelesaikan 4 orang hakim,beberapa orang jaksa penuntut dan beberapa orang saksi serta pembela


Cak Kasab :
wah berarti kalau program polisi ini jalan, negara kita bakal aman ya mas dari hiruk fitnah

Mad Bullah :
ya juga sich........tapi yang justru aku kawatirkan sekarang,kalau program polisi ini berhasil

Cak Kasab :
Lho lho kok gitu mas?

Mad Bullah :
abis mo bilang apalagi, mayoritas penduduk Indonesia itu islam kan? Dengan sendirinya yang menjadi pengguna terbesar media sosial orang islam sehingga tidak menutup kemungkinan sebagai pelaku-pelaku hoax juga umat islam. Sebagai negara yang berpenduduk mayoritas islam semestinya itu tidak boleh terjadi, karena jauh sebelum ada internet Allah SWT sudah melarang melakukan perbuatan hoax “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan sakwa-sangka, karena sebagian dari sakwa-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?. .. (QS Al Hujurat : 12)
Mengapa kita tidak mau mendengarnya? Itu menunjukkan  kalau kita hanya mayoritas dalam kwantitas dan minoritas dalam kwalitas atau tidak agamis


Cak Kasab :
Lalu apa yang mas kawatirkan kalau program polisi ini berhasil?

Mad Bullah :
ya kawatir secara nilai keimanan saja, kalau dilarang Allah hurobbi kita gak mau tiba-tiba dilarang polisi mau, tuh namanya bukan beriman kepada ilahi tetapi beriman kepada polisi


Cak Kasab :
????

#kasabullah#kedaisufi

3 komentar: