Profil

Jumat, 03 Maret 2017

Kedai Sufi Kasabullah jilid 23






TAMU ITU MEMANG RAJA
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd 
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah)


Kampung kita ini rodo rodo aneh, biasanya kalau terima tamu prioritas protapnya soal safety tamu, tetapi kali ini kok kayaknya heboh banget, masjid direnofasi, istana dibenahin,gedung tempat berkumpulnya wakil rakyat disulap, bandara dipoles dan jalan tol sepanjang yang dilewati juga dilicinin, wes wes pokoke gawat tenan....Apa karena tamunya seorang raja atau karena tamu itu adalah raja?

Cak Kasab :
mas sampean tahu gak, siapa sich yang bertamu ke kampung kita, kok gak kayak biasanya pak lurah nyiapin segitu gawatnya

Mad Bullah :
masalahnya, lurah kita baru nyadar kalau tamu itu adalah raja ?

Cak Kasab :
wualah mas mas....... emangnya lurah kita gak tahu ya mas, kalau tamunya itu raja

Mad Bullah :
ya pasti gak tahulah cak......coba tahu mulai dulu udah pasti tamu tamunya diistimewaain semua

Cak Kasab :
kasian kasian....padahal lurah kita punya protokoler, masa gak dikabarin kalau mo kedatangan tamu raja mas......


Mad Bullah :
sepertinya begitu ?

Cak Kasab :
Coba aku jadi lurah....punya protokoler kayak gitu, pasti aku pecat mas....

Mad Bullah :
ya benar itu cak.........., semestinya protoler dan penasehat lurah itu beri masukan ke pak lurahe kalau tamu itu adalah raja, sehingga pak lurahe gak nyembarangin tamu, masa tamu-tamu yang datang ke rumahnya kayak ngomong di pinggir jalan aja, gak di suruh duduk,gak dikasi makan,gak dikasi minum apa kopi kek, kalau gak ada kopi ya setidak tidaknya dikeluarin air mineral gitu dah lumayan daripada cuman disuguhi omongan melulu mulai datang pek pulang. Hukum agama itu gak boleh dimentain oleh kondisi kita dengan dalih teman akrap, hehe bisa bisa istri kita main tukar tukaran dong kalau hukum bisa diotak atik sesuai selera kita, Jelasnya hukum tamu itu siapapun yang datang ke rumah kita adalah tamu dan setiap tamu itu ada aturan mainnya.


Cak Kasab :
setuju mas.....kalau boleh tahu, kayak apa sich mas cara menghormati tamu, kalau tamunya seorang raja?

Mad Bullah :
masa sampean seorang muslim yang taat gak tahu juga, cak?

Cak Kasab :
wah.....wah.... mas nich....sukanya bercanda, mana mungkin orang kayak aku ini kedatangan tamu seorang raja, mimpi kale?
.
Mad Bullah :
ha..ha...betul betul..... sampean benar benar mimpi cak, tapi bukan mimpi mo kedatangan tamu seorang raja melainkan mimpi sedang beragama islam

Cak Kasab :
Kok malah jadi berantakan gitu mas, sampean jelasin?

Mad Bullah :
Abis usia setua sampean......gak ngerti hukum menerima tamu, kan aneh, mana mungkin aku percaya sampean beragama islam cak, kalau dah gitu ?

Cak Kasab :
maksudnya?

Mad Bullah :
Semestinya sampean sebagai seorang muslim itu faham, gimana caranya memperlakukan tamu itu layaknya seorang raja, perhatikan sabda Rosulullah Muhammad SAAW dan Fiman Allah SWT

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
“Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari), “Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (para Malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan salam, Ibrahim menjawab: salamun, (kalian) adalah orang-orang yang tidak dikenal. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi yang gemuk. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata: Silahkan kalian makan…” (QS. Adz Dzariyat: ayat 24-27)
Dan ingat ya, bahwa yang dimaksud tamu dalam hadits tersebut meliputi semua unsur, tidak khusus mukmin saja dan juga tidak khusus kafir saja, entar udah bener tata cara menerima tamunya, bagian terima tamu orang kafir dibedain lagi itu kaspo namanaya, sebab kata “dlaifahu” merupakan lafadz umum, maksudnya meliputi semua jenis tamu baik dari sisi jenis kelamin,keyakinan beragama,usia dan status sosialnya. Pokoknya semua tamu wajib diperlakukan sama dari penyambutan, penghormatan dan memulyakan berdasarkan kaidah kaidah yang disyariatkan dalam hadits.

Cak Kasab:
Tapi mas, yang aku maksud tamu diistimewain oleh lurahe itu bukan sekedar raja dalam istilah, melainkan raja beneran mas......


Mad Bullah :
hehe kalau udah urusan kayak gitu, aku no comen aja cak?

Cak Kasab :
kok gitu mas?

Mad Bullah :
he he.......karena aku belum bisa bedain antara persahabatan dengan perusahaan

2 komentar:

  1. Terimakasih Guru atas ilmu dan petunjuknya

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah trimakasi ilmu serta petunjuk penyambutan tamu trimakasih Guru

    BalasHapus