Profil

Jumat, 17 Mei 2019

JANGAN BANGGA DENGAN ISTILAH BAROKAH & MARGFIROH


Tembak di tempat

TEMBAK DI TEMPAT, tidak perlu disebut sebut secara ekslusif, kalau dalam SOPnya sudah ditetapkan bahwa setiap pelaku kejahatan yang mengancam keselamatan jiwa orang lain atau petugas dilakukan tindakan hukum tembak di tempat. 
Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan  kesan seakan akan tujuannya warning, mengancam dan menakut nakuti publik.
Kalaupun  tujuannya mungkin semata mata untuk sosialisasi, mengapa baru dilakukan sekarang?


Rabu, 15 Mei 2019

Dogeng Ramadhon Kasabullah jilid 2




TIDURNYA ORANG PUASA
 KURANGI PAHALA

karya : R. Yudhistira Ria,M.Pd.

Pimp.Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Istiqomah Kasabullah Indonesia

Memasuki pertengahan bulan Ramadhon, seperti biasanya santri ayahku yang dari luar kota, mulai berdatangan untuk mengikuti kegiatan khususiyah lailatur qodar. sekilas bila diperhatikan rata rata santrinya beusia 50 ke aras, dari kerut kerut wajahnya seakan melihat relief di dinding museum, yang menceriterakan tentang keras dan susahnya kehidupan yang dilalui, maklum Indonesia waktu itu baru berusia 25 tahun meraih kemerdekaan dari kaum penjajah Belanda

Begitu juga dengan sosok ayahku, kesan tuanya tak bisa disembunyikan, namun apabila dibandingkan dengan para santrinya sendiri, ayahku masih tampak lebih tegap dan gagah, tidak bungkuk, mungkin karena ayahku mantan TNI AD, veteran pejuang kemerdekaan RI sehingga pendidikan mileternya terus melekat pada ayahku atau ayahku masih tetap merasa jadi militer? (huus gak usah dijawab "wallahuaklam bissawwab, ini urusan sepele)

Pada suatu hari disaat, mentari lagi bermain main diatas ubun ubun kepala, entah dari mana ayahku datang bepergian.....
biasanya langsung masuk ke rumah, tiba tiba membelokkan arah ke tempat wudhu......
"swaaar.....swaaar......" percikan air yang tumpah canting tangan ayahku membasahi tubuh para santrinya yang sedang tertidur lelap di atas tiker daun pandan. Sekalipun tindakan ayahku itu ditujukan kepada para santrinya, perasaanku turut tegang dan merasa iba dibuatnya.
sontak, para santrinya bergegas terbangun bersungut sungut mendekati sumur...yang tak jauh dari langgar....karena paniknya ada juga yang jatuh kepleset

Tak berapa lama kemudian, semua pada rapi sekalipun pada pipi mereka berbekas anyaman tikar tetapi semua tidak peduli dan tak sempat saling mentertawai semua duduk bersila membentuk shouf di langgar kuno yang semua terbuat dari kayu .....ayahku masuk sambil menunjuk salah seorang santrinya untuk iqomat dan ayahku memimpin sholat dluhur hingga salam.

Setelah berdzikir ayahku membalikkan badan berhadapan dengan wajah para santrinya, semua tertunduk malu tak satupun berani menatap wajah ayahku termasuk aku yang ikut ikutan sholat berjamaah berada dibarisan belakan sendiri......"ada apa kalian pada melungker?" tak satupun berani menjawab, hingga ayahku mengulang pertanyaan itu lag "ada apa?" mungkin diantara mereka sangat paham kalau tidak dijawab, pasti ayahku bakal marah besar, akhirnya pak Saterah mengacungkan tangan "maaf Din (raden) katanya tidurnya orang puasa, dapat pahala?
"kata siapa?" ayahku balik bertanya......, suasana kembali mencekam

Disaat semuanya terdiam, tangan ayahku tampak meraih kitab Risalatul Ash Shiyam yang berada ditumpukan kitab kitab lainnya.
kemudian ayahku mencairkan suasana, jadi hadits ini yang kalian maksudkan?
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصَمْتُهُ تَسْبِيحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ
“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, doanya terkabulkan dan amalannya dilipat gandakan”.

asal tahu saja ya, kalau hadits ini dengan sebagian ulama masih diragukan keshohehannya hadits ini tergolong lemah, sebab dalam kitab “Syu’abul Iman”, 3/1437, oleh Baihaqi dianggap lemah, mengingat Ma'ruf bin Hasan yang menjadi salah seorang perawi hadits ini lemah, dan Sulaiman bin Amr An-Nakha’i lebih lemah lagi.

Rupanya suasana tegang mulai mencair, karena ayahku tidak fokus marah kepada polah tingkah santrinya, melainkan diarahkan pada tausiyah.... semua tampak bersemangat mengikuti.
Momen bagus itu, tidak disia siakan oleh ayahku "begini saja, kalau kalian masih bingung, siapa diantara kalian yang bisa menyebutkan, saat apa saja, amal baik dan buruk tidak Allah catat sebagai pahala dan dosa?

Seperti dikomando saja, semua tangan diangkat tinggi tinggi, sebagai isyarat kesiapan untuk menjelaskan, Ayahku teramat hebat dalam mengendorkan urat syaraf yang tegang, agar tidak terkesan memihak kepada salah satu santrinya, maka ayahku membagi 3 kelompok dan aku tidak termasuk di dalamnya, karena kehadiranku cuma sebagai pengembira karena usiaku masih ingusan.

Masing masing kelompok hanya boleh menjawab satu dan jawaban itu belum pernah dijelaskan atau dijawab oleh kelompok lainnya., begitu ayahku mengatur diskusi.
kelompok 3 diberi kesempatan pertama :
kelompok 3 "dari masa anak anak hingga
aqil balik"
kelompok 1 "dari tertidur hingga terbangun"
kelompok 2 "dari mabok hingga tersadar"

"Alhamdulillahirobbil alamin" ayahku menghela nafas panjang..... " rupanya kalian itu pada pandai berteori ya? kirain tidak tahu apa apa.... tetapi sayangnya tidak cerdas, tidak pinter dalam beramal sholeh" ayo bagian mana yang kalian langgar itu? "maaf den, bagian tidur hingga terbangun" nah kok tahu....timpal ayahku.

Ayo beri contoh, kalau tidur itu tidak dapat pahala juga tidak dapat dosa, tanya ayahku..... tanpa pikir panjang, salah satu dari mereka menjawab " ya dari salah satu jawaban kelompok tadi, den"
serentak seisi langgar geeer, riuh terpingkal pingkal....

saat sudah reda, ayahku menjelaskan "kalau itu bukan contoh mah, tetapi asbabun nuzur....yang dimaksud contoh itu, kejadian nyata....kayak gine, dul... seandainya saat kamu tidur, lalu kamu mimpi makan sekenyang kenyangnya, apa puasanya kamu jadi batal?" sepontan menjawab "tidak"

Disaat semuanya manggut manggut dan merasa malu karena saat tidur konangan ayahku (hehe mungkin mereka mengira ayahku ke luar kota dan pulangnya sampai malam, husss jangan dijawab insyaallah karena mrreka ada tanya aja langsung), Santrinya bernama pak Zaenab (biasa orang orang dulu benama perempuan, bergantung kepada nama anak tertua yang dilahirkan, kalau diberi nama zaenab, maka walau nama asilnya pak Slamet dipanggil pak Zaenab) "Harap maklum den, lalu apa yang dimaksud Ramadhon sebagai bulan penuh berkah dan marfiroh? bukankah semua yang dilakukan manusia berkah dan semua kesalahan manusia diampuni, di bulan itu?

"Syukur kamu bertanya begitu, biar temanmu sama sama mudeng, sama sama ngerti dan tidak sama sama berpendapat sendiri sendiri....."
Semua tampak konsentrasi menunggu penjelasan ayahku, "begini, dengerin ya...Ramadhon dikatakan sebagai bulan penuh berkah dan marfiroh, itu hanya istilah.....sekali lagi itu hanya istilah istilah saja, kemudianistilah istilah itu dengan kita diterima sebagai bentuk pangkat pangkat yang teramat istimewa dan dielu elukan"

"Kalau begitu, sebutan penuh berkah dan margfiroh itu omong kosong ya den?" saut salah satu santrinya....... "bisa ya bisa tidak, bergantung kepada siapa yang melakukan"
maksudnya, den? kalau kalian di Bulan Puasa kerjaannya ngorok aja kayak tadi, ya omong kosong, berkah dan marfiroh itu diterimakan kepada kalian semua......jadi jangan salah maksud lho ya.....bulan puasa itu gak bagi bagi berokah dan margfiroh gratisan......." semua pada bengong mendengar penjelasan ayahku.

Ayahku melanjutkan, "Barokah dan marfiroh itu mahal harganya, karena untuk memperolehnya kalian harus menjaga hawa nafsu dan memperbanyak ibadah ntah sholat sunnah, mengaji, berdzikir, baca baca buku tentang agama atau melaksanakan tugas dengsn baik.... nah baru kalian mendapat berokah, sedang marfiroh atau ampunan, karena kalian sudah konsen untuk berbuat baik dengan menjaga nafsu dan memperbanyak ibadah sehingga gak memberi kesempatan sedikitpun melakukan kejahatan ngrasani, iri, dengki, hasat, hasut...ngentit, berbohong....maka dengan sendirinya pundi pundi dosa tidak terisi, " Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri,……”(QS. Al Isra : 7)

"maaf, memotong....den, kalau semua bergantung kepada upaya kita, lalu mengapa pakai istilah bulan Ramadhon Penuh Berokah dan margfiroh?"
"ya karena disaat bulan Ramdhan itu, Allah curahkan pahala yang melimpah atau dilipat gandakan pahalanya sehingga semua orang cenderung berlomba lomba berebuy melakukan hal yang sama.
Kalau kalian belum jelas juga, ne saya beri perumpaaan, misalnya di desa jennengngan semua jatuh bulan panen atau panen raya, siapa yang mendapat keuntungan dari panen raya itu? "ya para petani yang punya sawah, kemudian sawahnya ditanami padi, sedang yang gak punya sawah atau yang punya sawah tetapi tidak ditanami ....ya bulannya saja yang panen raya, sedang kitanya tiwas melongo saja, ya sama persis kalian tidur tadi, bulannya saja yang penuh berkah....bulannya saja yang penuh marfiroh dan ampunan" sedang kalian cuman dapat....iler...."
ya maaf den, atas kelemahan kami.


#kedaisufikasabullah #tasawwuf  #hakikat #dogengindonesia

Sabtu, 11 Mei 2019

KOALISI TAK ADA YAAG ABADI


SETAN GUNDUL





Kedai Sufi Kasabullah jilid 36

SETAN GUNDUL BUKAN TUYUL
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd 
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia)

Sekalipun Real Count KPU belum kelar, klaim kemenangan terus ditabuh silih berganti oleh mereka yang merasa menang dan merasa dikalahkan. 

Yang merasa menang kawatir kemenangannya tidak diakui oleh rakyatnya, sebab kecurangan yang tercium begitu terencana, terstruktur dan masiv sehingga membuat banyak orang pada berang dan tidak sedikit pula yang memprediksi bakal ada acara saling serang kalau ditetapkan jadi pemenang, begitu juga dengan kelompok yang merasa dikalahkan, tidak terima dirinya diadili sepihak dengan pedekate, rayuan, iming iming, ditekan bahkan terakhir mungkin bisa jadi harus dipaksa tetap kalah demi tegaknya konstitusi dan ketutuhan NKRI dengan tuduhan makar 

Akibat alotnya perjalanan menuju kursi 1, membuat mereka pasang badan mengatur strategi yang paling stategis untuk bisa mengalahkan lawan dengan perang darat (unjuk rasa di kantor badan pemerintah), perang udara (hoax di medsos) dengan pasukan elitenya dari golongan manusia beriidentitas timses, sekelompok hewan disebut pasukan cebong dan kampret, dari golongan setan dipanggil pasukan gundoruwo dan yang baru saja dibentuk namanya pasukan setan gundul

Cak Kasab :
kalau dipikir pikiir.....yang gak waras itu aku apa mereka ya mas, kok ada istilah setan gundul segala.

Mad Bullah :
mereka capa cak, yang jelas kalau ngomong ntar sampean bisa diciduk cyber crime dengan tuduhan...perbuatan tak menyenangkan.....

Cak Kasab :
gawat...gawat......kayak hidup di negeri orang aja....kita ini kan penduduk asli kampung sini, sejak kecil sudah pada berbakti, saling berbagi dan berjanji sehidup semati ngejagain keutuhan NKRI

Mad Bullah :
nah, sampean aja yang gak pernah makan sekolahan disebut dungu juga, gak gagal paham, tetapi kenapa ya? mereka yang sekolah tingginya selangit dengan gelar sepanjang parit....kok kayak pada kesetanan gitu, bilang ada bisikan dari setan gundul

Cak Kasab :
lho gimana sampean itu mas mas... aku ini maksudnya nanyak sampean, kok malah sampean balik bertanya... jangan... jangan.... sampean juga ketularan gak waras pisan?

Mad Bullah :
huss...ngawur wae sampean itu cak, kalau saya ini gak bakalan kesetanan alias gak waras kayak gitu cak..... apalagi jadi setan beneran yang ngebuat jutaan rakyat pada ketakutan.... karena dimataku, didadaku, didarahku, didagingku, dikulitku, dinafasku kehadiranMU selalu menyertai....."

Cak Kasab :
ha...ha...kayak lagunya pak haji Rhoma Irama yang baru......ck...ck...

Mad Bullah :
Lho bener ini cak....setiap siapapun yang ngomong, komen, berstatemen bila sampek ngebuat orang lain jadi sakitnya tuh di sini, kata katanya kotor dan menjijikkan, pasti pada dirinya menumpuk banyak kebusukkan

Cak Kasab :
Wah...... masa gitu mas....kan hati orang sekalipun dangkal gak bisa diukur...beda dengan samudra atlantik sedalam apapun asih bisa diukur

Mad Bullah :
okey......sampean itu maunya kalau diskusi kayak gine, selalu ilmiah, realistik dan akademik... hehe ngalah ngalain profesor aja. tetapi gak papa kok, biar sampean puas apalagi bisa pulas untuk berbuat culas...sekarang saya mau tanya sama sampean, dijawab dengan jujur dan bener lho ya..... "bisa gak sampean berbahasa jerman?"

Cak Kasab :
ngawur aja sampean itu mas...."ya jelas gak bisalah......" belajar bahasa madura aja, masih "tutplittut" (terbata bata) apalagi bahasa jerman.....

Mad Bullah :
nah kalau gitu berarti sampean gak pernah marah pakai bahasa jerman dong....?

Cak Kasab :
jangankan marah yang membutuhkan ekspresi dan penjiwaan untuk menggoalkan tujuan, ngomong satu kosakata bahasa jerman aja, aku benar benar gak bisa mas....karena aku benar benar gak tahu

Mad Bullah :
yeees....itulah jawaban ilmiahnya, rasionalnya, akademiknya mereka tidak mungkin mengeluarkan kata kata busuk, kalau pada dirinya gak memiliki dan menguasai banyak kebusukan....ibarat ada 2 peti berisi bunga dan bangkai, saat dibuka aromanya pasti mewakili masing masing....yang bunga gak mungkin berbau busuk begitu juga sebaliknya

Cak Kasab :
Alhamdulillah, berarti kita ini waras ya mas......gak dungu ya mas?

Mad Bullah :
hehe kalau dijawab, entar saya sendiri yang jadi gak waras dan dungu cak?

Cak Kasab :
kok gitu mas......

Mad Bullah :
lho iyayalah.....tadi kan udah dijelasin, bahwa apa yang diucapkan merupakan perpustakaan kepribadian diri yang disembunyikan dengan tampilan mewah danicik untuk mencapai tujuan. kalau sampean sudah tahu siapa diri sampean sebenarnya, maka saya juga tahu siapa sampean sebenarnya, sekalipun berbohong seperti apapun

Cak Kasab :
Lalu gimana dengan setan gundul?

Mad Bullah :
lho tanya lagi, sampean itu gimana, cak ? bagaimana saya bisa menjelaskan bahwa orang itu sepak terjangnya kayak setan gundul, kalau aku sendiri gak pernah berteman dengan setan apalagi gantiin tugas tugas setan gundul....amit amit jabang banyi, ane masih gak siap lepasin tauhid...cak, apalagi cuma ditukar dengan jabatan dan harta, nyawa sekalipun gak bakalan mau karena itu terlalu murah bagiku

Cak Kasab :
Bukan gitu mas, maksudku sampean itu kan sudah ditokohkan oleh warga kampung ini, ya jadi panutanlah..disamping orangnya alim, sekolahnya memang tinggi, pengetahuan agamanya mumpuni, akhlaknya terpuji.... masa tidak bisa memberi komen sedikitpun?

Mad Bullah :
justru disinilah yang dituntut oleh Tuhan melalui agama yang kita yakini.....agar setiap kita yang jadi Ulama, jadi Umaroh untuk bisa memberi teladan atas ilmu/ucapan yang disampaikan... kepada publik, kalau tidak maka kita akan menjadi penduduk neraka yang paling hina.......
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kemurkaan Allah bila kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan” (QS. As-Shof: 2 - 3)

Cak Kasab :
ya mas....maksudku pendapat yang bersifat umum gitu mas....

Mad Bullah :
ya saya sudah paham maksud sampean itu cak, mulai tadi saya sebenarnya sudah memberikan pendapat tentang masalah yang sedang update, cuma sayangnya sampean gak mudeng mudeng dengan gayaku selaku muslim yang taat bahasanya landai, santun pinuntun, teduh gak bikin keonaran gak bikin orang lain tersinggung serta selalu memotivas agar manusia itu kembali ke fitahnya, ya maklum aja mungkin sampean sudah terbiasa dengan alam yang tidak waras, sehingga pendapat yang waras sekalipun dianggap makar

Cak Kasab :
soalnya gine mas sentan itu yang gundul kan cuman tuyul dan tuyul itu bisanya cuman ngambil uang orang kaya sedikit demi sedikit untuk nyenengin bosnya....
lalu ini setan gundul yang mana lagi ya mas? kok kerjanya cuman bisikin juragannya biar jatuh dan hancur

Mad Bullah :
nah.....persis......

Cak Kasab :
apanya yang persis, mas?

Mad Bullah
kalau ternyata sampean itu cak, yang pelihara tuyul di kampung ini

Cak Kasab :
????

#kedaisufikasabullah #kedaisufi #makrifat #lembagadzikirkasabullah #pilpres

Selasa, 07 Mei 2019

Dogeng Ramadhan Kasabullah seri 1


Dogeng Ramadhon Kasabullah seri 1

TERNYATA SYAITAN TIDAK DIBELENGGU
karya : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd

dikutip dari kisah nyata

 Guru Besar Lembaga Dzikir Istiqomah Kasabullah Indonesia

 

Kala mentari rebahkan tubuhnya di ufuk barat, alam yang terang benderang berganti kelam mencekam, hatiku beranjak gelisah mengiringi rasa ketakutan yang selalu jadi masalah, sekalipun aku tahu rumahku di bilangan kota, tetapi rasa takut itu terus saja menghantuiku bila gelap mulai merambah setiap sudut sudut rumahku, sinar rembulan tak banyak membantu apalagi ditanggal tua seperti ini, biasanya kurang bersemangat terangi alam sekitarku, listrik yang menjadi andalan orang modern dalam penerangan diwaktu masa kecilku belum ada, sementara rumah tetangga pada berjauhan satu dengan lainnya karna lahan kosong sangat melimpah ruah.

Saat leher kujulurkan ke luar bibir jendela, yang tampak hanya rindang daun pohon asam, melambai lambai menyapa semilir angin berlalu lalang mencari sesuatu, batangnya yang besar sengaja disembunyikan dibalik sinar rembulan, membentuk bayangan menakutkan agar aku mengira dia syaitan besar, suara hewan malam di kawasan kuburan dekat rumahku bersautan seakan memberitahu kalau malam ini aku gak boleh keluar rumah, karena sekumpulan syaitan gentayangan dari kuntilanak, pucung, gendorumo, demit sampai tuyul yang gundul gundul sedang mengintaiku di komplek pekuburan Belanda kuno yang gugur berperang saat melawan pejuang kemerdekaan Indonesia.

Malam ini, suasananya tampak lebih sunyi dari biasanya, maklum hujan lebat baru saja reda, sesaat kemudian kudengar sayup sayup suara ayahku yang sedang sakit memanggil mangil namaku dari dalam kamarnya, Rupanya beliau bermaksud minta tolong dibelikan obat sakit kepala ke apotek di kota,

Seketika itu aku tolak karena aku sendirian... ibu dan kakakku sedang pulang kampung ke rumah nenek, jadi siapa yang akan temani aku?

Ayahku tak putus asa beberapa kali merayuku
bernada mengajak agar aku bersimpati untuk menolongnya "kalau ayah sakit gak diobati lalu mati, siapa yang mau beri makan kamu, ibumu dan kakakmu?" semua omelan ayahku didengar dengan baik tetapi aku tetap saja bungkam, pikiranku kacau, antara rasa kasihan dan banyangan wajah wajah syaitan menakutkan di sepanjang jalan, apalagi saat melintasi pekuburan, kalau sampai aku yang keluar beli obat, apa jadinya pasti tubuhku dicabik cabik

Kesabaran ayahku pupus, sekalipun sakit masih sigap mengambil penebah "plak plak plak, tuman" berkali kali mendarat di kaki dan tanganku, sekalipun rasanya perih, aku berusaha menahan tangis agar tidak ditambah pukulan berikutnya, air mata tanpa terasa menetes dengan derasnya membasahi kaos kucelku.....

Tak berselang lama, mungkin ayahku iba juga melihatku yang saat diomelin dan dipukul, tidak sedikitpun melawan dan beranjak dari posisi berdiri di hadapan ayahku, tiba tiba kepalaku diraih keperutnya sambil dielus elus....

Seketika itu aku tak tahan menangis senggugukan merasakan belaian kasih orangtua yang luar biasa, rasa perih akibat sabetan sekumpulan lidi yang menggores kulit kaki dan tangan sama sekali tidak terasa dibuai rasa haru, aku benar benar tentram, semakin erat mendekapnya semakin damai perasaan hatiku

Sambil mengelus ngelus kepalaku, ayahku bertanya "emangnya ada apa, kamu kok gak mau, kan biasanya kamu sangat  rajin, perhatian, berbhakti pada ayah dan ibu, bahkan diminta tolong kakakmu sekalipun panas terik juga mau?" dengan terbata bata aku menjelaskan "aku bukan gak mau ayah, tetapi aku takut, nanti saat lewat kuburan diganggu syaitan" belum selesai aku menjelaskan alasan penolakanku, seketika itu ayahku tertawa terbahak bahak memecah kesucian..... membuat aku jadi terheran heran, melihatnya. "jadi, kamu gak mau, karena takut syaitan......cuma takut syaitan?" ayahku kembali tertawa lebar.

Setelah berhenti, ayahku melanjutkan " kamu lupa ya, nak? ini kan bulan puasa, sayang !" mendengar ayahku bilang begitu, aku jadi penasaran, "emangnya kenapa ayah, kalau bulan puasa?" tanyaku. "ya....kalau bulan puasa itu, para syaitan dengan Allah dibelenggu, dikrangkeng digembok dengan gembok besar dan kuncinya Allah kantongi sendiri, biar syaitan syaitan itu gak gangguin orang puasa", jelas ayahku menyakinkan, rasa penasaranku bertambah, kulepas dekapan dan aku balik bartanya "termasuk kuntilanak dan pucung, ya ayah ?" dengan mantap ayahku menjawab "semua......gak tersisa satupun"

Tanpa pikir panjang, aku bergegas bilang ke ayah "mana uangnya ?" buat apa? kata ayah, "ya buat beli obat ayahlah...sautku, wajah ayah tampak berbinar dan bola matanya berkaca kata menatapku penuh haru.

Saat melintasi pekuburan Belanda, bukannya takut malah aku hampiri dengan mengendap ngendap mecari siapa tahu ada syaitan yang bersembunyi dan tidak tertangkap, akan aku laporkan pada ayah biar ayahku bilang sama Allah.

itulah sekelumit dogeng masa kecilku, yang membuat aku sekarang jadi geli sendiri mrngingatnya, ternyata yang dimaksud orang awam itu, tak ubahnya anak kecil ingusan yang mudah dipengaruhi dan percaya....memang sich tetep ada sisi manfaatnya dengan catatan kalau usia kita masih ingusan, tetapi kalau sudah dewasa seperti kayak sekarang, rugik tauk....bahkan bisa membuat kita celaka

Bagaimana tidak? setelah aku dewasa belajar ilmu rububiyah kepada ayahku sendiri, kebetulan seorang kyai yang santrinya rata rata berusia 40 keatas tepatnya di Kampung Lemah Duwur Bangkalan, katanya sich mereka mengaji kitab...aku kira al quran, ternyata tidak...tetapi kitab mukasyafah wal makrifah.yang diantaranya juga menjelaskan kalau ternyata syaitan itu sebenarnya tidak pernah dibelenggu

lho bagaimana dengan hadits Rosulullah Muhammad SAW
إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ، وَفُتِحَتْ أَبُوَابُ الجَّنَةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ
Artinya, “Ketika masuk bulan Ramadlan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup,” (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits itu memang ada dan shoheh, tetapi jangan ditafsir secara harfiyah bahasanya, karena disana ada qiyas, ittibar dan filosofi yang secara hakikatnya bukan Allah menyuruh para malaikatnya nangkepin satu per satu setiap syaitan yang berkeliaran di muka bumi ini,
melainkan karena syaitan itu kerjanya cuma gangguin manusia, sedang di bulan Ramadhon manusia pada menjaga diri dari godaan syaitan agar puasanya tidak batal, maka dengan sendirinya para syaitan nganggur alias diPHK oleh kita, Status nganggurnya itu, yang kemudian dengan Rosulullah Muhamnad SAW diqiyaskan sama dengan dibelenggu.... akibat ummat muslim pada berebut kebaikan agar bisa masuk ke pintu pintu surga (lhoh kok banyak pintunya, ya? jangan jangan surga itu cuma berisi pintu doang, gak ada gedungnya haha)
hust jangan gitu, maksudnya terserah kita saja lewat jalur pintu mana saja, seperti pintu sedekah, pintu sabar, pintu memaafkan, pintu taubat, pintu ngaji, pintu puasa....pokoknya terserah kita dech, mau masuk surga lewat pintu mana saja.... bergantung kemampuan dan kemauan kitanya saja

Ya, kalau kita gak ngerti juga, tafsir pintu Surga
□ seperti orang ingin kaya, kan macam macam : ada yang berdagang, ada yang jadi pengacara, ada yang jadi artis terserah....kalau kaya harus jadi pengusaha berarti pintunya satu......
□ seperti juga orang ingin sehat juga macam macam caranyav: ada yang olah raga..... ada yang makan makanan sehat dan bergizi .....ada yang istirahat cukup....ada yang tidak merokok.....
□ seperti juga orang ingin mulia di masyarakat .....ada dengan belajar ilmu...ada dengan suka menyapa.....ada dengan suka menolong....ada dengan suka memberi...ada dengan suka memaafkan

lhoh mulai tadi kok ngebahas seperti...seperti.. seperti terus.....aslinya surga itu seperti apa? ekh seperti lagi?
mau tahu jelasnya? ayo ikuti terus Dogeng Ramadhan Kasabullah, pada seri berikutnya...

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa yang sebenarnya..... kita bermohon kepada Allah, agar diselamatkan dari puasa yang sekedar brrsifat diet, mengubah yaitu pola makan....waktu makan siang digeser ke margrib dan waktu makan malam dimakan saat sahur, sedang perbuatan yang tidak bagus terus jalan.....itu yang mungkin dimaksudkan oleh Rosulullah Muhammad SAW "ada puasanya orang yang hanya mendapat haus dan kapar saja"
#dongengindinesia #lembagadzikirkasabullah #tasawwuf #hakikat

Jumat, 03 Mei 2019

Tasawwuf


bukan ulama yang pintar



Kedai Sufi Kasabullah jilid 35

BUKAN ULAMA YANG HARUS PINTAR
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd 
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia)

Pengaruh sihir PEMILU 2019 luar biasa, bukan orang awam saja yang jadi target bidikan, ulama yang dikenal taat, alim dan linuih dalam ilmu agama juga tak lepas dari sasaran. Buktinya banyak ulama membentuk kelompok kelompok dan siap perang berhadap hadapan dengan kelompok ulama lain, masyaallah

Cak Kasab :
mas aku kok merasa, hidup di kampung ini sangat gerah ya

Mad Bullah :
ya biasa cak, itu pengaruh global warning, menipisnya lapisan uzon yang disebabkan adanya pembukaan lahan besar besaran, penebangan hutan secara liar dan tidak terencana serta banyaknya rumah rumah kaca di perkotaan

Cak Kasab :
masyaallah mas mas......bukan gerah karena suhu panas mas, tetapi suhu politik yang memanas

Mad Bullah :
ha...ha...ha.....kayak anggota de pe er, aja sampean itu cak, mikirin politik....tuh liat jualan krupuknya pada mangkrak

Cak Kasab :
justru itu mas yang aku risaukan......, gara gara suhu politik memanas, para pejabat lurah gak mikirin banjir dan harga harga yang melambung, mau konsultasi ke kyai dan ulama juga pada abis

Mad Bullah :
emangnya stok barang, kok sampek abis segala?

Cak Kasab :
bukan gitu mas, saat aku ke pondoknya kata santrinya pada ke kota bikin ijma ulama

Mad Bullah :
kok lucu ya? kyai dan ulama berkeliaran, setahuku dulu para kyai dan ulama itu duduk manis dirumah atau di pondoknya...karena jadi tumpuan orang datang dari pejabat, aparat, rakyat sampek penjahat sekalipun, pada minta nasehat nasehatnya

Cak Kasab :
nah itu juga yang aku herankan mas, emangnya ulama itu ada berapa sih mas?

Mad Bullah :
ngawur wae sampean itu cak.....ya banyaklah

Cak Kasab :
bukan itu maksudku mas...berapa golongan

Mad Bullah :
ya satulah.....Wa inna al-ulamâ’ waratsah al anbiyâ’.  bahwa ulama itu adalah satu satunya pewaris para nabi, titik gak pakai koma.

Cak Kasab:
maksudnya mas?

Mad Bullah :
ya apa apa yang pernah dilakukan Rosulullah Muhammad SAW dan para nabi nabi lainnya, diteruskan oleh para ulama untuk diajarkan kepada santri santrinya

Cak Kasab :
masa Rosulullah Muhammad SAW, ngajari bikin blok blok yang cenderung saling mengklaim kelompoknya yang paling baik

Mad Bullah :
sampean itu bicara apa sich cak.... kok nglantur?

Cak Kasab :
lho bener ini mas, aku lihat di tipi, ulama satunya dukung paslon ini, satunya lagi dukung paslon yang itu, beliau saling berteriak teriak bilang yang terbaik.....kan aku jadi bingung mau ikut ulama yang mana

Mad Bullah :
makanya sampean itu sambil belajar, biar gak oon terus

Cak Kasab :
makanya aku ingin dekat dengan ulama itu maksudnya, biar gak dungu dungu amat kayak gine......

Mad Bullah :
Bukan itu maksud saya cak, sampean itu...bok yo o sambil ngikuti perkembamgan zaman. Kalau dulu yang harus pinter itu adalah ulamanya, sekarang justru santrinya yang harus pinter duluan

Cak Kasab :
Gak kebalik ta mas? lalu buat apa aku belajar kan percuma?

Mad Bullah :
ya gaklah..... he he pinter pinterlah mencari ulama beneran maksudku

Cak Kasab :
????

#kedaisufikasabullah #kedaisufi #makrifat #lembagadzikirkasabullah #pilpres