Profil

Sabtu, 11 Mei 2019

SETAN GUNDUL





Kedai Sufi Kasabullah jilid 36

SETAN GUNDUL BUKAN TUYUL
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd 
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia)

Sekalipun Real Count KPU belum kelar, klaim kemenangan terus ditabuh silih berganti oleh mereka yang merasa menang dan merasa dikalahkan. 

Yang merasa menang kawatir kemenangannya tidak diakui oleh rakyatnya, sebab kecurangan yang tercium begitu terencana, terstruktur dan masiv sehingga membuat banyak orang pada berang dan tidak sedikit pula yang memprediksi bakal ada acara saling serang kalau ditetapkan jadi pemenang, begitu juga dengan kelompok yang merasa dikalahkan, tidak terima dirinya diadili sepihak dengan pedekate, rayuan, iming iming, ditekan bahkan terakhir mungkin bisa jadi harus dipaksa tetap kalah demi tegaknya konstitusi dan ketutuhan NKRI dengan tuduhan makar 

Akibat alotnya perjalanan menuju kursi 1, membuat mereka pasang badan mengatur strategi yang paling stategis untuk bisa mengalahkan lawan dengan perang darat (unjuk rasa di kantor badan pemerintah), perang udara (hoax di medsos) dengan pasukan elitenya dari golongan manusia beriidentitas timses, sekelompok hewan disebut pasukan cebong dan kampret, dari golongan setan dipanggil pasukan gundoruwo dan yang baru saja dibentuk namanya pasukan setan gundul

Cak Kasab :
kalau dipikir pikiir.....yang gak waras itu aku apa mereka ya mas, kok ada istilah setan gundul segala.

Mad Bullah :
mereka capa cak, yang jelas kalau ngomong ntar sampean bisa diciduk cyber crime dengan tuduhan...perbuatan tak menyenangkan.....

Cak Kasab :
gawat...gawat......kayak hidup di negeri orang aja....kita ini kan penduduk asli kampung sini, sejak kecil sudah pada berbakti, saling berbagi dan berjanji sehidup semati ngejagain keutuhan NKRI

Mad Bullah :
nah, sampean aja yang gak pernah makan sekolahan disebut dungu juga, gak gagal paham, tetapi kenapa ya? mereka yang sekolah tingginya selangit dengan gelar sepanjang parit....kok kayak pada kesetanan gitu, bilang ada bisikan dari setan gundul

Cak Kasab :
lho gimana sampean itu mas mas... aku ini maksudnya nanyak sampean, kok malah sampean balik bertanya... jangan... jangan.... sampean juga ketularan gak waras pisan?

Mad Bullah :
huss...ngawur wae sampean itu cak, kalau saya ini gak bakalan kesetanan alias gak waras kayak gitu cak..... apalagi jadi setan beneran yang ngebuat jutaan rakyat pada ketakutan.... karena dimataku, didadaku, didarahku, didagingku, dikulitku, dinafasku kehadiranMU selalu menyertai....."

Cak Kasab :
ha...ha...kayak lagunya pak haji Rhoma Irama yang baru......ck...ck...

Mad Bullah :
Lho bener ini cak....setiap siapapun yang ngomong, komen, berstatemen bila sampek ngebuat orang lain jadi sakitnya tuh di sini, kata katanya kotor dan menjijikkan, pasti pada dirinya menumpuk banyak kebusukkan

Cak Kasab :
Wah...... masa gitu mas....kan hati orang sekalipun dangkal gak bisa diukur...beda dengan samudra atlantik sedalam apapun asih bisa diukur

Mad Bullah :
okey......sampean itu maunya kalau diskusi kayak gine, selalu ilmiah, realistik dan akademik... hehe ngalah ngalain profesor aja. tetapi gak papa kok, biar sampean puas apalagi bisa pulas untuk berbuat culas...sekarang saya mau tanya sama sampean, dijawab dengan jujur dan bener lho ya..... "bisa gak sampean berbahasa jerman?"

Cak Kasab :
ngawur aja sampean itu mas...."ya jelas gak bisalah......" belajar bahasa madura aja, masih "tutplittut" (terbata bata) apalagi bahasa jerman.....

Mad Bullah :
nah kalau gitu berarti sampean gak pernah marah pakai bahasa jerman dong....?

Cak Kasab :
jangankan marah yang membutuhkan ekspresi dan penjiwaan untuk menggoalkan tujuan, ngomong satu kosakata bahasa jerman aja, aku benar benar gak bisa mas....karena aku benar benar gak tahu

Mad Bullah :
yeees....itulah jawaban ilmiahnya, rasionalnya, akademiknya mereka tidak mungkin mengeluarkan kata kata busuk, kalau pada dirinya gak memiliki dan menguasai banyak kebusukan....ibarat ada 2 peti berisi bunga dan bangkai, saat dibuka aromanya pasti mewakili masing masing....yang bunga gak mungkin berbau busuk begitu juga sebaliknya

Cak Kasab :
Alhamdulillah, berarti kita ini waras ya mas......gak dungu ya mas?

Mad Bullah :
hehe kalau dijawab, entar saya sendiri yang jadi gak waras dan dungu cak?

Cak Kasab :
kok gitu mas......

Mad Bullah :
lho iyayalah.....tadi kan udah dijelasin, bahwa apa yang diucapkan merupakan perpustakaan kepribadian diri yang disembunyikan dengan tampilan mewah danicik untuk mencapai tujuan. kalau sampean sudah tahu siapa diri sampean sebenarnya, maka saya juga tahu siapa sampean sebenarnya, sekalipun berbohong seperti apapun

Cak Kasab :
Lalu gimana dengan setan gundul?

Mad Bullah :
lho tanya lagi, sampean itu gimana, cak ? bagaimana saya bisa menjelaskan bahwa orang itu sepak terjangnya kayak setan gundul, kalau aku sendiri gak pernah berteman dengan setan apalagi gantiin tugas tugas setan gundul....amit amit jabang banyi, ane masih gak siap lepasin tauhid...cak, apalagi cuma ditukar dengan jabatan dan harta, nyawa sekalipun gak bakalan mau karena itu terlalu murah bagiku

Cak Kasab :
Bukan gitu mas, maksudku sampean itu kan sudah ditokohkan oleh warga kampung ini, ya jadi panutanlah..disamping orangnya alim, sekolahnya memang tinggi, pengetahuan agamanya mumpuni, akhlaknya terpuji.... masa tidak bisa memberi komen sedikitpun?

Mad Bullah :
justru disinilah yang dituntut oleh Tuhan melalui agama yang kita yakini.....agar setiap kita yang jadi Ulama, jadi Umaroh untuk bisa memberi teladan atas ilmu/ucapan yang disampaikan... kepada publik, kalau tidak maka kita akan menjadi penduduk neraka yang paling hina.......
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kemurkaan Allah bila kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan” (QS. As-Shof: 2 - 3)

Cak Kasab :
ya mas....maksudku pendapat yang bersifat umum gitu mas....

Mad Bullah :
ya saya sudah paham maksud sampean itu cak, mulai tadi saya sebenarnya sudah memberikan pendapat tentang masalah yang sedang update, cuma sayangnya sampean gak mudeng mudeng dengan gayaku selaku muslim yang taat bahasanya landai, santun pinuntun, teduh gak bikin keonaran gak bikin orang lain tersinggung serta selalu memotivas agar manusia itu kembali ke fitahnya, ya maklum aja mungkin sampean sudah terbiasa dengan alam yang tidak waras, sehingga pendapat yang waras sekalipun dianggap makar

Cak Kasab :
soalnya gine mas sentan itu yang gundul kan cuman tuyul dan tuyul itu bisanya cuman ngambil uang orang kaya sedikit demi sedikit untuk nyenengin bosnya....
lalu ini setan gundul yang mana lagi ya mas? kok kerjanya cuman bisikin juragannya biar jatuh dan hancur

Mad Bullah :
nah.....persis......

Cak Kasab :
apanya yang persis, mas?

Mad Bullah
kalau ternyata sampean itu cak, yang pelihara tuyul di kampung ini

Cak Kasab :
????

#kedaisufikasabullah #kedaisufi #makrifat #lembagadzikirkasabullah #pilpres

Tidak ada komentar:

Posting Komentar