Profil

Sabtu, 30 Juli 2016

Kedai Sufi Kasabullah Jilid 2


DITEMBAK MATI, MATI DITEMBAK
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd *)

Eksekusi hukuman mati "jilid III"  bagi terpidana kasus narkoba, memang telah berlalu, akan tetapi ceritanya terus menjadi perbincangan hangat bagi Cak Kasab dan Mad Bullah yang suka mempersoalkan sisi kleniknya  di kedai Hidayah langganannya.
Mad Bullah :
Ada kabar apa cak, kayak liat tenis meja aja ngebacanya.....
Cak Kasab :
Ike lho mas,lagi baca berita pelaksanaan hukuman mati jilid tiga terhadap terpidana kasus narkoba, tadi malam (Jumat (29/7/2016), pukul 00.46 WIB) di Lapangan Tembak Tunggal Panaluan, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah

Mad Bullah :
Hahaha......Jilad 3 ? kayak Resulfe Kabinet aja,pakai jilad-jiladan
Cak Kasab :
Jilid mas bukan jilad....kalau jilad itu staf yang selalu ngebuat perasaan bosnya jadi “abe-es” alias Asal Bapak Senang, kalau jilid, iku bagian atau tahapan agar memudahkan saat kapan acara itu dilaksanakan

Mad Bullah :
Ya sama saja tah cak, menteri-menteri yang dipilih toh tujuannya biar presidennya bisa senang dan tenang mengatur pemerintahan, gak keganggu oleh polah tingkah menteri-menterinya yang tukaran terus
Cak Kasab :
ora ngono mas, menjilad iku maksudnya opo ae yang menjadi keputusan presiden di iyone wae, sing penting presidennya seneng, soal rakyatnya loro kabeh, kata Gus Dur “emangnya gue pikirin”

Mad Bullah :
Ooo begitu ya cak, berarti menteri-menteri yang terpilih itu harus bisa menyulap laporan sebaliknya kayak Wiranto tuh harus melapor  kalau dirinya bukan Ketua Partai ya ? sebab kata Jokowi menteri gak boleh punya jabatan rangkap
Cak Kasab :
Mbuh mas...sampean tuh kok malah ngalor-ngidul..ne soal Eksekusi mati lho mas. Yang Aku herankan itu kok cuman 4 orang yang ditembak, pahadal seharusnya 14 orang, lalu kenapa mesti dipilih hari Jumat kayak KPK aja......opo ora nglukain perasaaan ummat islam, kalau KPK  mending sich mas.....mengadili terdakwah dihari Jumat, itu sebagai wujud melakukan kemulyaan menegakkan kebenaran, iki bedil wong lho mas.....

Mad Bullah :
Sanpean itu cak yang nyelenneh, kok tanya ke saya cak.....tanya sana ke Kejaksaan Agung.....lagian apa hubungannya dengan melukain perasaan ummat islam?
Cak Kasab :
Maksudku ngene mas......dalam suatu hadits iku lak wes diterangno “Setiap muslim yang meninggal di hari jumat atau malam jumat, maka Allah akan memberikan perlindungan baginya dari fitnah kubur. (HR. Ahmad 6739, Turmudzi 1074 dan dihasankan al-Albani).
iku artine lak sing mati dalam keadaan khusnul khotimah? Padahal jelas wong sing di bedil itu wong elek kelakuane?

Mad Bullah :
Sampean iku cak pinter tapi bodo, sing gawe aturan itu siapa, kan bukan ulama? jadi salah-salah dikit gak papa ta, yang penting penegakan hukum di Indonesia itu terlaksana. Memang sih menyikapi hadits itu cak.. perlu ekstra hati-hati, meresponpun harus dengan arif dan bijaksana, maksudnya hadits tersebut bisa dimaknai mutlak (tanpa batas) atau terbatas, akan tetapi untuk menjaga kemulyaan Rosulullah makna pertama (mutlak) lebih baik, mengingat karunia Allah yang sangat luas.

Mad Bullah :
Lagian memutus hukuman mati itu ora gampang cak......kalau bukan orang yang paham terhadap hukum Allah jangan asal bedil aja   “Barang siapa membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu telah membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa memelihara kehidupan seseorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semua.” (QS. Al-Maidah: 32). Atas firman Allah itu saya setuju cak...kalau Jaksa Agung menangguhkan 10 orang yang bakal dieksekusi lantaran disinyalir sebagai korban kejahatan perdagangan manusia, mereka bukan pengedar sebenarnya, cuma sekedar kurir biasa yang saat menitipkan barang tersebut tidak dijelaskan kalau itu narkoba, ya kayak Tukang Pos  atau Jasa Titipan Barang masak yang dihukum yang mengantarkan...hehe kelirunya mereka yang jadi kurir itu gak kayak Percetakaan yang udah koar-koar sebelumnya “isi diluar tanggungjawab percetakan” coba para kurir itu beri undang-undang “Barang titipan diluar tanggung jawab yang dititpkan” pasti mereka selamat dari jerat hukum.Jadi kurir yang gak tahu menahu itu,walaupun barang yang dibawa bisa membuat kerusakan di muka bumi (merusak masa depan bangsa) tidak bisa dibunuh begitu saja,kalau terlanjur dibunuh sama dengan membunuh semua manusia

Cak Kasab :
Oke...oke aku setuju mas......hehehe sebenarnya sampean itu siapa mas Petani opo kyai, kok pinterre iso ngono?
Mad Bullah :
Ya petanilah mas, masa seperti ini disebut Kyai? Cuma saya ini petani yang “Metani” (menelaah=bhs.jawa) maksudnya gak ngrusa-ngrusu kayak awakmu penjual krupuk mek “werru digepuk”(tahu langsung dihukum=bhs.jawa) hahaha

Cak Kasab :
Iso wae mas ne.......nah sekalian, biar aku gak penasaran ne mas, gimana nasib mereka yang dihukum mati, apa diakhiratnya udah bebas? Sebab sebagian orang beranggapan kalau urusan diselesaikan di dunia maka di akhiratnya tidak ada hukuman lagi?
Mad Bullah :
Pas bener iku cak, apa-apa yang sudah diselesaikan di dunia maka diakhiratnya tidak ada penyelesain lagi, kayak awakmu utang uang ke aku 1 juta, lalu awakmu bayar ya sudah nanti diakhirat gak bakalan ada sanksi ngeplang uang, karena Allah akan membalas dengan hal yang setimpal  

Cak Kasab :
Enak kalau gitu ya mas, semua bisa diselesaikan di dunia, tapi kenapa temen-temen itu kok memilih diselesaikan di akhirat ya?
Mad Bullah :
Enak gimana cak? Ya sulit buanget ta !, apa dikira orang yang melukai hati,bentak-bentak,mengejek dimuka orang banyak itu bisa diselesaikan di dunia  ini dengan hanya “minta maaf” ya bukan kayak  gitu dong...kek enaknya, ayo sini sampean saya tempiling,lalu saya minta maaf, apa rasa sakit di pipimu langsung hilang? Kalau gak hilang tuh namanya belum setimpal, maka sisanya akan dipertanggungjawabkan di akhirat, makanya sampean jangan suka membuat kerusakan di muka bumi (hati orang) menjadi gelisah, apalagi sampai membunuh (orang itu tidak bisa berbuat apa-apa) karena perbuatannmu, nglamar kerja kemana-mana gak diterima lantaran fitnahmu tuh namanya membunuh disamping membunuh yang sebenarnya lo ya? “Kecuali orang-orang yang bertobat (di antara mereka) sebelum kamu dapat menguasai (menangkap) mereka; maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al Maidah 34)

Cak Kasab :
Entar-entar mas, aku kok malah jadi penasaran.... berarti mereka yang dieksekusi itu di akhirat akan dieksekusi lagi....?
Mad Bullah :
Aku ini bukan pangeran cak, tapi gak papa nek awakmu cuman mo menghilangkan rasa penasaran aja... jawabannya “bisa ya. bisa tidak” Kalau akibat dari narkoba yang terbunuh hanya 1 orang saja.  jawabannya  “tidak” Akan tetapi kalau yang terbunuh lebih dari satu jawabannya “ya”. Nah itulah yang dimaksudkan bahwa hukuman yang dilakukan di dunia ini, hanya sebagai bentuk penghinaan kepada yang bersangkutan “Sesungguhnya, hukuman terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, adalah mereka  [1] dibunuh atau [2] disalib, [3] dipotong tangan dan kaki mereka dengan bersilang,  [4] atau dibuang (keluar daerah). Yang demikian itu, (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka mendapat siksaan yang besar.” (Al-Maidah: 33)

Cak Kasab :
Terus gimana dengan pencuri itu mas, kalau tangannya udah dipotong? Kan manusia tangannya cuman 2?
Mad Bullah :
Ya sama aja,kalau pencurinya cuman mencuri satu kali, selesai. tapi kan pencuri biasanya mencurinya berkali-kali, ya dipotongnya berkali-kali juga...tuh peristiwanya hari kebangkitan,dimatikan dihidupkan,dimatikan-dihidupkan begitu sampai sejumlah perbuatan tercukupi. Ya kayak awakmu beli ceker ayam, masa dari satu ayam dari banyak ayam kan? Tapi ayam itu, kan tetap dilahirkan dari ayam juga, bukan dari sapi

Cak Kasab :
Haha......berarti sampean suka ceker ayam itu, mengharap banyak pencuri ya mas, kan ceker (tangan) diqisos kalau mencuri?  
Mad Bullah :
Bisa aja sampean tuh cak-cak......asal nuduh, mana pernah sampean liat aku makan  ceker ayam? Kan biasanya yang aku makan itu sayap, lain ambek awakmu itu yang suka makan ati,rempelo wes pokoknya menjijikan sing menjadi penyebab koresterol,struk,vertiqo,batu-batuan di organ tubuh yang penting.....kenapa? ya karena tuh kan hasil eksekusi hati-hati yang jahat, makanya awakmu tuh suka-suka berbuat jahat hahaha

Cak Kasab :

Wes-wes mas sambung kapan-kapan...... aku tak keliling jualan krupuk wae, karena jualan sekarang ya untuk dimakan sekarang, kayak awakmu sing nerangno duso iku.......mek dilakone 1 kali ya ganjarane 1 kali, yo mek duso, mek rejeki?......kalau aku gak kerja keras, berarti aku ngarep hidup sekarang aja..gimana nasib istri lan anakku engko? #EksekusiTerpidanaMati  *) Pimpinan Pusat-Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia

Kamis, 28 Juli 2016

lebih baik yang palsu

P - A - L - S - U

 Oleh : YUDHISTIRA RIA,M.MPd*)

Cendawan di musim hujan, sangat pantas diistilahkan kepada hal-hal “palsu” yang terjadi di Indonesia, mulai dari Ijazah palsu,uang palsu,vaksin palsu sampai ke kartu AJBS palsu, sungguh suatu rentetan  peristiwa yang tidak bisa dipalsu lagi keasliannya.

Istilah “palsu” bukan barang anyar yang perlu kita promosikan agar cepat terkenal seperti halnya artis pendatang baru yang membuat sensasi, sebab sepeninggal Rosulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam, hal-hal palsu itu merebak begitu hebatnya, dengan sebutan “maudhu’” atau “dhaif”.  Bedanya kalau di Indonesia yang disasar adalah Materi sedang pada masa pasca kenabian yang jadi target adalah aqidah yang dimotori oleh Kaum zindiq dan ilhad, Hammad bin Zaid rahimahullah pernah berkata,
وَضَعَت الزَّنَادِقَة عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أَرْبَعَة عَشَر أَلف حَدِيث
“Kaum zindiq telah memalsukan hadits atas nama Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam  sebanyak 14000 hadits palsu.” [Lihat Al-Kifayah fi ‘Ilmir Riwayah (hal. 604) dan Al-Ba’itsul Hatsits (I/254)]

Dalam kamus Besar Indonesia dijelaskan bahwa palsu/pal·su/ a 1.tidak tulen; tidak sah; lancung (tentang ijazah, surat keterangan, uang, dan sebagainya); 2. tiruan (tentang gigi, kunci, dan sebagainya);  3 gadungan (tentang polisi, tentara, wartawan, dan sebagainya);  4. curang; tidak jujur (tentang permainan dan sebagainya); 5. sumbang (tentang suara dan sebagainya);

Pejelasan Palsu dalam bahasa Indonesia masih bersifat umum dan terbuka bagi semua urusan dan kalangan sehingga siapa saja boleh memakai dan meminjamnya jadi tidak salah apabila ijasah,vaksin dan Kartu AJBS memakainya, sedang pengertian Palsu dalam hadits atau bahasa aslinya“maudhu”atau “dhaif”. Lebih bersifat khusus dan eksklusif yaitu sesuatu        yang dinisbatkan kepada Rasulullah SAW secara mengada-ada atau dusta, padahal beliau sama sekali tidak sabdakan, kerjakan, dan taqrir-kan.

Merebaknya istilah Palsu diawali dengan banyaknya calon legislatif disaat pesta Demokrasi Indonesia (pemilu 2014) sebut saja caleg DPRD Kabupaten Subang yang diusung partai PDI Perjuangan pada 2014 yakni Acah Siti Rokayah menggunakan ijazah Ilegal saat mendaftar sebagai Calon Legislatif, Dua caleg (calon legislatif) perempuan secara resmi dinyatakan sebagai tersangka oleh Kepolisian Resort Nganjuk karena menggunakan ijazah palsu. Mereka adalah Siti Supartini, 58 tahun, caleg dari Partai Golkar dan Hastutik Widowati, 55 tahun, caleg PDIP. Penyidikan terhadap kedua tersangka dilakukan atas laporan Panwaslu (panitia Pengawas Pemilu) Kabupaten Nganjuk,  Baru dua bulan dilantik jadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Subulussalam, Aceh Jumadin, resmi ditetapkan sebagai tersangka diduga memalsukan ijazah paket C yang digunakannya untuk mendaftar sebagai calon legislatif dari Partai Hanura dalam pemilihan caleg lalu. itu baru sebagian yang saya ingat.

Terbongkarnya sebagian calon legislatif yang menggunakan ijazah palsu tidak membuat gelombang kemarahan masyarakat meluap dan beringas bahkan cenderung direspon dengan “nyegir kuda” dan diserahkan begitu saja kepada Kepolisian Republik Indonesia.

Akan tetapi saat Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri Brigjen Agung Setya Imam Effendi mengumumkan, bahwa di Bekasi telah terjadi pemalsuan “vaksin wajib” untuk Hepatitis, BCG, dan Campak  sejak tahun 2003 dengan cara  mencampur cairan infus dengan vaksin tetanus.
Semua pihak kebakaran, jenggot dari Presiden, Mentri Kesehatan sampai kepada Orangtua “galau” merasa kecolongan dan ditipu, semua prihatin terhadap nasib kesehatan anak-anak yang notabene generasi penerus bangsa, sekalipun Pemerintah melalui Kementerian Kesehatanan mencoba menenangkan hati para orangtua yang jadi korban dengan iming-iming bahwa vaksin palsu yang terlanjur disuntikkan, tidak akan berdampak buruk dan akan diadakan imunisasi ulang secara gratis, tidak lantas membuat hati orangtua tenang, mereka ramai-ramai “menyerang” rumah sakit yang pernah “menolongnya” dengan komentar yang aneh-aneh serta menuntut macam-macam

Belum hilang rasa sakit yang diderita oleh tindak kriminal pemalsuan, sudah dikejutkan lagi dengan kabar baru bahwa Kartu AJBS Kesehatan juga dipalsu, membuat orang yang sudah menderita dan memerlukan penanganan medis secara cepat, menjadi terbengkalai.  Penderitaan mereka semakin bertambah antara memikirkan keluarganya yang sakit dengan perasaan kecewa karena dirinya telah ditipu, sungguh kejahatan yang tidak bisa disejajarkan hukumannya dengan pelaku kejahatan kriminal biasa.

Walau di Indonesia bukan negara islam, akan tetapi pertimbangan memberlakukan hukuman berat bagi mereka pelaku kriminal berdampak massal perlu diberlakukan, kalau saja pemalsu hadits yang mengacak-ngacak keyakinan dihukum mati ( kaum zindiq yang bernama Abdul Karim bin ‘Auja’ dihukum mati oleh seorang penguasa Bashrah pada zaman khilafah Al-Mahdi pada tahun 160 H) mengapa mereka yang mengacak-ngacak jiwa dan raga manusia serta masa depan bangsa harus dihukum ala KUHP tidak samakah dengan Pengedar Narkoba yang juga merusak generasi penerus bangsa?

Hehehe kalau semua dipalsu mulai dari ijazah,uang,makanan,obat-obatan sampai sumpahpun dipalsu, saya kok jadi ingat kepada komentar Syekh Siti Jenar  “wes palson kabeh” (sudah palsu semua) saat merespon syariat yang diajarkan para wali, tetapi sayangnya komentar Syekh Siti Jenar itu sampai sekarang dengan kita ditafsir sebagai bentuk penolakan kepada kegiatan syariat sehingga pengikut-pengikutnya banyak yang tidak melaksanakan syariat, padahal komentar itu dimaksudkan bahwa syariat yang diajarkan oleh para wali sudah mulai mengarah kepada hal-hal yang bersifat bidah (palsu), jadi yang ditolak oleh Syekh Siti Jenar bukan Syariatnya melainkan reduksi atas syari’at itu sendiri.

Belive it or not, percaya atau tidak ternyata anggapan  Syekh Siti Jenar itu terbukti, banyak diantara kita suka melakukan ibadah-ibadah yang berdasarkan hadits-hadits palsu yang penting mudah dilakukan,menguntungkan dan banyak temannya, sebut saja sebagian kecil dari sekian banyak hadits palsu yang mati-matian kita pertahankan “Tidurnya Orang Puasa Ibadah” belum lagi kegiatan-kegiatan berbau budaya yang dijadikan agama yang tidak boleh kita sebut agar ukhuwah terjalin dengan bagusnya.
Kalau begitu berarti tidak selamanya Palsu itu kita musuhi, sebab dalam suatu kesempatan kita menganggap bahwa yang palsu itu lebih baik dibanding yang asli, seperti halnya Gigi Palsu, adakah diantara kita yang sudah tidak bergigi lagi suka diganti dengan gigi tambahan yang asli? Misalnya giginya orang yang mati kecelakaan? Kalau tidak ? itulah gambaran kita yang sebenarnya.

*) Pimpinan Pusat dan Guru Besar Lembaga Dzikir Istiqomah Kasabullah Indonesia

Sabtu, 23 Juli 2016

Kedai Sufi Kasabullah

DERADIKALISASI

by .Yudhistira Ria,M.MPd / Pimp. Pusat-Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia

Seperti biasanya di hari minggu aku manfaatkan jalan santai mengitari pematang sawah, tuk melepas kepenatan jasmani dan rohani setelah sepekan lamanya, bertarung mengais rejeki   menyambung hidup  anak dan  istri hingga ajal ditentukan nanti.

Sesekali pandanganku mengitari jagat raya mengagumi ciptaan ilahi robbi yang begitu rapi, indah dan kayanya.

Taman-taman surga tampak begitu jelas dirasakan, setiap tarikan nafas menyegarkan rongga-rongga keimanan tuk berucap alhamdulillah karena pepohonan yang tidak berakal itu telah menyuplai oksigen begitu luasnya, keaneka ragaman hayati dari jasat yang semuanya tidak berakal juga tak kalah rajinnya memberi asupan energi kepadaku membuat diriku bisa berdiri dan berlari mengejar ridho ilahi di bawah terangnya cahaya mentari pagi yang juga tidak berakal, namun jasanya tidak diragukan lagi, ultra violetnya telah membantuku menangkal racun agar metabolisme tubuhku bersikulasi dengan baik

Kegembiraan hatiku sebagai wujud rasa syukur telah membuat kesedihanku semakin menganga, memikirkan saudara-saudaraku yang berakal, ternyata tidak lebih hebat dari mereka yang tidak berakal. Mereka semua patuh kepada Sang Pencipta untuk menjadi satgasnya Allah (satuan tugas) sebagai pelindung,penerang dan penyuplai makanan tanpa berkeluh kesah apalagi berontak, sedang kita yang disebut makluk mulia karena dilengkapi akal untuk berpikir serta ditunjuk sebagai kholifah justru sering membuat kekacauan dan keonaran. Sungguh suatu fenomena yang tidak ada habis-habisnya untuk disesalkan.

Mentari nampak mulai meninggi seakan menegorku, kalau aku terlalu lama memikirkan sesuatu yang tidak ada gunanya untuk dipikirkan. Akhirnya kuputuskan untuk kembali ke rumah menemui istri yang menyiapkan sarapan pagi, di tengah perjalanan tiba-tiba aku tertarik singgah di sebuah warung kecil berdindingkan gedek berpilar bambu, kulihat kanan kiri tidak ada satupun menu makanan yang terpangpang, ternyata warung itu cuma menjual kopi dan rokok, terlanjur masuk dan kawatir membuat perasaan pemilik warung kecewa kalau aku kembali, aku pesan kopi dan sebungkus rokok kesukaanku. Sungguh menjadi menu yang tidak menyehatkan menurut pandangan akhi kesehatan, pagi-pagi belum kemasukan apa-apa sudah diracuni dengan kafein dan nikotin

Di saat aku sedang terlena mengisap rokok, perhatianku mengarah kepada 2 sosok manusia tampak asik berdiskusi, dilihat dari penampilannya membuatku heran, Pelajar dan Mahasiswa yang jelas-jelas memburu pengetahuan saja, tidak begitu tertarik untuk membahas apa yang mereka diskusikan. Ada apa dengan nalar pelajar dan mahasiswa kita yang hanya tertarik mengikuti kehidupan gonjang-ganjingnya rumah tangga artis, hingga keamanan negara yang seharusnya menjadi tanggungjawabnya kelak,menjadi terabaikan?

Agar rasa penasaranku tidak “to be continued” radar telingaku diarahkan ke hadapan mereka, yang akhirnya aku tahu kalau orang-orang itu namanya Cak Kasab, penjual kerupuk keliling dari Jawa, sedang satunya lagi Mad Bullah petani lokal Madura, wah heboh tuh pikirku kalau orang Madura sampai berdiskusi dengan orang Jawa, karena keduanya sama-sama faseh dengan bahasanya sendiri, tapi hebatnya kalau kita mau berpikir jujur, walau mereka tidak terlebih dahulu bersidang kayak Anggota Dewan di Senayan, mereka sudah mampu memutuskan suatu masalah tanpa bertengkar dan tanpa biaya bermilyar dengan cukup bersepakat menggunakan bahasa Indonesia sebisa dan seadanya mereka sudah bisa menggelar acara diskusi bertaraf nasional. Sungguh luar biasa mereka, walau tidak dihormati dengan sebutan  “yang mulia” mereka benar benar sudah melakukan kemuliaan secara alami 

Cak Kasab         :  “ mas...sampean tahu gak, kalau Santoso iku wes mampus dibedil Satgas
                                Gabungan Ops Tinombala?”

Mad Bullah       :  “ Santoso sapa cak ? ”

Cak Kasab         :  “ alah mas...mas, awakmu ketinggalan banget, masa Santoso ae gak tahu,
                                itu lho mas, teroris sing lari nang hutan Poso, gak baca koran ta? ”

Mad Bullah       :  “ gak cak, sampean itu kayak pengamat politik aja baca koran segala,
                                aku tuh sukanya mengikuti berita harga pupuk dan gabah di tipi, kalau  
                                turun pemerintahnya apik kalau naik,aku menyesal memilihnya dan yang
                                akan datang pasti aku gak bakalan milih lagi, itu sama saja dengan  
                                memilih jalan penderitaanku sendiri ”

Cak Kasab         :  “ tapi soal Santoso ini penting lho mas, kalau gak segera diatasi oleh   
                                pemerintah, bisa-bisa awakmu ke sawah gak iso tenang karena Santoso
                                itu orang berbahaya lho mas bawaannya kemana-mana bedil dan bom
                                bisa kacau negara ini lho mas“

Mad Bullah       :  “ wualah walah, cak...cak sedikit-sedikit pemerintah sedikit-sedikit negara
                                masa ngatasi Santoso aja ngundang-ngundang negara, aku tuh udah biasa
                                carok mas..., kalau ada yang mengacau kampungku gak sampai diatasi  
                                aparat negara udah tamat, kesuen cak”

Cak Kasab         :  “ wah.... mas nich ya, gak ngerti banget, Santoso tuh pemimpinnya sedang  
                                anggota banyak lho mas “  

Mad Bullah       :  “ iya sudah ngerti, tapi Santoso sampai punya anggota banyak itu, kan
                                lantaran disaat sedikit dibiarin oleh masyarakat sekitarnya, coba diatasi
                                langsung, kan gak sampai banyak kayak gitu, kayak dikampungku mana
                                ada kelompok kelompok kayak gitu? awakmu sich ditinggal-tinggal
                                terus, keliling jualan kerupuk, udah pertahanan di belakang kedodoran
                                ” Coba seperti di kampungku,kalau udah dari sawah jagongan di
                                Pos kamlin sambil mengamati penduduk  yang punya gerak-gerik aneh
                                langsung diatasi atau dilaporin ma RT

Cak Kasab         :  “ bener juga ya mas, berarti yang lemah itu intelejen kita,ya? “

Mad Bullah       :  “ cak...cak...kok berpikirnya ma pemerintah terus, kita itu siapa? Bagian       
                                dari pemerintah to, ya tanggungjawab kita dong, soalnya kalau semua
                                ditangani pemerintah uang rakyat habis mas, buat biaya operasi kayak itu,
                                tuh bukan jutaan mas,tapi milyaran kan mending dibuat subsidi pupuk,
                                gabah,tepung,bawang dan minyak goreng buat awak-awak ?” 

Subhanallah, sebenarnya aku tertarik sekali mengikuti perbincangan mereka, tapi karena waktunya sudah teramat siang, keburu sarapan pagi jadi makan siang dan agar istri tidak berpikir suaminya hilang,kutinggalkan warung itu dengan penuh penasaran.

Sambil berjalan aku berpikir, benar juga apa yang dikatakan Mad Bullah. kalau kita bisa mengutuhkan “Deradikalisasi” atau sosialisasi penanggulangan gerakan separatisme dan suversif, kepada masyarakat luas, melalui lembaga pemerintah maupun organisasi kemasyarakan, pastilah teroris itu tidak akan pernah berkembang di bumi pertiwi ini.#kedaisufikasabullah

Kamis, 21 Juli 2016

hakikat sholat bukan simbol

SHOLAT 16 JAM DIJAMIN MASUK SURGA
By R. Yudhistira Ria,M.MPd / Pimp.Pusat-Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah 

Harapan tinggal harapan, bukan sekedar istilah “omong kosong” melainkan suatu masalah yang sedang kita jalani dan hadapi. Setiap siapapun utamanya umat islam disaat melakukan ibadah sholat yang terbayang pastilah berharap masuk surga
Bukan surga biasa, melainkan surga firdaus yang mempunyai fasilitas VVIP, dengan aneka kemewahan, kenikmatan, kelezatan, lengkap dengan beberapa bidadari yang cantik bergaransi perawan selamanya, siap menemani dan melayani kita menikmati dahsatnya sebagai penduduk surga
Sungguh suatu iming-iming yang memaksa kita terus berharap masuk surga. termasuk juga berharap bisa se-RT, se-RW dan se-Kampung dengan Baginda Rosulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam (SAAW) sekalipun akhlak kita bersebrangan jauh dengan apa yang beliau tauladankan
Kehidupan di surga menurut bocoran yang sampai ke daun telinga kita entah lewat al Quran,Guru ngaji dan para Da’i, sungguh luar biasa. Indah dibayangkan dan Semangat diharapkan, sekalipun kenyataannya dalam hati kita semua tetap pada takut mati. Korupsi, menipu,mencuri,menjarah dan membunuh demi harta yang dimiliki adalah bukti kalau manusia itu pada takut mati kelaparan, belum lagi mereka yang pontang panting berobat ke sana ke mari hanya untuk memulihkan kesehatannya dengan alasan yang sama yaitu takut segera mati
Apabila harapannya benar, bahwa kehidupan di akhirat lebih sempurna dibanding kehidupan di dunia. Mengapa kita harus melakukan kejahatan demi sesuap nasi? Mengapa tidak membiarkan diri kita mati kelaparan, agar segera masuk ke surga yang berlimpah makanan ,minuman dan buah-buahan? Mengapa diri kita harus stres kalau tidak sembuh, bukankah bertawakkal atas sakit yang dideritanya sebagai proses kematian, bisa membuatnya segera masuk surga yang dijamin sehat wal afiyah?
Harapan masuk surga dengan ibadah sholat itu bukan sekedar isapan jempol,melainkan suatu hal yang pasti karena Allah sendiri yang menjaminnya, Rosulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam (SAAW) bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : انَظَرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ ” . وَفِي رِوَايَةٍ : ” ثُمَّ الزَّكَاةُ مِثْلُ ذَلِكَ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ حَسَبَ ذَلِك
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” Dalam riwayat lainnya, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula.” (HR. Abu Daud, Ahmad, Hakim, Baihaqi)

Mengapa sholat menjadi penjamin sebagai standar manusia telah melakukan kebaikan sehingga nilai-nilai ibadah lainnya dianggap baik juga? Hadits tersebut sebagai respon atas firman Allah SWT, "bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." ( Qs Al 'Ankabuut ayat 45)
Kalimat “...Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain)...” yang menjadi penjamin kalau orang yang melakukan ibadah sholat itu pasti baik, karena telah dibebaskan dari perbuatan keji dan mungkar
Lalu bagaimana dengan kita yang rajin sholat tapi pebuatan keji dan mungkarnya terus jalan? Nah di sinilah letak akar permasalahannya yang jarang kita kupas tuntas sampai habis, sehingga mereka pasang bodi bahwa sholat-sholat yang mereka kerjakan dengan gerakan dan bacaan itu dianggapnya sudah syah sebagai harapan masuk surga
Sungguh kasian dan prihatin kepada harapan mereka masuk surga, kalau cuma sekedar berbekal menggugurkan kewajiban sholat 5 waktu yang rata-rata @10 menit atau kurang dari satu jam, padahal kita hidup dalam waktu 24 jam dikurangi tidur menururut anjuran dokter 8 jam yang berarti kita punya masa mengambang selama 15 jam 10 menit yang berpeluang melakukan kebaikan atau kejahatan, sebab tidur tidak dihitung amal baik dan buruknya
Seandainya sisa waktu 15 jam 10 menit itu kita gunakan untuk sholat terus atau merasakan saat-saat khusuknya sholat 5 waktu dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan makna gerakan dan diucapakan, maka tidak berlebihan apabila kita berharap masuk surga dengan sholat yaitu :
1. Ingat saat TAKBIROTUL IKHROM dalam sholat, sebagai ittikat kalau hanya Allah saja yang besar,agung dan mulia sehingga kita malu apabila menyombongkan diri diantara sesama karena kepandaiannya, kekuatannya, jabatannya,keelokan wajahnya, merdunya suara dan kekayaannya (Qs. al a’raf 166 dan al Isra’ 37). Sikap arogan,sok kuasa,sok pinter,sok ganteng,sok cantik dan sok kaya bukan pakaian orang akhli sholat, sekalipun saat mendengar adzan bersegera melakukan gerakan sholat di rumah,di masjid di mushollah berlama-lama, mereka sama sekali belum sholat karena sholat bukan simbol melainkan amal ibadah yang disamping dirinya merasakan nikmatnya,Allah mengakui ketulusan dan kekhusukan ibadahnya juga orang lain mendapat bias keteduhan pribadinya karena tutur katanya lembut, suka memaafkan,rajin menolong tidak membedakan statusnya dan selalu memberikan perlindungan atas ketentraman perasaannya
2. Ingat saat RUKUK dalam sholat, sebagai perhormatan terharap perbedaan, karena Allah ciptakan perbedaan agar kita pandai mengambil hikmah. Jadi kalau kita hargai perbedaan status sosialnya, perbedaan berpendapatnya diantara sesama, maka persatuan dan kesatuan,ukhuwah dan perdamaian selalu terjaga, sebab dengan begitu tidak satupun diantara kita ada yang terdzolimi dan tersakiti lebih-lebih sampai bertikai saling membunuh dan mengahabisi. Penghormatan perbedaan tidak cukup soal perbedaan status sosial dan perbedaan berpendapat saja, sampai kepada perbedaan keyakinan memeluk agama Allah SWT memberi kebebasan “lakum dinukum waliyadhin” (Qs.al Kafirun 6) kita juga perlu menghormati, mengapa kita mesti ribet dan melebihi kekuasaanNYA, Apabila kita masih memiliki perasaan benci, muak dan dendam dengan hal-hal yang tidak sejalan dengan apa yang kita harapkan dan maui jangan buru-buru menyebut diri ini sebagai akhli sholat, sebab akhli sholat tidak akan pernah melakukan hal yang sangat menjijikkan
3. Ingat saat SUJUD dalam sholat. sebagai wujud ketunduk patuhan terhadap nilai-nilai ibadah yang Allah perintahkan kepada hamba-hambanya “Ulil amri minkum” agar ketika ditunjuk menjadi pemimpin/kholifah/imam bisa memimpin dengan adil dan bertanggungjawab ,sedang kita yang menjadi bagian dari yang dipimpin/makmum/jemaah diperintahkan untuk mengikuti kebijakan dan keputusan pemimpin/pemerintahan diantara kita (Qs.An Nisa’ 59) bisa berbentuk hukum,undang-undang dan peraturan. Salah satunya kita jangan gegabah mengaku akhli sholat apabila di traffic ligh, sedang menyala warna merah kita nerobos begitu saja, orang yang akhli sholat tidak akan pernah melakukan hal buruk semacam itu. Memang menjadi pemandangan yang menyedihkan apabila kita saksikan pengendara dengan atribut islam sarung,kopyah,jilbab melakukan perbuatan itu di hadapan pengendara lain yang tidak menggunakan simbol-simbol penganut agama yang taat, tetapi patuhnya terhadap tata tertib berlalu lintas luar biasa
4. Ingat saat SALAM dalam sholat, sebagai pamungkas atau ending dari semua kegiatan ibadah maghdo baik ucapan/doa maupun gerakan/rukun ibadah sholat yang kita lalukan dari takbir,rukuk dan sujud bahwa apa yang telah dilakukan itu d semata mata untuk jalan-jalan kebahagiaan kehidupan di dunia dan akhirat dengan menjaga ketertiban, memelihara perdamaian, menjalin persatuan dan kesatuan serta menjamin keselamatan kita bersama (Qs. Attaubah 71),
Ukuran orang akhli sholat selama 16 jam, tidak bisa disejajarkan dengan mereka yang suka sholat 50 menit. Akhli sholat diibaratkan orang mandi pakai sabun wangi, kemudian berpakaian bersih dan hendak berpergian ke suatu tempat yang bergenggi, melewati jalan becek, mereka terus berusaha sampai ke tujuan yang dimaksud dan tidak pernah berpikir untuk kembali. Dipiilihnya secara cermat sisi kering dari bagian jalan becek itu, yang sekiranya kalau dilewati tidak mengotori sepatu, pakaian apalagi tubuhnya soal menjinjit,miring dan melompat itu sudah menjadi bagian yang harus dilakukan sebab yang terpikir hanya satu yaitu bagaimana caranya agar bisa sampai di tempat tujuan dalam kondisi tetap bersih dan tidak berbekas sedikitpun,
Sedang mereka yang suka sholat 50 menit, ibarat manusia mandi dan berpakaian yang sama, akan bepergian ke tempat yang sama dengan kondisi jalan yang akan dilewati sama yaitu becek. bedanya jalan yang becek itu dilintasi begitu saja tanpa terlebih dahulu dipilih sisi kering yang bisa membuatnya tidak kotor,akibatnya sudah bisa ditebak seluruh pakaian dan tubuhnya berlumuran lumpur dan celakanya sekalipun sampai juga di tempat tujuan yang sama,
Mereka tidak berani masuk, berdiri gemeteran di padang masyar dengan peluh meleleh yang hampir menenggelamlkan dirinya. karena merasa malu dan merasa tidak pantas dengan kondisi dirinya yang acak-acakan, mengingat tempat yang akan di masuki sangat megah, beralaskan permadani bersih yang dihadiri oleh undangan dengan pakaian licin dan bersih serta aroma wewangian yang harum menyegarka
Itulah gambaran kehidupan Surga yang terus kita harap dalam sholat 50 menit, masihkan kita terus berharap? Jawabannya periksa Qs Al Ankabuut 58 ‪#‎hakikatsholat‬

Sabtu, 16 Juli 2016

Pokemon Go, mengapa harus heboh?


by R. Yudhistira Ria, M.MPd / Pimpinan Pusat -Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia

Dalam kegelapan malam, ada sekelompok anak-anak yang sedang mengendap-ngendap mengundang perhatian penulis untuk mencari tahu, tentunya bukan kepada hal-hal baik, sebab di abad modern ini anak-anak tidak lagi bisa dibebaskan dari kecurigaan sebagai pelaku tindak kriminal, bukan saja soal kejahatan pencurian tetapi sudah merambah kepada kejahatan pembunuhan, tidak sedikit para orang tua dibunuh oleh anak-anaknya sendiri yang masih usia sekolah dasar lantaran hal sepele seperti tidak dibelikan hp atau motor.

Walau anak-anak sudah dianggap berpeluang melakukan tidak kriminal, penulis selaku orang waras masih berpikir normatif dengan tidak membawa senjata apa-apa atau berteriak minta bantuan tetangga, sebab dalam analisa sepintas kalau cuma empat anak usia dini dengan tangan kosongpun tidak akan pernah kewalahan menghadapinya, usut punya usut ternyata sangkaan buruk itu sama sekali tidak benar, sebab mereka sedang “bermain” waralaba media dengan aplikasi Pokemon Go dengan memburu XP (Experience Point ) tiga pilihan yang diberikan, yakni Bulbasaur, Charmander, dan Squirtle.

XP merupakan target poin yang harus dikumpulkan oleh pemain, agar bisa melangkah ke jenjang / level yang lebih tinggi. Berbagai cara yang dapat diupayakan oleh para pemain dalam mengumpulkan dan menambah XP, diantaranya dengan menangkap Pokemon  ke Pokeball, dan secara otomatis pemain mendapat 100 XP  dan begitulah selanjutnya permainan terus dilakukan sampai lavelnya ada di puncak yang konon katanya Aplikasinya bisa dijual dengan ratusan ribu rupiah.
Kalau cuma bermain semacam itu mengapa Pokemon Go telah membuat para orang tua kebakaran jenggot dan sibuk agar anak-naknya tidak mengunduh game Pokemon Go? Bahkan banyak yang usul kepada pemerintah agar permainan itu di Indonesia di blokir.

Keberatan dan usul orang tua itu penulis nilai wajar-wajar saja, kalau kita terima dengan hal yang wajar, akan tetapi kalau kita terima dengan hal yang tidak wajar, maka orangtua yang berinisiasi begitu dianggap terlalu proteksi terhadap anak-anaknya, tidak pede atau kita anggap hanya mencari sensasi belaka. Mengapa kita bisa bisa menuduh begitu?

Adakah kita yang comen begitu mempunyai anak dan mengurusnya langsung? Kalau tidak, mari kita mulai belajar untuk membiasakan diri agar tidak ikut-ikutan “resek” dengan urusan orang lain yang sama sekali kita tidak mengalaminya, sekalipun seorang ayah sekalipun belum tentu mempunyai pemikiran sekawatir ibunya, karena apa yang dikawatirkan seorang ibu bagi seorang ayah dianggap hanya bagian dari proses pengerdilan terhadap kemadirian seorang anak.



Pokemon Go, tidak boleh kita anggap permainan biasa, sebab permainan ini mulai mengajari anak-anak kita yang lucu-lucu dan polos untuk berlomba-lomba berlarian ke luar rumah, menyebar ke berbagai lokasi dengan tidak memperhatikan waktu, yang terpikir hanya untuk memburu dan menangkap monster agar XP-nya terposisi pada level bergenggsi
Pengembangan permainan Video Nitendo yang diciptakan  Satoshi Tajiri tahun 1995 itu, sekarang sudah dikemas menjadi Game Online Pokemon Go, kalau kita para orangtua tidak bijak menyikapinya, maka dampaknya akan sangat buruk bagi masa depan anak kita diantaranya :
1.      Kalau anak kita hanya sekedar melarang dan tidak memberi wawasan mengapa dilarang. maka secara tidak langsung kita para orang tua, akan memberi peluang kepada anak-anak kita yang semula jujur dan berbakti menjadi anak yang suka berontak dan berbohong, dengan beralasan belajar kelompok atau bermain ketemannya, padahal kenyataannya mereka memanfaatkan untuk memburu monster pokemon

2.      Apabila kita berikan izin tanpa pesan-pesan yang membuatnya berpikir kongkrit,akan membuat anak-nak kita yang semula dijaga pshikis dan phisiknya akan terkoyak-koyak akibat kejahatan di luar rumah, sebut saja anak-anak kita yang kurang berpengalaman memasuki wilayah-wilayah edotorial rumah tangga, lembaga dan pemerintahan bisa saja dikenai sanksi oleh pemilik editorial itu, karena masuk tanpa terlebih dahulu “kulo nuwun” sebab yang terpikir oleh anak kita adalah target XP hal ini belum lagi berhadapan dengan mereka yang memanfaatkan situasi hanya untuk memuluskan rencana kejahatannya dengan membuat aplikasi palsu, dan anak-anak kita tergiring ketempat sepi yang dimaksud, kemudian dijarah apa yang dimiliki, kita semua tahu kalau HP sampai bisa mempunyai aplikasi Game Online harganya minaimal 1 juta syukur kalau cuma hp-nya kalau sampai  nyawanya juga yang diambil bagaimana?

Sebagai langkah terbaik dalam menyikapi situasi yang mau tidak mau tetap terjadi? Kita dampingi saja anak-anak kita saat bermain, ya hitung-hitung meriview masa kecil kanak-kanak kita yang belum pernah menjumpai permainan game online semacam Pokemon Go, terkecuali bermain dengan bahan yang ramah lingkungan seperti pelepas pisang buat kuda-kudaan dan bedil untuk perang-perangan. Dengan begitu anak-anak kita tetap terakomodasi rasa keingintahuannya dan rasa penasarannya terhadap kehebohan cerita-cerita temannya di sekolah. Disisi lain anak-anak kita akan tetap diuntungkan karena bisa mengikuti perkembangan tekhnologi.

Bagaimanapun anak-anak kita yang polos dan lucu-lucu itu menjadi tanggungjawab bersama dalam rumah tangga yang terstruktur ada Ayah, Ibu, Kakak dan adik, tentunya kalau ada diantara mereka yang tidak sempat mendampingi adik kita yang mau bermain game online Pokemon Go setidaknya ada dua pendamping yang siap menggantinya yaitu ibu atau kakak, kalau tidak ada kakak ya ibu, kalau tidak sempat semuanya? Buatlah janji kepada adik kita untuk memenuhinya, karena janji menjadi suatu harap yang membuat anak kita tetap bersemangat sedang larangan yang tidak beralasan hanya akan membuat anak-anak kita menjadi penasaran untuk mencari tahu mengapa dilarang.


Lebih baik kita repot mendampingi anak kita saat bermain game online Pokemon Go dibanding repot menjemput anak kita di pos satpam,pos kampling dan pos polisi karena masuk wilayah orang lain tanpa pamit apalagi sampai direpotkan mengurus jenasah anak kita lantaran tewas saat mempertahankan hp-nya diambil paksa oleh penjahat, naudzubillahiminzaliq.#nasehatorangtua