Profil

Kamis, 21 Juli 2016

hakikat sholat bukan simbol

SHOLAT 16 JAM DIJAMIN MASUK SURGA
By R. Yudhistira Ria,M.MPd / Pimp.Pusat-Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah 

Harapan tinggal harapan, bukan sekedar istilah “omong kosong” melainkan suatu masalah yang sedang kita jalani dan hadapi. Setiap siapapun utamanya umat islam disaat melakukan ibadah sholat yang terbayang pastilah berharap masuk surga
Bukan surga biasa, melainkan surga firdaus yang mempunyai fasilitas VVIP, dengan aneka kemewahan, kenikmatan, kelezatan, lengkap dengan beberapa bidadari yang cantik bergaransi perawan selamanya, siap menemani dan melayani kita menikmati dahsatnya sebagai penduduk surga
Sungguh suatu iming-iming yang memaksa kita terus berharap masuk surga. termasuk juga berharap bisa se-RT, se-RW dan se-Kampung dengan Baginda Rosulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam (SAAW) sekalipun akhlak kita bersebrangan jauh dengan apa yang beliau tauladankan
Kehidupan di surga menurut bocoran yang sampai ke daun telinga kita entah lewat al Quran,Guru ngaji dan para Da’i, sungguh luar biasa. Indah dibayangkan dan Semangat diharapkan, sekalipun kenyataannya dalam hati kita semua tetap pada takut mati. Korupsi, menipu,mencuri,menjarah dan membunuh demi harta yang dimiliki adalah bukti kalau manusia itu pada takut mati kelaparan, belum lagi mereka yang pontang panting berobat ke sana ke mari hanya untuk memulihkan kesehatannya dengan alasan yang sama yaitu takut segera mati
Apabila harapannya benar, bahwa kehidupan di akhirat lebih sempurna dibanding kehidupan di dunia. Mengapa kita harus melakukan kejahatan demi sesuap nasi? Mengapa tidak membiarkan diri kita mati kelaparan, agar segera masuk ke surga yang berlimpah makanan ,minuman dan buah-buahan? Mengapa diri kita harus stres kalau tidak sembuh, bukankah bertawakkal atas sakit yang dideritanya sebagai proses kematian, bisa membuatnya segera masuk surga yang dijamin sehat wal afiyah?
Harapan masuk surga dengan ibadah sholat itu bukan sekedar isapan jempol,melainkan suatu hal yang pasti karena Allah sendiri yang menjaminnya, Rosulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam (SAAW) bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : انَظَرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ ” . وَفِي رِوَايَةٍ : ” ثُمَّ الزَّكَاةُ مِثْلُ ذَلِكَ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ حَسَبَ ذَلِك
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” Dalam riwayat lainnya, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula.” (HR. Abu Daud, Ahmad, Hakim, Baihaqi)

Mengapa sholat menjadi penjamin sebagai standar manusia telah melakukan kebaikan sehingga nilai-nilai ibadah lainnya dianggap baik juga? Hadits tersebut sebagai respon atas firman Allah SWT, "bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." ( Qs Al 'Ankabuut ayat 45)
Kalimat “...Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain)...” yang menjadi penjamin kalau orang yang melakukan ibadah sholat itu pasti baik, karena telah dibebaskan dari perbuatan keji dan mungkar
Lalu bagaimana dengan kita yang rajin sholat tapi pebuatan keji dan mungkarnya terus jalan? Nah di sinilah letak akar permasalahannya yang jarang kita kupas tuntas sampai habis, sehingga mereka pasang bodi bahwa sholat-sholat yang mereka kerjakan dengan gerakan dan bacaan itu dianggapnya sudah syah sebagai harapan masuk surga
Sungguh kasian dan prihatin kepada harapan mereka masuk surga, kalau cuma sekedar berbekal menggugurkan kewajiban sholat 5 waktu yang rata-rata @10 menit atau kurang dari satu jam, padahal kita hidup dalam waktu 24 jam dikurangi tidur menururut anjuran dokter 8 jam yang berarti kita punya masa mengambang selama 15 jam 10 menit yang berpeluang melakukan kebaikan atau kejahatan, sebab tidur tidak dihitung amal baik dan buruknya
Seandainya sisa waktu 15 jam 10 menit itu kita gunakan untuk sholat terus atau merasakan saat-saat khusuknya sholat 5 waktu dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan makna gerakan dan diucapakan, maka tidak berlebihan apabila kita berharap masuk surga dengan sholat yaitu :
1. Ingat saat TAKBIROTUL IKHROM dalam sholat, sebagai ittikat kalau hanya Allah saja yang besar,agung dan mulia sehingga kita malu apabila menyombongkan diri diantara sesama karena kepandaiannya, kekuatannya, jabatannya,keelokan wajahnya, merdunya suara dan kekayaannya (Qs. al a’raf 166 dan al Isra’ 37). Sikap arogan,sok kuasa,sok pinter,sok ganteng,sok cantik dan sok kaya bukan pakaian orang akhli sholat, sekalipun saat mendengar adzan bersegera melakukan gerakan sholat di rumah,di masjid di mushollah berlama-lama, mereka sama sekali belum sholat karena sholat bukan simbol melainkan amal ibadah yang disamping dirinya merasakan nikmatnya,Allah mengakui ketulusan dan kekhusukan ibadahnya juga orang lain mendapat bias keteduhan pribadinya karena tutur katanya lembut, suka memaafkan,rajin menolong tidak membedakan statusnya dan selalu memberikan perlindungan atas ketentraman perasaannya
2. Ingat saat RUKUK dalam sholat, sebagai perhormatan terharap perbedaan, karena Allah ciptakan perbedaan agar kita pandai mengambil hikmah. Jadi kalau kita hargai perbedaan status sosialnya, perbedaan berpendapatnya diantara sesama, maka persatuan dan kesatuan,ukhuwah dan perdamaian selalu terjaga, sebab dengan begitu tidak satupun diantara kita ada yang terdzolimi dan tersakiti lebih-lebih sampai bertikai saling membunuh dan mengahabisi. Penghormatan perbedaan tidak cukup soal perbedaan status sosial dan perbedaan berpendapat saja, sampai kepada perbedaan keyakinan memeluk agama Allah SWT memberi kebebasan “lakum dinukum waliyadhin” (Qs.al Kafirun 6) kita juga perlu menghormati, mengapa kita mesti ribet dan melebihi kekuasaanNYA, Apabila kita masih memiliki perasaan benci, muak dan dendam dengan hal-hal yang tidak sejalan dengan apa yang kita harapkan dan maui jangan buru-buru menyebut diri ini sebagai akhli sholat, sebab akhli sholat tidak akan pernah melakukan hal yang sangat menjijikkan
3. Ingat saat SUJUD dalam sholat. sebagai wujud ketunduk patuhan terhadap nilai-nilai ibadah yang Allah perintahkan kepada hamba-hambanya “Ulil amri minkum” agar ketika ditunjuk menjadi pemimpin/kholifah/imam bisa memimpin dengan adil dan bertanggungjawab ,sedang kita yang menjadi bagian dari yang dipimpin/makmum/jemaah diperintahkan untuk mengikuti kebijakan dan keputusan pemimpin/pemerintahan diantara kita (Qs.An Nisa’ 59) bisa berbentuk hukum,undang-undang dan peraturan. Salah satunya kita jangan gegabah mengaku akhli sholat apabila di traffic ligh, sedang menyala warna merah kita nerobos begitu saja, orang yang akhli sholat tidak akan pernah melakukan hal buruk semacam itu. Memang menjadi pemandangan yang menyedihkan apabila kita saksikan pengendara dengan atribut islam sarung,kopyah,jilbab melakukan perbuatan itu di hadapan pengendara lain yang tidak menggunakan simbol-simbol penganut agama yang taat, tetapi patuhnya terhadap tata tertib berlalu lintas luar biasa
4. Ingat saat SALAM dalam sholat, sebagai pamungkas atau ending dari semua kegiatan ibadah maghdo baik ucapan/doa maupun gerakan/rukun ibadah sholat yang kita lalukan dari takbir,rukuk dan sujud bahwa apa yang telah dilakukan itu d semata mata untuk jalan-jalan kebahagiaan kehidupan di dunia dan akhirat dengan menjaga ketertiban, memelihara perdamaian, menjalin persatuan dan kesatuan serta menjamin keselamatan kita bersama (Qs. Attaubah 71),
Ukuran orang akhli sholat selama 16 jam, tidak bisa disejajarkan dengan mereka yang suka sholat 50 menit. Akhli sholat diibaratkan orang mandi pakai sabun wangi, kemudian berpakaian bersih dan hendak berpergian ke suatu tempat yang bergenggi, melewati jalan becek, mereka terus berusaha sampai ke tujuan yang dimaksud dan tidak pernah berpikir untuk kembali. Dipiilihnya secara cermat sisi kering dari bagian jalan becek itu, yang sekiranya kalau dilewati tidak mengotori sepatu, pakaian apalagi tubuhnya soal menjinjit,miring dan melompat itu sudah menjadi bagian yang harus dilakukan sebab yang terpikir hanya satu yaitu bagaimana caranya agar bisa sampai di tempat tujuan dalam kondisi tetap bersih dan tidak berbekas sedikitpun,
Sedang mereka yang suka sholat 50 menit, ibarat manusia mandi dan berpakaian yang sama, akan bepergian ke tempat yang sama dengan kondisi jalan yang akan dilewati sama yaitu becek. bedanya jalan yang becek itu dilintasi begitu saja tanpa terlebih dahulu dipilih sisi kering yang bisa membuatnya tidak kotor,akibatnya sudah bisa ditebak seluruh pakaian dan tubuhnya berlumuran lumpur dan celakanya sekalipun sampai juga di tempat tujuan yang sama,
Mereka tidak berani masuk, berdiri gemeteran di padang masyar dengan peluh meleleh yang hampir menenggelamlkan dirinya. karena merasa malu dan merasa tidak pantas dengan kondisi dirinya yang acak-acakan, mengingat tempat yang akan di masuki sangat megah, beralaskan permadani bersih yang dihadiri oleh undangan dengan pakaian licin dan bersih serta aroma wewangian yang harum menyegarka
Itulah gambaran kehidupan Surga yang terus kita harap dalam sholat 50 menit, masihkan kita terus berharap? Jawabannya periksa Qs Al Ankabuut 58 ‪#‎hakikatsholat‬

4 komentar:

  1. Bismilah murid bisa memahami tausia yang telah guru berikan semoga murid bisa belajar dan melakukanya dg istikomah,tentunya dg doa dari guru bisa memperkuat keimanan murid.

    BalasHapus