Profil

Jumat, 30 Desember 2016

Kedai Sufi Kasabullah jilid 17





 DALAM SETAHUN 2 KALI KAFIR

Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah)

Rona kehidupan beragama di negeri katulistiwa ini, terbilang paling unik dibanding dengan negara-negara mayoritas islam lainnya, unik dalam perform dan displaynya ada yang berpenampilan elegan dengan mengenakan baju taqwa, sarung dan songkok sebagai muslim Indonesia yang arif dan tidak neka neko, ada yang berpenampilan nyentrik agar bisa disebut akhli tasawwuf, ada yang berpenampilan ala timur tengah biar distempel sayyid/syekh dan ada juga yang keluar dari ketiganya dengan cukup mengenakan kaos oblong dipadu dengan celana levis agar bisa didaulat sebagai akhli hakikat . Tidak cukup sampai di situ saja dalam mengexplore keunikan. Hampir setiap permasalahan yang muncul, baik bersifat insidental maupun secara berkala juga ditanggapi dengan begitu uniknya “kalau tidak,klenik, bid’ah,sesat ya kafirlah”

Cak Kasab :
Tanpa terasa ya mas.......dalam hitungan jam, kita akan memasuki tahun baru 2017.... bagaimana menurut sampean mas.... hukum orang islam merayakan tahun baru?

Mad Bullah :
Wualah cak....cak.....yang ditanya kok kayak gitu-gitu terus sich, bosen tauk.........

Cak Kasab :
lho ini penting mas.......buat bekal generasi muda agar pemahaman agamanya tidak dangkal...
 
Mad Bullah :
okey.....okey....hebat buanget omongan sampean cak....., sayangnya sampean kurang intropeksi, generasi muda iku sopo?

Cak Kasab :
ya anak – anak mudalah mas, masa awak-awak  sing wes mambu tanah?

Mad Bullah
La iya....?  berarti termasuk anak sampean juga kan? Lalu kenapa jawaban dan penjelasan tentang perayaan tahun baru 2016 dan sebelum-sebelumnya, yang sudah sampean terima tidak sampean jelaskan saja ke anak sampean? Kok pertanyaan dan pembahasan tentang itu muncul di setiap ujung dan awal tahun? Jangan-jangan pertanyaan dan pembahasan kayak gitu itu..... memang udah diprogram jadi pronyek tahunan ya cak........ untuk mengais rejeki dengan cara menulis dan bertablig...   Kalau itu kenyataannya........ sungguh “terlalu”

Cak Kasab :
Bukan gitu mas......masalahnya aku sendiri udah lupa....ekh

Mad Bullah :                                                                                                                     
Ya....ya...ya.....kalau sampean saja yang sudah dewasa dan punya pikiran matang, lupa. Mengapa sampean begitu yakinnya kalau tausiyah merayakan tahun baru yang ditujukan kepada generasi muda akan mengena? Ingat lho ya, pendidikan yang paling efektif itu justru dikembangkan di lingkungan keluarga, sebab orangtua paling tahu bagaimana caranya dan saat kapan wejangan sampean itu diserap dengan baik oleh anaknya, sedang yang lain itu sifatnya tentatif untuk membackup dari apa yang sudah sampean berikan

Cak Kasab :
Lalu bagaimana mas kalau orangtuanya sendiri benar-benar tidak punya kemampuan untuk itu?


Mad Bullah :
Itu kan masalah pribadi sampean bukan masalah nasional, yang arif dong.... jangan bikin kekisruhan dengan cara berpikir bahwa semua bangsa ini punya kasus yang sama seperti sampean, dengan cara diunggah di publik, entar kalau dibaca orang-orang bodoh di dunia, kita itu jadi bahan tertawaan mereka lho cak........” bangsa Indonesia itu gimana sich, ngebahas soal natal dan tahun baru saja sampai ratusan tahun gak tamat-tamat..... selalu ribut..?  


Cak Kasab :
he..he....aku jadi malu nich mas........lalu gimana mas?
 
Mad Bullah :
Begine saja, kalau kondisi sampean sudah kayak gitu, antar saja anak-anakmu ke pondok pesantren atau cukup mengaji pada kyai-kyai, ustat-ustat di kampung sini saja, mereka hamba-hamba Allah yang suhut dan tawaddu terhadap hukum-hukum Allah, tidak berpolitik, tidak butuh popularitas dan juga tidak memburu materi.

Cak Kasab :

Yang dimaksud kyai dan ustat suhut dan tawaddu itu kayak apa,...mas?

 

Mad Bullah :
Ya kayak kyai dan ustat di kampung sinilah.....mo kayak apa lagi? Sampean tahu sendiri kan kalau kyai dan ustat yang ada di kampung sini sebelum memberi mauidhah hasanah, beliaunya sudah punya pribadi yang uswatun hasanah, sebagaimana yang dicontohkan Rosulullah Muhammad SAAW.

Dalam suatu kesempatan ada seorang sahabat bertanya kepada istri beliau yang bernama Siti Aisyah ra “akhlak Rosulullah itu seperti apa”? apa jawab Siti Aisyah ra? Tidakkah anda mengaji Al Quran? Akhlak Rosulullah itu sama persis dengan Al Quran atau istilahnya Al Quran berjalan, sebelum beliau mengajak sholat beliau adalah orang pertama yang melakukan sholat, begitu juga dengan zakat, puasa, haji, mengajak rukun dengan keluarga dan para tetangga, menghargai yang muda dan menghormati yang lebih tua,mengajak membangun silaturakhmi dan membangun kerukunan antar ummat beragama semua beliau istiqomahkan sebelum mengajak orang lain dengan kalimat  “ballighu ‘anni walau ayah” (sampaikan dariku walau satu ayat)  (HR. Al-Bukhori 3461)
Cak Kasab :
Subhanallah...sungguh mulia akhlak beliau ya mas, perintah Allah dan larangannya ditoati terlebih dahulu, baru kemudian mengajak umatnya melaksanakan ayat per ayat, sampai klakon semua .....beda sekali dengan sebagian dari mereka yang suka bertausiyah di tipi, radio, medsos mengajak kerukunan antar ummat beragama, ekh malah dirinya sendiri yang justru ngompor-ngompori bentrok antar umat beragama “masyaallah”. Ibarat mengajak orang berjalan ke selatan kalau ingin selamat, malah dirinya nylonong ke arah utara... begh....beegh....beeegh, seandainya dirinya diam saja itu sudah lumayan ya mas.......? Yang penting orang yang dipesan melakukan kebaikan udah baik.

Mad Bullah :
Lho....lho....kok malah sampean cak, yang nyeramain aku.......?

Cak Kasab :
Ya maaf mas.......kepenakan ngomong, sampai gak terkontrol...kalau tindakanku ini dapat diklasifikasikan pada delik hukum “perbuatan tidak menyenangkan” aku mohon ketedoran ini  jangan diperkarakan ya mas?  karena setahuku, Allah itu tidak mengajari kita memperkarakan salah ngomong, melainkan menyuruh kita memaafkan, kalau sampean mau memaafkan aku akan ngakuin kalau sampean itu benar-benar seorang muslim yang taat, sekalipun perform sampean itu biasa saja tidak memaksakan orang lain untuk mengakui kalau sampean itu akhli agama dengan berpakaian ala timur tengah.


Mad Bullah :
Bukan gitu maksudku cak.......mek sampean mau nemani anakmu jalan-jalan di malam tahun baru, ya ditemani saja...gak usah ada beban apa-apa.......dari pada anak sampean berangkat sendiri, entar di tempat keramaian malah kecelakaan lalu lintas atau malah diculik........soal anak sampean minta mainan  seperti  mobil-mobilan, balon.....terompet dan semacamnya, ya kalau sampean punya uang belikan saja......

Cak Kasab :
Tapi.......mas?

Mad Bullah :
Ayo ......, mo tanya hukum lagi.....kan?  Sampean itu bok yo berpikir sedikit... beli mainan untuk merayakan tahun baru atau kasihan saat melihat anaknya menangis karena tidak dibelikan? Kalau karena kasihan ya belikan saja.  Tetapi misalnya sampean udah prinsip yang absolut dan  tidak bisa diotak atik, gunakan dong nalar sampean secara arif dan bijak untuk menghalaunya kepada pilihan mainan lain atau bisa juga diajak makan-makan. Jangan lantas kesulitan sampean melarang anaknya beli trompet, lalu ngajak ngajak orang lain berdemo tidak beli terompet....sehingga anak sampean yakin kalau itu memang terlarang.  Itu bukan perbuatan amar makruf menahi mungkar, karena bisanya hanya mengajak kebaikan tanpa memikirkan nilai-nilai keburukan yang diakibatkan, seperti nasib si penjual terompet itu sendiri itu bagaimana? sedang modalnya saja pakai pinjam ke tetangga

Semua itu kan tergantung sampean cak gimana cara ngaturnya? Kalau hidup sampean terombang ambing kayak gitu terus. Entar aku beri gelar “talbis”,  ngerti  talbis? Yaitu mencampur adukkan antara yang haq dengan yang bathil.....Sampean gak suka dengan performnya........ sementara bagian lain dari apa yang diributkan dan dikafirkan itu, justru sampean nikmati dengan teramat senang dan puasnya.

Cak Kasab :
Misalnya seperti apa?

Mad Bullah :
Hahahaha.....penasaran nich ye, “hari ini sampean libur kan? Itu liburnya siapa......untuk merayakan apa?” Kalau sampean memang benar-benar konsukwen, semestinya sampean itu cak........ tetep masuk kerja....kerja....kerja gak pakai libur, jangan mau diliburkan, bilang ke bosnya saya tetep akan masuk kerja, karena ini libur untuk kegiatan keagamaan mereka, kalau saya sampai ikutan libur berarti saya menyerupai kondisi mereka, gitu....
Mengapa saya sarankan begitu cak? Sebab kalau sampean tetep ikut menikmati liburnya mereka dalam setiap merayakan kegiatan keagamaan yang sampean kafirkan itu, setidak-tidaknya sampean dalam setiap tahunnya 2 kali kafir ya kan? Kemaren ribut dengan ngucapin selamat natal, liburnya sampean embat, sekarang ribut dengan tahun barunya yahudi, liburnya sampean nikmati juga.

Bahkan tanggalan almanak kamu juga memakainya sebagai pedoman, semestinya sampean itu pakai tanggalan hijriyah bukan masehi kalau buat undangan atau surat menyurat karena semua jelas menyerupai kegiatan mereka. Hehehe jangan nyesel dulu atas ucapan sampean yang menyoroti sesuatu dengan mengkafir-kafirkan itu. 2 kali kafir dalam setahun itu udah untung banget cak, semestinya sampean itu kafirnya 6 kali dalam setahun....

Cak Kasab :
???

#makrifat#lembagadzikirkasabullah#tahunbaru

Selasa, 27 Desember 2016

Kedai Sufi Kasabullah jilid 16



 “OM TELOLET OM” HARAM ?
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd
Pemimpin Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia
Entah kurang kerjaan atau memang terlalu kreatif? Hampir setiap apapun yang fenomenal di bumi nusantara ini selalu direspon dengan perasaan “gerah” mengatasnamakan SARA, ini bukan luar biasa, melainkan biasa di luar. Menjelang pergantian tahun 2016, sudah waktunya di tahun 2017 bangsa ini berhenti sensitifitasnya terhadap hal hal yang tidak mendasar, Karena itu perbuatan yang melampaui batas, resikonya putar baliknya jauh, akhirnya kita juga yang kerepotan mengembalikan kepada kehidupan yang aman dan damai.
Cak Kasab :
Ck...ck.....Mas ternyata, “om telolet om” yang lagi ngetrend itu, menurut salah satu artikel adalah misionaris dalam pendangkalan aqidah.....
Mad Bullah :
Bagus.....bagus.......kelihatan lho ya sekarang, kalau oon banget.
Cak Kasab :
oon ......oon gimana, ini yang nulis pengamat lho mas...
Mad Bullah :
ya, khusus ngamati sampean yang mudah terpancing emosinya itu.....
Cak Kasab :
bener mas.........., katanya “om” itu merupakan aksara suci untuk Sang Hyang Widhi atau Tuhan orang Hindu yang biasanya disebut dengan “om swastiaastu. Sedang “Telolet” simbul terompet orang yahudi.
Mad Bullah :
ngene lo cak, biar sampean itu tidak mudah “terkontaminasi” dengan seruan yang tidak seru. Islam itu mengenal kontek “al ajalu minassyaiton, addzikri minallah” maksudnya yang tergesa-gesa tanpa dipikirkan terlebih dahulu itu semata mata mengikuti jalannya syaiton (nabsu) sedang yang masih dipikirkan terlebih dahulu mengikuti jalan-jalan Allah. Di sinilah letak perbedaan manusia dengan binatang, manusia Allah lengkapi dengan akal untuk berfikir sedang binatang tidak. Oleh sebab itu para ulama, kyai dan para arifillah apabila ada “kasus” selalu meresponnya dengan “asbabun nuzur” atau asal muasalnya. Maka dari itu lain kali sampean kalau ada apa-apa dipikirkan terlebih dahulu, jangan asal share...shere wae
Cak Kasab :
Okey....okey asal muasalnya gimana, mas?
Mad Bullah :
“om telolet om” itu sebenarnya berasal dari hobby iseng saudara-saudara kita di Jawa Timur, beberapa tahun yang lalu, yang sukanya berkelompok di bibir jalan, kemudian saat bus akan melintas mereka meminta supir bus untuk membunyikan klakson “om telolet om” atau “pak telolet pak”. Saat dibunyikan itulah mereka merekamnya, ntah kurang jelas atau gimana, hampir setiap ada bus lewat selalu meminta supirnya untuk membunyikan klakson telolet.

Dan pemandangan semacam itu telah menginpirasi kelompok anak jalanan lain di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat sampai akhirnya ke Jakarta. Kemudian kebiasaan itu diunggah via twiter, youtube, facebook . maka jadilah viral di dunia maya sampai mendunia. Semestinya kita bersyukur kegiatan tersebut secara tidak langsung turut memperkenalkan budaya Indonesia di mata dunia,bukan malah diberati. Entar om teloletnya reda, om-omnya yang gegeran ikut mendunia.
Cak Kasab :
Tapi mas, panggilan om itu kan jelas mewakili mereka.....
Mad Bullah :
Ya kalau sampean, udah sepakat kayak gitu...ntar pamanmu gak usah dipanggil om, panggil saja dengan kata-kata atau kalimat yang tidak ada di agama lain. Sampean ingat gak dulu merk salah satu rokok yang dikonotasikan dengan agama? Ya kayak gitu, kerjaan orang usil dan gak da kerjaan. mereka tidak pernah berpikir duluan mana antara nama benda yang dibuat merk dengan penggunaan nama benda untuk merk oleh perusahaan rokok. Sampean itu kayak orang aneh aja, dulu sebelum ada om telolet om, fun fun saja memanggil orang yang agak tua dengan panggilan om, termasuk juga kepada saudara orang tua kita. Sekarang kok panggilan om jadi subhat?
Cak Kasab :
Kalau begitu gak apa apa ya mas....
Mad Bullah :
Ya gak apa-apalah.....memangnya ada kewajiban apalah-apalah gitu? Gine aja sampean cak biar gak ragu lagi.....tanya pada hati sampean sendiri atau surve ke jalan, tanya tuh anak-anak yang menghadang supir bus dengan tulisan “om telolet om” apakah saat mereka melakukan kegiatan itu terbesit dalam hatinya sedikit saja gak usah banyak banyak bahwa itu salah satu siar agama lain? Kalau gak ngapain sampean ribet.
Lagian kenapa sich, sekarang itu banyak orang sibuk dengan urusan agama orang lain? Agama itu urusan yang bersangkutan dengan Tuhan yang diyakini, bukan urusan kita. Kalau kita mau banyak temannya dalam agama islam ya bersiar dengan baik, dikantong kantong non muslim bukan di lingkungan muslim dengan akhlak yang baik,
Bukankah mereka masuk islam disaat Rosulullah karena keunggulan akhlak beliau dan bukan karena ceramahnya. hehehe kalau memang merasa jadi polisinya Tuhan, tangkep tuh orang yang gak sholat dan yang gak puasa..... seperti halnya densus 88 yang menangkap teroris.
Lebih baik kita saranin saja kepada mereka yang suka ngemis "om trelolet" ,agar lebih berhati-hati di jalan dan kalau bisa jangan sampai mengganggu perjalan bus,karena di dalam bus itu ada penumpang yang ingin segera sampai di tujuan.
Cak Kasab :
Mungkin ada dalilnya mas?
Mad Bullah :
Dalal-dalil terus, emangnya sampean itu kalau gak ada dalilnya gak sreg ya cak? dalilnya gine, “di masa Rosulullah gak ada “om telolet om” , puaaas?
Cak Kasab :
????

#lembagadzikirkasabullah#omteloletom

Sabtu, 24 Desember 2016

Kedai Sufi Kasabullah jilid 15




“ SELAMAT HARI NATAL”
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd 
Pemimpin Pusat dan Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia


Malam ini sampai esok harinya, saudara kita sebangsa dan setanah air yang kebetulan tidak seiman dengan kita, akan merayakan Hari Natal 2016. Kita sebagai bangsa mayoritas dengan pemahaman agama islam yang rakmatan lil alamin, tentunya sudah sepatutnya apabila turut memberi kenyamanan dan keamanan kepada mereka selama melakukan kegiatan keagamaan. Mengingat mau tidak mau mereka sudah memberi piutang kepada kita kenyamanan dan keamanan disaat kita merayakan Hari Raya Idhul Fitri maupun Idhul Adha 1438 H

Mad Bullah :
“ Selamat Hari Natal, saudaraku.........................
Cak Kasab
lho....lho.........kok....?

Mad Bullah : :
huuuus ......diem!!!, orang kagetan dan cepet marah kayak sampean itu, menandai kalau sampean kurang menguasai dalam memahami agama.

Cak Kasab
Tapi mas, iku pesan guru ngajiku lho, katanya kalau ngucapin kayak gitu itu haram

Mad Bullah : 
yo.....yo, aku wes werruh, kalau itu bukan pendapatmu, cuman salahnya sampean itu kalau milih guru ngaji jangan asal, biar gak kagetan dan bringas....bentar-bentar unjuk rasa...bentar-bentar swiping.....bentar bentar bakar ban, belum lagi yang merusak fasilitas umum dan membuat jalan macet.

Ingat kita itu orang Indonesia yang kebetulan beragama islam, bukan orang islam yang mampir ke Indonesia, yang punya kepantatas ngajak gegeran dan merusak sana-sini. Kalau orang Indonesia asli masa ribut sesama orang Indonesianya, masa mau ngrusak fasilitasnya sendiri, yang bener aja.

Cak Kasab
Maksudnya mas?

Mad Bullah :
Sekarang ini lagi ngetren guru ngaji mekar sebelum bersemi alias dadakan cuma bermodalkan hafal beberapa ayat dan hadits serta tafsirnya, udah populer di media tv maupun media sosial, karena terlanjur terkenal akhirnya gak sempat menuntaskan belajar ngajinya


Cak Kasab
Berarti beliau-beliau itu belum siap ya,mas

Mad Bullah :
Ya siaplah...kalau gak siap masa berani bertablig, di muka orang banyak

Cak Kasab
Lho kalau udah gitu, apanya lagi yang diberati mas ?

Mad Bullah :
Yang diberati itu karena belum waktunya saja.......kale?, kan belajar ngaji itu banyak tahapannya cak, ada syariat, hakikat, tarikat dan makrifat yang terinci dalam nahwu sharaf, fiqh, ushul fiqh, hadits, tafsir, tauhid, tasawuf belum lagi cabang-cabangnya seperti tarikh, balaghah.

Jadi kalau ada guru ngaji yang mempunyai sifat sensitif dan mudah marah tehadap sesuatu yang berbeda dengan dirinya berarti ngajinya hanya sampai di Babul Ghadab saja dan belum sempat mengaji bab tawaddu’ jadi kerjaannya kalau gak marah ya bikin ribut terus “Orang yang kuat itu bukanlah orang yang menang berkelahi, tetapi orang kuat ialah yang dapat menguasai dirinya ketika sedang marah. (H.R. Bukhari)

Cak Kasab
Kalau begitu, aku boleh ya mas ngucapin “Selamat Hari Natal” kepada teman dan tentanggaku yang beragama nasrani?

Mad Bullah :
Kan cuman ngucapin saja ta, bukan ikut acara ritualnya? Ya boleh – boleh saja...siapa takut? Cuma kadang kita itu sakit jiwa sendiri, udah tahu gak punya teman nasrani pakai nanya segala boleh tidaknya, entar kalau dibolehin marah......ente itu mau tanya apa mau ngetes atau mau ngajak debat? Kalau tanya itu kan tanda tidak tahu, jadi kalau diberitahu “he-em” saja.

Masa ada orang tanya alamat sesorang saat diberitahu udah gak ngucapin terimakasih, malah marah-marah, sakit jiwa kale? Tapi sayangnya kita tidak menyadarinya, kalau kita itu sebenarnya lebih buruk dari orang yang sakit jiwa beneran. coba perhatikan orang gila, saat nyelonong masuk ke rumah sampean, lalu sampean arahkan keluar mereka langsung keluar sambil cengar cengir.

Cak Kasab
Hehe boleh ya mas, aku minta dasar hukumnya....bukan aku gak percaya sama mas, cuman mas sendiri kan tahu....gimana model model orang sekarang yang ngajinya tidak tuntas itu sering...comen yang aneh...aneh


Mad Bullah :
Oke......oke aku dapat memahami soal itu, sebelum aku jelasin dasarnya, sampean itu perlu mempertajam keimanan hanya kepada Allah, melalui Al Quran dan beriman kepada Rosulnya melalui hadits, sehingga apabila Allah sudah mengatakan begini “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al Mumtahanah: 8)

Disamping itu Al Qur’an juga mengajari kita untuk memberi salam kepada Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, keluarga Ilyas dan nabi yang lainnya yang sesungguhnya bersaudara itu, bukankah nabi Isa juga nabi kita? “Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku al Kitab (injil) dan menjadikan aku seorang Nabi – dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada....( QS. Maryam ayat 31-32) sampean tidak usah tanya-tanya lagi
Tidak cukup di situ saja dalam merespon kelahiran Nabi Isa As, ada hal penting kalau kita pahami dari sisi termologi bahasa kata “semoga” yang diucapkan, tentunya akan menjadi suatu harapan bagi yang mengucapkan untuk mendapat dukungan kata amin atau “selamat” dari yang membaca dan mendengarnya
“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali” (QS. Maryam ayat 33) lalu mengapa kita tidak meresponnya dengan baik kok justru lebih suka berdebat? Takut ketahuan guru ngajinya atau takut dikatakan tidak alim oleh tetangganya?
Sabda Rasulullah SAAW, ”Sayangilah orang yang ada di bumi maka yang ada di langit akan menyayangimu.” (HR. Thabrani) Juga sabdanya saw,”Barangsiapa yang menyakiti seorang dzimmi maka aku akan menjadi lawannya di hari kiamat.” (HR. Muslim)

Cak Kasab
????
Mad Bullah :
Bingung kan? Yang punya perasaan bingung kayak sampean itu banyak cak......mereka takut kepada sesuatu yang gak jelas, semestinya sampean gak usah takut, kalau tujuan sampean mengucapkan Selamat Hari Natal itu dimaksudkan kepada kelahiran Nabi Isa AS anak Maryam, bukan anak Tuhan, sebab apapun alasannya Tuhan tidak beranak dan juga tidak diperanakkan.


Cak Kasab
Ya....ya bener, tetapi aku sekarang malah jadi “pusing” untuk mendustai lisanku dengan hatiku, Antara Mengucapkan Selamat Natal kepada saudara kita dengan menyakinkan hati bahwa itu diperuntukkan bagi Nabi Isa ibnu Maryam Rohullah


Mad Bullah :
Nah...kalau begitu sampean sekarang sudah menemukan jawabannya cak, mengapa masih pusing? Begini saja, biar gak ribut-ribut terus 1. Kalau sulit jangan dikerjakan 2. Kalau mudah lakukan. Lagian kenapa sich, kita jadi ke GR-an begini ?, saudara kita kaum Nasrani itu gak butuh ucapan selamat dari orang muslim kok, cuma kitanya saja yang “ewuh pakewuh” kalau gak ngucapin kata Selamat Hari Natal kayak gimana gitu?


Cak Kasab :
???
#makrifat#lembagadzikirkasabullah

Selasa, 20 Desember 2016

Mengolah Dzikir Menjadi Energi jilid 2

TRANSFORMASI ENERGI POSITIF
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd
( Pimpinan Pusat / Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia )


Sekalipun pada edisi Mengolah Dzikir Menjadi Energi jilid 1, anda diminta untuk membuktikan seberapa besar pengaruh energi postif yang diolah kemudian ditransfer ke buah-buahan yang mudah busuk, bukan berarti saya ingin meminta laporan sebab pembuktian kebenaran yang hakiki apabila diri kita dapat melihat,mendengar dan merasakan sendiri secara langsung, Saya yakin diantara sekian banyak netizen yang “penasaran” akan mencoba untuk membuktikan, akan tetapi kita bisa memaklumi apabila sulit mengakui secara terbuka apa yang kita alami, apalagi bagi mereka yang sebelumnya jelas-jelas “menentang” dengan berbagai alasan diantaranya bid’ah dan Rosulullah Muhammad SAAW tidak pernah mengajari hal semacam itu.
Memang kalau dicari literatur Rosulullah Muhammad SAAW mengajari hal semacam itu tidak ada, akan tetapi kalau kita simak beberapa peristiwa, utamanya disaat menghindar dari kejaran orang yahudi dan kafir qurais, apa yang saya paparkan ada korelasinya. Silahkan perhatikan beberapa hal yang dilakukan Rosulullah Muhammad SAAW, yang menurut kita itu “klenik”
1. Saat Rosulullah Muhammad SAAW, dikepung dan akan dibunuh oleh 11 pemuda atas perintah Abu Jahal, apa yang Rosulullah Muhammad SAAW lakukan? Secara siasat kecerdikan perang dilakukan beliau yaitu dengan meminta Syayyidina Ali RA untuk menggantikan tempat tidurnya berikut selimutnya, sehingga saat pemuda itu masuk tidak jadi membunuh karena yang tidur bukan Rosulullah Muhammad SAAW melainkan Syayyidina Ali RA kecerdikan semacam itu untuk mengimbangi konspirasi bulus Abu Jahal yang menyuruh 11 pemuda untuk membunuh bersama-sama yang pakaiannya semua harus berlumuran darah Rosulullah Muhammad SAAW, sehingga disamping tidak ada tuntutan secara hukum karena tidak jelas siapa yang membunuh juga dimaksudkan agar keturunan Rosulullah Muhammad SAAW berikut sahabat sahabatnya tidak menaruh dendam. Dengan mukjizat Allah SWT, Rosulullah Muhammad SAAW mengendap-ngendap keluar rumah mengambil pasir seraya membaca surat yasin ayat 9 kemudian ditaburkan, beliau bisa lolos dari kepungan mereka
2. Saat Rosulullah Muhammad SAAW bersama Sayyida Abubakar Sidiq RA bersembunyi di gua Tsur, tiba-tiba Abubakar kakinya dipatuk ular, kawatir Rosulullah Muhammad SAAW terbangun dari istirahatnya dan kawatir rintihan rasa sakitnya mengundang perhatian orang qurais yang mengejarnya, dipilihnya diam menahan sakit, pemandangan aneh tersebut akhirnya diketahui juga oleh baginda Rosul yang kemudian dengan mukjizat Allah SWT, Rosulullah Muhammad SAAW membaca doa dan mengoleskan ludahnya ke kaki abubakar sampai akhirnya Abubakar tidak menyeringai lagi.
Itulah sedikit kilas balik yang bisa kita ambil hikmahnya,dari keteladanan beliau sebagai penghulu bagi kita sebagai ummatnya yang setia dan taat. Sungguh sangat disayangkan apabila sebagian besar dari kita melihat praktik-praktik pertabiban dan perdukunan menjadi sangat “muak” seakan akan kehadirannya merusak syariat islam.
Asal tahu saja satu satunya non medical treatmen milik kita adalah “dukun” lni adalah aset nasional, dokter itu istilah mereka,supranatural milik mereka,mentalis sebutan mereka, lalu mengapa kita menjadi sangat jijik dengan milik kita sendiri, sampai melebihi jijiknya dari seekor anjing yang berkeliaran di kampung-kampung, kehadirannya dihajar habis habisan sampai babak belur,padahal mereka bermaksud mencari nafakah untuk anak istrinya. Sungguh suatu pendzoliman,penistaan dan perbuatan tidak menyenangkan yang nyata. Soal ada dukun cabul,dukun syirik itu semuanya oknum seperti halnya dokter dengan mall prakteknya, kenapa kita tidak membencinya? Itulah yang dinamakan “ta’ashshub” / fanatik mainded
Daripada sibuk dengan yang begitu-begitu, yuk kita basahi bibir ini dengan dzikir seraya menghimpun energi positif agar fadilatul hikmah secara harfiyah bisa membuat kita care,membuat quluqul qolbi membuat hati kita tenang,membuat hati kita lembut dan membuat kita selalu mengembangkan diri untuk memaklumi urusan orang lain, yang tidak sejalan dengan kita. buat apa kita ribet dengan urusan agama orang lain? Toh urusan agama itu yang mengadili Allah dengan tuntutan dosa dan pengadilan siksa. Kecuali urusan pelanggaran hak dan kewajiban sebagai warga negara itu baru menjadi urusan pemerintah, menyangkut soal pelanggaran kedaulatan menjadi urusan negara. Urusan kita? belajar bertanggung jawab atas apa yang menjadi hak dan kewajiban kita

Kalau anda sudah mempraktekkan atau membuktikan Mengolah Dzikir Menjadi Energi jilid 1 ternyata buah yang anda transfer dengan energi positif ternyata memang berbeda dengan buah yang tidak diapa apakan berarti anda “bisa” mengembangkan kepada urusan muammalah lainnya, yaitu membantu melepaskan diri dari bentuk-bentuk kesulitan diri sendiri maupun orang lain dalam banyak hal diantaranya :

a. MENGATASI ANAK YANG BEBAL DAN SULIT DIATUR 
Datangi mereka disaat tidur nyenyak lalu awali dengan “salam alaikum salam” kemudian berkata-katalah apa maunya orang tua kepada anaknya yang bebal itu “ yang...atau nak atau le, bapak minta ya kamu gak usah kebut-kebutan,nanti kalau kecelakaan siapa yang susah, buat makan saja sulit apalagi buat biaya pengobatan dan ganti kerusakan, disamping itu kasihani bapak dan ibumu malu sama tetangga-tetangga dikira kamu tidak dididik...... dst.” 
Di mana rahasianya,kok tiba-tiba anak yang bebal itu berubah? Sebenarnya pada diri manusia itu terstruktur 9 ruh yang secara garis besarnya menjadi 2 ruh yaitu roh jasmaniyah dan idhofiyah. Disaat tidur maka roh jasmaniyahnya ikut tidur, sehingga yang aktif ruh idhofiyahnya yang mampu menyadap dan merekam pesan-pesan kebaikan, jadi maksudnya orangtua laki mendatangi anaknya yang sedang tertidur untuk menginstal pesan moral. Lalu kenapa ketika diinstal saat anaknya tidak tidur “melawan” karena roh jasmaninya yang berisi banyak nafsu menolak untuk ditransformasi energi positif dengan perasaan terlalu protek,
Disamping itu biasakan juga selesai sholat untuk memanjatkan doa berupa fatehah kepada istri,anak bahkan pembantu sekalipun yang ada dalam wilayah yang dinafkai termasuk juga ponaan-ponaan yang mungkin ikut dengan kita, dengan begitu semuanya akan ramai-ramai karakternya teduh atas diijabahnya doa menuju ikhdinassirotol mustakim

b. MENGATASI ANAK YANG KURANG CERDAS 
Sediakan daun pisang emas, selebar piring. Kemudian lakukan sholat hajat 2 rokaat, rokaat pertama setelah fatehah membaca surat an nas 3x, rokaat kedua setelah fatehah membaca surat al ikhlas 2x, setelah salam kirim fatehaah kepada nabi Muhammad SAAW, Syekh Abdul qodir jalaini RA, kedua orang tua (2 fatehah) kepada anak yang dimaksud (7 fatehah) selanjutnya berdzikir “ ya samiu ya bashir ” sejumlah usia anak yang dimaksud x 7. Maksudnya kalau anak kita berusia 10 tahun maka 10 x 7 = 70 “ ya samiu ya bashir “, setelah itu ambil daun pisang yang sudah disediakan tadi, lalu tulis surat Arrahman ayat 1-5, kemudian ambil nasi yang masih panas/hangat seporsi anaknya letakkan di atas daun yang bertuliskan surat Arrahman ayat 1-5, saat nasi tersebut dingin atau daunnya mulai layu, ambil nasi tersebut dan berikan kepada anak dimaksud seperti biasanya kalau ia makan, ditambah lauk pauk dan sayur.
Disamping itu biasakan selesai sholat untuk untuk mendoakan anak tersebut dengan fatehah “bihurmatil fatehah salamatan fiddun-ya wal akhirah astajib du’ana rusdi fi nanda ............................lalu baca surat alfatehah
...............................................SAMPAI JUMPA DI MENGOLAH DZIKIR MENJADI ENERGI JILID 3
#tenagadalam#lembagadzikirkasabullah

Kedai Sufi Kasabullah jilid 14

r Berita


INDONESIA TETAP JUARA
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd 
(Pimpinan Pusat / Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia)

Praktisi Agama, praktisi Pendidikan,praktisi Hukum,praktisi Budaya pokoknya pakar pakar kepribadian yang hidup di bumi pertiwi ini semuanya pada kebingungan mencari model pembelajaran dengan kurikulum yang efektif, bagaimana caranya agar bangsa yang dikenal oleh dunia punya etika ketimuran itu, benar benar bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri dan tidak sekedar menjadi sebutan membanggakan tetapi tidak bisa dibanggakan.

Cak Kasab :
Mas sampean sudah membaca yang aku share kemaren.......

Mad Bullah :
Wualah cak.....cak... sebentar sebentar share......sebentar sebentar ceramah....sebentar sebentar mau’idhah hasanah.....emangnya gak punya kerjaan lain apa.....sampai-sampai WA dan Facebookku sering ngebleng memorinya penuh berisi share share dari sampean melulu....

Cak Kasab :
Na......orang seperti sampean itu mas yang perlu dicuci otaknya dan dibersihkan hatinya..............

Mad Bullah :
Sampean itu cak yang wajib diservis......masa bisanya share share terus....

Cak Kasab :
ini trend di dunia maya mas.....kalau sampean gak ngikutin ntar bisa ketinggalan spoor.........lagian itu amanat lho mas,kalau gak dipatuhi ntar bisa duso mas...... coba sampean baca setiap yang share, pasti ada tulisan copas dari group sebelah tolong share,dibagikan atau disebarkan.......bahkan kalau gak di share ada yang pakai ngancam segala, kok yang dapat musibah, ada yang ngancam dalam 40 hari sholatnya gak diterima, pokoknya ya kayak gitu gitu mas...kan aku jadi kawatir juga......

Mad Bullah
yo yo aku wes apal gaya nitezen yo koyok kuwe.........cuman yang perlu aku ketahui, apa yang kamu share itu udah dilakoni? Kalau gak itu namanya “jarkoni” kerrep berujar jarang nglakoni (suka memberitahu,tapi dirinya tidak mengerjakan) sama juga boong “maunya dapat pahala, justru yang didapat siksa karena telah melakukan dosa”

Cak Kasab :
Lho...lho.......mas ini gimana sich, katanya mas itu mursid, katanya mas itu sufi.....kok jawabannya nglantur gitu sich mas, yang bener aja.....

Mad Bullah :
Sing nglantur iku awakmu kuwi cak........

Cak Kasab :
Bukankah Allah, dalam al quran menyuruh kita untuk menyampaikan kepada orang lain,sekalipun satu ayat?

Mad Bullah :
Nah benerkan......dasarnya saja salah, apalagi mo praktik gimana jadinya? itu bukan firman Allah, melainkan hadits Rosulullah Muhammad SAAW “ballighu ‘anni walau ayah” (sampaikan dariku walau satu ayat) (HR. Al-Bukhori 3461)

Cak Kasab :
Yaya.......aku minta maaf, tapi dasarnya ada kan mas?

Mad Bullah :
Ya ada ......tapi bagi siapa?

Cak Kasab :
Emangnya ada aturannya,ya mas? Yang aku tahu, itu gak masalah soalnya ada satu dalil yang bunyinya begini “Undhur Maa Qoola Walaa Tandhur Man Qoola” ( jangan lihat siapa yang bicara, tapi lihat apa yang dibicarakan) itu artinya, kita kan boleh boleh saja berdakwah sekalipun bukan kyai,baik secara langsung maupun berpartisipasi share copas group sebelah.

Mad Bullah :
Ya gitu...itu yang ngebuat tabiat bangsa ini jadi “sengkuni”, dalil dijadikan alat penghalal kemauan kita dengan nalar kita juga, bukan berdasar nuruh tuhan, padahal ayat itu dimaksudkan bukan kepada yang berdakwah atau penceramah melainkan diperuntukkan bagi mereka yang mendengarkan ceramah. Sekalipun aslinya dalil itu merupakan teguran dan peringatan yang ditujukan kepada kaum yang “ta’ashshub” terlalu fanatik mainded dalam mengkultuskan seseorang apakah itu kyai atau gurunya, atau fanatik kepada suatu mashab,suatu kelompok sehingga masukan dari orang lain dianggap “najis” dengan sebutan macam-macam musrik,bid’ad dan sesat

Cak Kasab :
Lalu apa hubungan dengan dosa mas...? berbuat baik kok malah dosa.......aneh...!!!

Mad Bullah :
Intinya untuk urusan tarbiyah tidak setiap orang berhak berbicara agama, lebih lebih urusan yang prinsip bisa amburadul, sehingga yang berhak menyampaikan sekalipun satu ayat itu hanya para arifbillah atau bisa jadi disaat kita jadi saksi suatu perkara dan kita tahu yang sebenarnya, maka sampaikan kebenaran itu (walau satu ayat) sekalipun itu pahit bagimu, maksudnya akibat dari kejujuranmu mengakatan hal sebenarnya, bisa jadi dimusuhi oleh mereka yang jadi tersangka

Cak Kasab :
oke...oke...aku paham, mungkin ada dalil lain mas yang membuat saya lebih paham

Mad Bullah :
Allah SWT dalam beberapa surat dan beberapa ayat memberi peringatan kepada kita soal itu “ Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu........maka tidakkah kamu berpikir? ( QS.al-Baqarah : 44) “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (Ash- Shaff : 2-3) “Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan” (Hud : 88)

Cak Kasab :
Masyaallah mas............bener bener suatu dosa yang tidak terpikirkan.....sampai-sampai Allah bilang “.......Amat besar kebencian di sisi Allah.....” tobat-tobat mas, aku gak bakalan share share lagi....... sebelum aku sesuai dengan apa yang aku share....

Mad Bullah :
Lho kok mo berhenti? Entar Indonesia gak jadi juara dong.....

Cak Kasab :
Apa hubungan dengan kejuaraan Indonesia mas?

Mad Bullah :
Hahahaha..........kan selama ini Indonesia pemegang juara bertahan internasional dalam urusan Mau’idhah Hasanah (memberi tahu kebaikan,ceramah,tablig,tausiyah) hampir setiap ada acara seremonial pasti ada mau’idhah hasanahnya dari tunangan hingga resepsi,dari hamil hingga lahir,dari berangkat hingga datang haji,dari peringatan hari besar islam sampai peringatan hari besar nasional, mana ada dibelahan dunia yang kayak Indonesia.......hasilnya? Hanya Mau’idhahnya saja yang hasanah,bangsanya tidak pernah sampai kepada pribadi/karakter uswatun hasanah, bukti kongkritnya gak usah jauh jauh, sampean itu cak....setiap share selalu mengajak-ngajak untuk memaafkan kesalahan orang lain dan selalu menghimbau untuk menjaga kerukunan antar hidup umat beragama, kenyataannya musuh sampaean ada di mana mana dan sampean itu paling getol mengkafir-kafirkan orang lain......belived it or not? Itu fakta bukan mitos

Cak Kasab :
???

Kamis, 01 Desember 2016

Kedai Sufi Kasabullah jilid 13



APABILA KAPAK 212 WIRO SABLENG BERAKSI

Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.MPd *)
*) Pemimpin Pusat dan Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia

Keterlibatan Cak Kasab dan Mad Bullah di kancah politik, yang nota bene orang kampung dengan latar belakang pendidikan sekolah dasar, sekalipun sekedar koar-koar lewat halaman miliknya dan tidak satu orangpun yang mendengarkan, mereka tidak mempersalahkan, karena menurut mereka kalau tidak begitu kapan Pendidikan Politik di Negeri ini tampak berhasil? sebab apabila pendidikan politik berhasil, tolok ukurnya bukan banyaknya penduduk yang turun ke jalan berunjuk rasa melainkan,tertibnya beraspirasi lewat jalur diplomasi.
Cak Kasab :
mas.... sampean ingat gak.....kalau besok tanggal 2/12 iku bakal ada unjuk rasa jilid 3?
Mad Bullah :
Ya ingatlah....kan di tipi tipi, di koran-koran selalu diingetin biar gak lupa?
Cak Kasab :
diingetin? Kata mas........
Mad Bullah :
ya kenapa heran? Gak usah heran dong....biasa aja kale...? Kalau sampe mereka lupa yang mau unjuk rasa, gimana nasib mereka yang semua pada punya kepentingan? yang tipi dan koran penting untuk komuditi jualan berita yang laris manis,sebab pangsa pasar konsumen di negeri ini rodo rodo aneh maunya baca berita kekisruhan terus, yang politisi berkepentingan menghabisi lawan lawan politiknya,yang sakit hati berkepentingan untuk balas dendam, yang relawan berkepentingan dapat uang saku dadakan
Cak Kasab :
wow.....wow......kok gitu sampean cara pandangnya.., bukankah mereka turun ke jalan untuk membela agama?
Mad Bullah
Agama yang mana yang perlu dibela?
Cak Kasab :
Ya islamlah...biar gak terus dihina.
Mad Bullah :
Ingat ya islam itu apa? Tampak tidak tampak,berwujud makluk atau sekedar papan nama atau apa?
Cak Kasab :
???
Mad Bullah :
Islam milik Allah yang Maha Agung tentunya gak bakalan rusak, terhina selama dalam genggamannya, islam itu kuat, ajarannya dapat melindungi kita dari api neraka,dapat membahagiakan hidup di dunia dan akhirat. Kalau islam sampai kita bela berarti islam itu sangat lemah dan lebih kuat kita, islam itu undang undang konvesional yang hak patennya hanya Allah yang memegang, jadi jangan takut diambil haknya oleh orang lain apalagi Cuma dihina, yang merasa terhina kan perasaan kita saja
.
Cak Kasab :
Tapi mas kan Allah sendiri yang bilang, agar kita membela agama Allah
Mad Bullah :
Ok.....ok......... itu Surat Muhammad ayat 7 kan? Yang tafsirnya begini “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedu¬dukanmu.” Masalahnya yang bikin ribut itu, karena sampean menafsirnya Agama Allah (islam) dimaksud adalah yang di luar tubuh kita berupa “tulisan dan bendera” seandainya sampean menafsir Agama Allah (islam) yang ada pada diri sampean/keyakinan sampean, maka sampean cak dalam setiap saatnya yang diributkan adalah perbuatannya sendiri yang sering tidak dibela, masa ada beragama islam korupsi,membunuh, memfitnah?
Cak Kasab :
Terus mas.........?
Mad Bullah :
Akibat sampean lupa membela yang sebenarnya dengan ketaatan akhirnya apa yang Allah janjikan benar-benar terjadi......kedudukan yang semestinya Allah teguhkan, menjadi diturunkan....yang Pejabat karena korupsi diberhentikan dan dipenjara, pembunuh yang semua orang terhormat di kampungnya kehormatannya Allah turunkan menjadi manusia biadap dan dipenjara... perbuatan-perbuatan yang tidak ada kesesuaian dengan islam itu yang namanya tidak membela agama Allah (islam) yang diyakini, bukankah Allah berkata “Jika kamu berbuat baik, kebaikan itu bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri” (QS. Al Isra: 7) sedang Allah sendiri gak butuh pertolongan kita “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (saja). Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh” (QS. Adz Dzariat: 56-58)
Cak Kasab :
Tapi mas kalau mereka selalu menistakan agama kita, kan agama kita jadi terhina
Mad Bullah :
Islam selamanya tidak akan pernah terhina, lantaran perbuatan manusia atau jin, justru karena perbuatan kita yang terlalu agresif,sporadis dalam membela islam membuat agama islam menjadi tercoreng sebagai agresor dan teroris sehingga membuat orang di luar sana menjadi Islamipobea bukannya islam berkembang seperti masanya Rosulullah dan para waliullah malah mereka semakin takut menganut agama islam.
Masih ingat surat al Ira' 88 gimana Allah menantang mereka? Mereka disuruh bersatu untuk menandingi kalam ilahi, itu baru urusan menandingi sebagian surat saja sudah tidak mampu, apalagi mau menghinakan islam yang memiliki semua surat (Al Quran) mengapa sampai begitu kuatnya? karena islam itu adalah kalam ilahi, wahyu ilahi, hak paten Allah “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” (Al-Maa-idah: 3)
Cak Kasab :
Masyaallah..........kalau gitu aku gak jadi aja mas
Mad Bullah :
Gak jadi kemana?
Cak Kasab :
ya itu.................
Mad Bullah :
yaitu apa?
Cak Kasab :
Turun ke jalan.........
Mad Bullah :
Emangnya sampean itu penduduk surga di kayangan sana, kok pakai istilah turun ke jalan...
Cak Kasab :
Ya gak sich mas.........tapi?
Mad Bullah :
Ayo.......? nich pasti mo pinjam uang.....buat ngembaliin uang transpot yang terlanjur diabisin ya....
Cak Kasab :
Kok tahu?
Mad Bullah :
Hehehe.....ya tahu dong.......... masa guru gak tahu tingkah polah muridnya, aku ini kan Sinto sampean Wiro ............gurunya gendeng muridnya sambleng kwakak kak kak
Cak Kasab :
Jadi kalau aku gak turun ke jalan, berarti aku gak jadi sableng ya mas.........?
Mad Bullah :
Ooo nehi...nehi....bukan gitu maksudku........kalau sampean gak jadi turun ke jalan, aku yang gak jadi gendeng
Cak Kasab :
???????