Profil

Rabu, 22 Juni 2016

catatan seputar setan dipenjara di bulan ramadhan

ADA SETAN YANG LUPA DIPENJARA
by. R. Yudhistira Ria, MPd /Pimp.Pusat-Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah

Sejak ingusan orang tua,guru ngaji (belum ada istilah ustat) di surau-surau kecil, yang kita datangi dengan penerangan yang amat sederhana berupa obor yang dibut dari pelepah pohon kates disumbal kain bekas, berbahan bakar minyak tanah, sudah mengajari kita sebuah pengetahuan bahwa semua setan dipenjara oleh Allah SWT disaat bulan ramadhan dengan tujuan agar umat islam yang berpuasa tidak diganggu.

Seketika hati kita menjadi bangga dan merasa bahwa Allah begitu hebatnya melindungi hambanya yang melaksanakan ibadah puasa Alangkah sangat meruginya kalau sampai tidak ikut berpuasa karena peluang mendapat perlindungan tidak ada. Kendati disaat itu kita sangat buta terhadap difinisi iman, tetapi soal ketaatan kita mempunyai kondisi sekwalitas para kyai,ulama dan wira’i di zaman sekarang, yang nilai-nilai taatnya sangat ditunjang dengan  pemahaman agama sangat mendalam

Modal kesukaan terhadap sosok Allah SWT yang begitu Super Hero dimasa anak-anak, telah membentuk karakter bocah-bocah ingusan menjadi benar-benar takut (taat) sehingga apa yang diucapkan orangtua kita asal menyangking nama Allah,nama Pangeran,nama Gusti,nama Hiyang sudah menjadi fatwa dan sabda yang harus direspon “sami’na wa ato’na”didengarkan dan dito’ati. Disisi lain ada pembentukan karakter lain yang menyuburkan perasaan nyaman dan aman apabila bulan puasa tiba, dengan tidak lagi takut kepada setan saat keluar malam melintasi pekuburan dan tempat-tempat angker

Pikiran nakal untuk menyoal tentang apa yang dibahas para ustat,kyai dan ulama seperti santri di masa kini sebenarnya ada, cuma bedanya soal etika saja, yang kebablasan akibat dorongan rasa penasaran dan rasa keingintahuan yang luar biasa, sehingga kemulyaan dirinya menjadi nampak sangat begitu dungu kalau disebut sebagai santri, bagaimana tidak? Mereka menentukan sendiri pilihan mengaji kepada ustat,kyai atau ulama berdasar kriterianya sendiri, tetapi setelah menjadi santrinya justru meragukan akan kemampuan gurunya dengan bertanya “dasar dalilnya apa”. Sepintas kita lihat itu santri yang hebat,akan tetapi kalau direnungkan justru santri itu melecehkan akan kemampuan gurunya sekaligus mengakimi kalau pada tatap muka yang akan datang gurunya tidak akan membahasnya lebih jauh.

Prilaku santri/murid yang lepas dari pesan  sami’na wa ato’na sangat ditunjang oleh matinya pola pikir yang dimiliki. Semua distandarkan dengan apa yang dialami dalam sosialisasi,pelatihan, penataran, sarasehan,workshop dan seminar yang memang harus terkondisi seperti itu, karena waktu bertemu dengan narasumbernya hanya sebatas disaat acara itu berlangsung. Beda dengan kita yang mengenyam pendidikan umum dan di pesantren yang mempunyai tahapan berjenjang yang terkadang dasarnya dibuka saat duduk di bangku SD, kemudian dikupasnya baru setelah  di SMA,sehingga menjadi sangat tidak elok apabila ada peserta didik yang menyoal gurunya “bapak menerangkan begitu dasarrnya apa? yang pasti dasarnya bukan persoalan yang dibahas disaat itu, melainkan SK Menteri Pendidikan atas alasan yang bersangkutan telah menyelesaikan kuliah  pendidikan mengajar dari  Universitas atau Akademi yang telah digodok dengan matang agar ilmu pengetahuan itu bisa diberikan disaat mengajar
.
Begitu juga di Pondok Pesantren, tahapan-tahapan dalam membahas pasal dalam kitab kuning  Salaf Fiqih perlu dikuti secara berjenjang yang memakan waktu panjang, Pertama Kitab Safinah, yang berisi tentang uraian dan pembagian pasal-pasal saja, Kedua Kitab Kasyifah Al Syaja, perincian terhadap pasal menjadi sub-sub topik terperinci seperti: far’, tanbih, tatimmah, tafshili, dan masalah dan ketiga Kitab Al Taqrib dan syarah-nya, yang cara penguraiannya dibagi menjadi beberapa kitab dan dalam setiap kitabnya membahas beberapa pasal yang terperinci.

Mengapa hal ini menjadi penting untuk disisipkan? Semata-mata agar proses belajar dan mengajar bisa terprogram sesuai skedul yang teruji, sebab tidak sedikit pertanyaan yang dimunculkan bisa merusak materi yang akan dibahas disaat itu, karena nara sumber begitu nyamannya melayani dengan berbagai referennsi yang dipaparkan, akhirnya peserta didik lain yang sebenarnya tidak punya kepentingan sama sekali terhadap apa yang ditanyakan itu hanya akan membuat mereka sia-sia. Maunya mengaharap tambahan ilmu baru dari gurunya, justru hanya dipaksa menjadi pendengar setia terhadap pertanyaan yang tidak mewakili? Dikatakan mewakili bagaimana? kalau sebelum bertanya tidak menyebar poling kepada mereka tentang apa yang akan ditanyakan. Inilah perbuatan egois yang selalu kita lakukan dan kita merasa bangga atas dosa-dosa yang disengaja (bukan tidak disengaja)

Dengan tidak dipersoalkannya disaat itu kepada guru ngajinya bahwa syaitan dipenjara pada bulan ramadhan yang semata-mata hanya memegang teguh sami’na wa ato’na, toh tidak membuat kita selamanya dungu terhadap apa yang membuat kita penasaran di saat itu, ternyata semua menjadi paham  bahwa berdasarkan hadits Rosulullah Muhammad SAAW “Apabila bulan Ramadan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu”. Diriwayatkan oleh Bukhari, no. 1899. Muslim, no. 1079, dari Abu Hurairah radhiallahu anhu) mengisaratkan bahwa bulan ramadhon adalah bulan yang penuh dengan berokah dan marfiroh

Barokah (melimpahnya nikmat Allah berupa pahala)
      Ditandai dengan dibukanya pintu-pintu surga, maksudnya pintu surga itu apa? Kemudian kita dipersilahkan masuk melaui pintu manapun itu maksudnya bagaimana? Kalau yang kita persoalkan itu hanya berputar-putar pada urusan bahasa, selamanya tidak akan pernah terjawabkan, apalagi mereka yang bisanya merespon “wallahuaklam bissawab” tambah tidak ada satupun yang kita lakukan, kecuali membawa persoalan yang tidak memerlukan jawaban itu sampai nama kita diumumkan di masjid sebagai pertanda kalau usia kita tutup
.
         Kita tahu dan paham bahwa fungsi pintu merupakan akses  keluar masuk, akan tetapi karena surga menjadi tujuan tempat tinggal, berarti kita tidak perlu menggunakan pintu itu sebagai akses keluar kecuali masuk saja, apa yang menjadi persyaratan masuk surga, melaksanakan ibadah dengan baik dan benar, berapa jumlah ibadah yang harus dikerjakan, jawabannya sejumlah pintu surga. Kalau begitu kita sudah bisa paham bahwa lewat pintu mana saja sebagai bentuk tantangan kepada kita bahwa pintu di surga itu banyak, lalu mengapa kita tetap mengerjakan ibadah yang sedikit? Silahkan masuk lewat pintu ibadah sholat ,zakat, puasa, haji,mengaji,dzikir,silaturakhmi,menyantuni anak yatim dan fakir miskin,saling memaklumi ,tolong menolong,sabar,ikhlas,tawakkal dan seterusnya apalagi dibulkan puasa yang amalnya dilipat gandakan, Subhanallah kita benar-benar merugi apabila mengabaiklannya
.
Margfirah ( dibukanya peluang ampunan Allah )
Ditandai dengan ditutupnya pintu pintu neraka dan dibelenggunya syaitan, maksudnya Neraka itu apa? Suatu tempat bagi mereka yang tidak melaksanakan ibadah dengan baik dan benar, lalu apa hubungannya dengan syaitan dibelenggu/dipenjara? Hubungannya sangat erat dan efektif karena berkat jasa dan perjuangan  para syaitan, yang menjadikan kita malas dan mengacau melaksanakan ibadah sampai kepada urusan akomodasi masuk ke pintu-pintu neraka, jumlahnya juga banyak, sebanyak aneka menu kejahatan yang ditawarkan oleh syaitan. Masyaallah kita sangat merugi apabila melalaikannya.

Bagaimana caranya Allah mengikat,membelenggu dan memenjara syaitan? Jawabannya melalui hamba-hambanya yang melakukan ibadah puasa dengan tekun,khusuk dan taat. Yang tidak hanya menjaga soal urusan konsumsi (makan,minum dan melakukan hubungan badan) melainkan juga menjaga urusan hati dari segala bentuk amarah (iri,dengki, hasat,hasut, ghibah, fitnah, dusta, khianat dan semacamnya). Kalau akses ke pintu pintu neraka itu kita tutup dengan melaksanakan puasa seutuhnya yaitu jasmani dan rohani, maka syaitan tidak punya pekerjaan menggoda kita lagi,kalau tidak punya pekerjaan sama dengan merasa diikat,dibelenggu dan dipenjara. Diibaratnya kita saat remaja, karena suka keluar pakai motor dan tidak tahu waktu, tiba-tiba kuncinya dirampas dengan orangtua kita, itu sama halnya dengan diikat,dibelenggu dipenjara walau ada motornya tetapi tidak bisa digunakan, lantaran kuncinya tidak ada, begitu juga dengan syaitan ada manusianya tetapi tidak bisa digoda, lantaran imannya sangat kuat.

Tetapi jangan bangga terlebih dahulu,lantaran kita sudah membatasi diri tidak keluar rumah kawatir tertarik makan dan minum di warung kroninya ibu Saini atau takut keluar rumah lantaran takut bertemu teman kemudian berdebat ala wakil-wakil rakyat kita di senayan atau di daerah yang saling mengumpat dan adu jotos. Lalu dianggap semua syaitan sudah kita ringkus dengan sempurna? Justru karena di rumah, kita menjadi lalai untuk merinkus salah satu syaitan yang paling efektif mengugurkan ibadah puasa kita sebelum sampai kepada waktunya, yaitu Syaitan Medsos apakah itu bernama blogger,twitter,instagram,facebook dan semacamnya, telah menjadikan syaitan itu berkeliran dan berpesta pora menggoda kita : dengan saling menyindir,saling meremehkan saling menghasut saling membodohi.

Model-model syaitan baru ini, begitu halusnya sehingga tanpa disadari kita terseret pada pusaran badai fitnah dan kebencian luar biasa. Sampai sampai lupa kalau kita itu sedang puasa. Lantaran ada yang memposting perlakukan orang di luar islam terhadap orang islam yang tampak sadis, serentak kita marah menghujat mati-matian tanpa crosscek terlebih dahulu. Misalnya memang benar foto yang kita liat itu asli tanpa diedit,kita bisanya cuma melihat apa yang dilihat tidak memahami aslinya mengapa sampai begitu? Misalnya ada orang islam yang mencuri di suatu wilayah yang mayoritas bukan islam, kemudian diadili oleh mereka, mengapa menjadi luar biasa? Sedang saudara-saudara kita soal bakar membakar,habis menghabisi para blomocorah itu menjadi pemandangan biasa yang tidak direspon dengan kebencian, melainkan kepuasan batin.

Belum lagi ada anak yang dipukul orangtuanya,padahal dipukulnya karena telah mencuri barang milik tetangganya,lalu kita serentak benci kepada orangtuanya, Apakah anak yang mencuri itu perlu diposting sedang menerima hadiah dari orangtuanya, kemudian kita respon dengan Like atau Waw begitu? Ada anak kecil yang saat kecelakaan lalu lintas terlepas dan terpental dari dekapan ibunya,tersungkur di semak-semak, lalu diposting fotonya kemudian kita emosi dan marah. Belum lagi yang memaksa-maksa kita untuk dishare dan untuk mengamini, kalau tidak mengshare dan mengamini bisa gini gitu ada apa? Kalau memang simpati dan empati galang dana saja kemudian serahkan, itu takwilnya akan lebih berarti bagi kita maupun bagi keluarga korban


Tidak cukup sampai disitu, baru baru saja ada cewek yang duduk di atas ka’bah tanpa busana, tanpa dikomando kita marah luar biasa, menghujat mati-matian dengan komen-komen yang tidak sepantasnya disebut orang islam yang dikenal berkata-kata santun pinuntun, wanita dalam postingan itu dihujat habis-habisan sampai kepada hal yang sangat sensitif miliknya  diumbar sedemikian joroknya, kita menjadi sangat bodoh disaat itu. Padahal bisa jadi wanita itu tidak tahu apa-apa kecuali dimanfaatkan secara action pose oleh yang mengedit, semestinya yang yang menjadi sasaran editornya atau yang memposting itu sendiri. Tapi Alhamdulillah tidak berapa lama kemudian ada tampilan yang sama cuma  lakonnya beda yaitu seokor anjing yang lagi pub di atas Baitullah, kenapa kita kok tidak menghujat anjingnya seperti kepada wanita sebelumnya? Nah disilah iman dan akal kita dipertaruhkan, bahwa sesungguhnya kita itu termasuk orang-orang ceroboh, yang mudah tertarik dan terpicu emosinya oleh sesuatu yang tidak jelas.

Sedang kita melaksanakan ibadah puasa dilatih dan dibiasakan agar bisa menahan amarah dan emosi dari hal-hal yang jelas seperti mereka yang mencaci maki kita secara langsung,apalagi cuma sekedar dunia maya. Lewati saja teman-teman yang membuka peluang ke arah itu kalau perlu putus atau dihapus pertemannya agar pertahanan keimanan kita tidak tergerus sia-sia.#setandibelenggu 

6 komentar:

  1. Subhanalloh...terima kasih guru atas tambahan ilmu pengetahuan dan tausiyahnya..

    BalasHapus
  2. Subhanalloh wlhamdulillah walailahaillalo huallo huakbar tmksh guru

    BalasHapus
  3. Subhanallah alkhamdulillah tausyih yg sangat bermanfaat bagi murid amiin trimakasih guru.

    BalasHapus
  4. subhanallah..
    alhamdulillah...
    terimakasih di haturkan kepada Guru Besar Kasabullah, karena beliau telah memberi tausiyah seputar Ramadhan..
    TerimaKasih

    BalasHapus
  5. ** BANJIR BANJIR BANJIR UANG DI MEJA **
    VIPbandarQ - YOUR No #1 BandarQ Online Indonesia
    ----------------------------------------------
    Menyediakan 7 Jenis Permainan TerFAVORIT
    BANDAR Q | ADU Q | DOMINO QQ | POKER | CAPSA SUSUN | Bandar Poker | Sakong (New Game) ----------------------------------------------
    Di Dukung 5 Bank Ternama di INDONESIA
    BCA - MANDIRI - BRI - BNI - DANAMON
    ----------------------------------------------
    Bonus Terbesar di VIPbandarQ
    1. Bonus Refferal TANPA SYARAT
    2. Bonus Rolligan TIAP MINGGU
    ----------------------------------------------
    Selalu Ada Kejutan Untuk Member VIPBANDARQ
    ----------------------------------------------
    Gabung Sekarang Juga dan Raih Kemenangan Puluhan Juta Setiap Hari
    CS ONLINE 24/7
    BBM : 55AB0E6C
    INSTAGRAM : VIPBANDARQORG
    SKYPE : VIPBANDARQ
    FACEBOOK : VIPBANDARQ
    www. VIPBANDARQ. org

    BalasHapus