ADA
SETAN YANG LUPA DIPENJARA
by. R. Yudhistira Ria, MPd /Pimp.Pusat-Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah
Sejak ingusan orang tua,guru
ngaji (belum ada istilah ustat) di surau-surau kecil, yang kita datangi dengan
penerangan yang amat sederhana berupa obor yang dibut dari pelepah pohon kates
disumbal kain bekas, berbahan bakar minyak tanah, sudah mengajari kita sebuah
pengetahuan bahwa semua setan dipenjara oleh Allah SWT disaat bulan ramadhan
dengan tujuan agar umat islam yang berpuasa tidak diganggu.
Seketika hati kita menjadi
bangga dan merasa bahwa Allah begitu hebatnya melindungi hambanya yang
melaksanakan ibadah puasa Alangkah sangat meruginya kalau sampai tidak ikut
berpuasa karena peluang mendapat perlindungan tidak ada. Kendati disaat itu
kita sangat buta terhadap difinisi iman, tetapi soal ketaatan kita mempunyai
kondisi sekwalitas para kyai,ulama dan wira’i di zaman sekarang, yang
nilai-nilai taatnya sangat ditunjang dengan pemahaman agama sangat mendalam
Modal kesukaan terhadap
sosok Allah SWT yang begitu Super Hero dimasa anak-anak, telah membentuk karakter
bocah-bocah ingusan menjadi benar-benar takut (taat) sehingga apa yang
diucapkan orangtua kita asal menyangking
nama Allah,nama Pangeran,nama Gusti,nama Hiyang sudah menjadi fatwa dan sabda
yang harus direspon “sami’na wa ato’na”didengarkan
dan dito’ati. Disisi lain ada pembentukan karakter lain yang menyuburkan
perasaan nyaman dan aman apabila bulan puasa tiba, dengan tidak lagi takut kepada
setan saat keluar malam melintasi pekuburan dan tempat-tempat angker
Pikiran nakal untuk
menyoal tentang apa yang dibahas para ustat,kyai dan ulama seperti santri di
masa kini sebenarnya ada, cuma bedanya soal etika saja, yang kebablasan akibat dorongan
rasa penasaran dan rasa keingintahuan yang luar biasa, sehingga kemulyaan
dirinya menjadi nampak sangat begitu dungu kalau disebut sebagai santri,
bagaimana tidak? Mereka menentukan sendiri pilihan mengaji kepada ustat,kyai
atau ulama berdasar kriterianya sendiri, tetapi setelah menjadi santrinya justru
meragukan akan kemampuan gurunya dengan bertanya “dasar dalilnya apa”. Sepintas kita lihat itu santri yang
hebat,akan tetapi kalau direnungkan justru santri itu melecehkan akan kemampuan
gurunya sekaligus mengakimi kalau pada tatap muka yang akan datang gurunya tidak
akan membahasnya lebih jauh.
Prilaku santri/murid
yang lepas dari pesan sami’na wa ato’na sangat
ditunjang oleh matinya pola pikir yang dimiliki. Semua distandarkan dengan apa
yang dialami dalam sosialisasi,pelatihan, penataran, sarasehan,workshop dan
seminar yang memang harus terkondisi seperti itu, karena waktu bertemu dengan
narasumbernya hanya sebatas disaat acara itu berlangsung. Beda dengan kita yang
mengenyam pendidikan umum dan di pesantren yang mempunyai tahapan berjenjang
yang terkadang dasarnya dibuka saat duduk di bangku SD, kemudian dikupasnya baru
setelah di SMA,sehingga menjadi sangat tidak
elok apabila ada peserta didik yang menyoal gurunya “bapak menerangkan begitu
dasarrnya apa? yang pasti dasarnya bukan persoalan yang dibahas disaat itu, melainkan
SK Menteri Pendidikan atas alasan yang bersangkutan telah menyelesaikan kuliah pendidikan mengajar dari Universitas atau Akademi yang telah digodok
dengan matang agar ilmu pengetahuan itu bisa diberikan disaat mengajar
.
Begitu juga di Pondok
Pesantren, tahapan-tahapan dalam membahas pasal dalam kitab kuning Salaf Fiqih perlu dikuti secara berjenjang
yang memakan waktu panjang, Pertama Kitab Safinah, yang berisi tentang uraian
dan pembagian pasal-pasal saja, Kedua Kitab Kasyifah Al Syaja, perincian terhadap pasal menjadi sub-sub
topik terperinci seperti: far’, tanbih, tatimmah, tafshili,
dan masalah dan ketiga Kitab Al
Taqrib dan syarah-nya,
yang cara penguraiannya dibagi menjadi beberapa kitab dan dalam setiap kitabnya membahas beberapa pasal yang terperinci.
Mengapa
hal ini menjadi penting untuk disisipkan? Semata-mata agar proses belajar dan
mengajar bisa terprogram sesuai skedul yang teruji, sebab tidak sedikit
pertanyaan yang dimunculkan bisa merusak materi yang akan dibahas disaat itu,
karena nara sumber begitu nyamannya melayani dengan berbagai referennsi yang
dipaparkan, akhirnya peserta didik lain yang sebenarnya tidak punya kepentingan
sama sekali terhadap apa yang ditanyakan itu hanya akan membuat mereka sia-sia.
Maunya mengaharap tambahan ilmu baru dari gurunya, justru hanya dipaksa menjadi
pendengar setia terhadap pertanyaan yang tidak mewakili? Dikatakan mewakili
bagaimana? kalau sebelum bertanya tidak menyebar poling kepada mereka tentang
apa yang akan ditanyakan. Inilah perbuatan egois yang selalu kita lakukan dan
kita merasa bangga atas dosa-dosa yang disengaja (bukan tidak disengaja)
Dengan
tidak dipersoalkannya disaat itu kepada guru ngajinya bahwa syaitan dipenjara
pada bulan ramadhan yang semata-mata hanya memegang teguh sami’na wa ato’na, toh
tidak membuat kita selamanya dungu terhadap apa yang membuat kita penasaran di
saat itu, ternyata semua menjadi paham bahwa
berdasarkan hadits Rosulullah Muhammad SAAW “Apabila bulan Ramadan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu
neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu”. Diriwayatkan oleh Bukhari, no.
1899. Muslim, no. 1079, dari Abu Hurairah radhiallahu anhu) mengisaratkan
bahwa bulan ramadhon adalah bulan yang penuh dengan berokah dan marfiroh
Barokah
(melimpahnya nikmat Allah berupa pahala)
Ditandai
dengan dibukanya pintu-pintu surga, maksudnya pintu surga itu apa? Kemudian
kita dipersilahkan masuk melaui pintu manapun itu maksudnya bagaimana? Kalau yang
kita persoalkan itu hanya berputar-putar pada urusan bahasa, selamanya tidak
akan pernah terjawabkan, apalagi mereka yang bisanya merespon “wallahuaklam
bissawab” tambah tidak ada satupun yang kita lakukan, kecuali membawa persoalan
yang tidak memerlukan jawaban itu sampai nama kita diumumkan di masjid sebagai
pertanda kalau usia kita tutup
.
Kita tahu dan paham bahwa fungsi pintu
merupakan akses keluar masuk, akan
tetapi karena surga menjadi tujuan tempat tinggal, berarti kita tidak perlu
menggunakan pintu itu sebagai akses keluar kecuali masuk saja, apa yang menjadi
persyaratan masuk surga, melaksanakan ibadah dengan baik dan benar, berapa
jumlah ibadah yang harus dikerjakan, jawabannya sejumlah pintu surga. Kalau begitu
kita sudah bisa paham bahwa lewat pintu mana saja sebagai bentuk tantangan kepada
kita bahwa pintu di surga itu banyak, lalu mengapa kita tetap mengerjakan
ibadah yang sedikit? Silahkan masuk lewat pintu ibadah sholat ,zakat, puasa, haji,mengaji,dzikir,silaturakhmi,menyantuni
anak yatim dan fakir miskin,saling memaklumi ,tolong
menolong,sabar,ikhlas,tawakkal dan seterusnya apalagi dibulkan puasa yang
amalnya dilipat gandakan, Subhanallah kita benar-benar merugi apabila
mengabaiklannya
.
Margfirah
( dibukanya peluang ampunan Allah )
Ditandai
dengan ditutupnya pintu pintu neraka dan dibelenggunya syaitan, maksudnya
Neraka itu apa? Suatu tempat bagi mereka yang tidak melaksanakan ibadah dengan
baik dan benar, lalu apa hubungannya dengan syaitan dibelenggu/dipenjara? Hubungannya
sangat erat dan efektif karena berkat jasa dan perjuangan para syaitan, yang menjadikan kita malas dan mengacau
melaksanakan ibadah sampai kepada urusan akomodasi masuk ke pintu-pintu neraka,
jumlahnya juga banyak, sebanyak aneka menu kejahatan yang ditawarkan oleh syaitan.
Masyaallah kita sangat merugi apabila melalaikannya.
Bagaimana
caranya Allah mengikat,membelenggu dan memenjara syaitan? Jawabannya melalui hamba-hambanya
yang melakukan ibadah puasa dengan tekun,khusuk dan taat. Yang tidak hanya
menjaga soal urusan konsumsi (makan,minum dan melakukan hubungan badan)
melainkan juga menjaga urusan hati dari segala bentuk amarah (iri,dengki, hasat,hasut,
ghibah, fitnah, dusta, khianat dan semacamnya). Kalau akses ke pintu pintu
neraka itu kita tutup dengan melaksanakan puasa seutuhnya yaitu jasmani dan
rohani, maka syaitan tidak punya pekerjaan menggoda kita lagi,kalau tidak punya
pekerjaan sama dengan merasa diikat,dibelenggu dan dipenjara. Diibaratnya kita
saat remaja, karena suka keluar pakai motor dan tidak tahu waktu, tiba-tiba
kuncinya dirampas dengan orangtua kita, itu sama halnya dengan
diikat,dibelenggu dipenjara walau ada motornya tetapi tidak bisa digunakan,
lantaran kuncinya tidak ada, begitu juga dengan syaitan ada manusianya tetapi tidak
bisa digoda, lantaran imannya sangat kuat.
Tetapi
jangan bangga terlebih dahulu,lantaran kita sudah membatasi diri tidak keluar
rumah kawatir tertarik makan dan minum di warung kroninya ibu Saini atau takut keluar
rumah lantaran takut bertemu teman kemudian berdebat ala wakil-wakil rakyat
kita di senayan atau di daerah yang saling mengumpat dan adu jotos. Lalu dianggap
semua syaitan sudah kita ringkus dengan sempurna? Justru karena di rumah, kita
menjadi lalai untuk merinkus salah satu syaitan yang paling efektif mengugurkan
ibadah puasa kita sebelum sampai kepada waktunya, yaitu Syaitan Medsos apakah
itu bernama blogger,twitter,instagram,facebook dan semacamnya, telah menjadikan
syaitan itu berkeliran dan berpesta pora menggoda kita : dengan saling
menyindir,saling meremehkan saling menghasut saling membodohi.
Model-model
syaitan baru ini, begitu halusnya sehingga tanpa disadari kita terseret pada
pusaran badai fitnah dan kebencian luar biasa. Sampai sampai lupa kalau kita
itu sedang puasa. Lantaran ada yang memposting perlakukan orang di luar islam
terhadap orang islam yang tampak sadis, serentak kita marah menghujat
mati-matian tanpa crosscek terlebih dahulu. Misalnya memang benar foto yang kita
liat itu asli tanpa diedit,kita bisanya cuma melihat apa yang dilihat tidak
memahami aslinya mengapa sampai begitu? Misalnya ada orang islam yang mencuri
di suatu wilayah yang mayoritas bukan islam, kemudian diadili oleh mereka,
mengapa menjadi luar biasa? Sedang saudara-saudara kita soal bakar membakar,habis
menghabisi para blomocorah itu menjadi pemandangan biasa yang tidak direspon
dengan kebencian, melainkan kepuasan batin.
Belum lagi ada anak yang dipukul
orangtuanya,padahal dipukulnya karena telah mencuri barang milik
tetangganya,lalu kita serentak benci kepada orangtuanya, Apakah anak yang
mencuri itu perlu diposting sedang menerima hadiah dari orangtuanya, kemudian
kita respon dengan Like atau Waw begitu? Ada anak kecil yang saat kecelakaan
lalu lintas terlepas dan terpental dari dekapan ibunya,tersungkur di
semak-semak, lalu diposting fotonya kemudian kita emosi dan marah. Belum lagi
yang memaksa-maksa kita untuk dishare dan untuk mengamini, kalau tidak
mengshare dan mengamini bisa gini gitu ada apa? Kalau memang simpati dan empati
galang dana saja kemudian serahkan, itu takwilnya akan lebih berarti bagi kita
maupun bagi keluarga korban
Tidak
cukup sampai disitu, baru baru saja ada cewek yang duduk di atas ka’bah tanpa
busana, tanpa dikomando kita marah luar biasa, menghujat mati-matian dengan
komen-komen yang tidak sepantasnya disebut orang islam yang dikenal berkata-kata
santun pinuntun, wanita dalam postingan itu dihujat habis-habisan sampai kepada
hal yang sangat sensitif miliknya diumbar
sedemikian joroknya, kita menjadi sangat bodoh disaat itu. Padahal bisa jadi
wanita itu tidak tahu apa-apa kecuali dimanfaatkan secara action pose oleh yang
mengedit, semestinya yang yang menjadi sasaran editornya atau yang memposting
itu sendiri. Tapi Alhamdulillah tidak berapa lama kemudian ada tampilan yang
sama cuma lakonnya beda yaitu seokor
anjing yang lagi pub di atas Baitullah, kenapa kita kok tidak menghujat
anjingnya seperti kepada wanita sebelumnya? Nah disilah iman dan akal kita
dipertaruhkan, bahwa sesungguhnya kita itu termasuk orang-orang ceroboh, yang
mudah tertarik dan terpicu emosinya oleh sesuatu yang tidak jelas.
Sedang kita
melaksanakan ibadah puasa dilatih dan dibiasakan agar bisa menahan amarah dan
emosi dari hal-hal yang jelas seperti mereka yang mencaci maki kita secara
langsung,apalagi cuma sekedar dunia maya. Lewati saja teman-teman yang membuka
peluang ke arah itu kalau perlu putus atau dihapus pertemannya agar pertahanan keimanan
kita tidak tergerus sia-sia.#setandibelenggu
Subhanalloh...terima kasih guru atas tambahan ilmu pengetahuan dan tausiyahnya..
BalasHapusSubhanalloh wlhamdulillah walailahaillalo huallo huakbar tmksh guru
BalasHapusSubhanallah alkhamdulillah tausyih yg sangat bermanfaat bagi murid amiin trimakasih guru.
BalasHapussubhanallah..
BalasHapusalhamdulillah...
terimakasih di haturkan kepada Guru Besar Kasabullah, karena beliau telah memberi tausiyah seputar Ramadhan..
TerimaKasih
Terima kasih Guru
BalasHapus** BANJIR BANJIR BANJIR UANG DI MEJA **
BalasHapusVIPbandarQ - YOUR No #1 BandarQ Online Indonesia
----------------------------------------------
Menyediakan 7 Jenis Permainan TerFAVORIT
BANDAR Q | ADU Q | DOMINO QQ | POKER | CAPSA SUSUN | Bandar Poker | Sakong (New Game) ----------------------------------------------
Di Dukung 5 Bank Ternama di INDONESIA
BCA - MANDIRI - BRI - BNI - DANAMON
----------------------------------------------
Bonus Terbesar di VIPbandarQ
1. Bonus Refferal TANPA SYARAT
2. Bonus Rolligan TIAP MINGGU
----------------------------------------------
Selalu Ada Kejutan Untuk Member VIPBANDARQ
----------------------------------------------
Gabung Sekarang Juga dan Raih Kemenangan Puluhan Juta Setiap Hari
CS ONLINE 24/7
BBM : 55AB0E6C
INSTAGRAM : VIPBANDARQORG
SKYPE : VIPBANDARQ
FACEBOOK : VIPBANDARQ
www. VIPBANDARQ. org