Profil
Sabtu, 14 Desember 2019
Rabu, 11 Desember 2019
Sabtu, 21 September 2019
Jumat, 16 Agustus 2019
Selasa, 13 Agustus 2019
Senin, 29 Juli 2019
Minggu, 28 Juli 2019
Minggu, 09 Juni 2019
Tafakkur Kasabullah jilid 34
MANDI LEBIH BAIK DARIPADA SHOLAT
oleh . YUDHISTIRA RIA, M.Pd
Guru Besar Lembaga Dzikir Istiqomah Kasabullah Indonesia
Hampir setiap muslim baik terang terangan, sembunyi sembunyi, istiqomah maupun jarang jarang yang namanya ibadah sholat pasti pernah dilaksanakan.
Sayangnya dari sekian banyak model model ibadah sholat yang dikerjakan, hampir bisa dipastikan juga, secara terang terangan, sembunyi sembunyi, istiqomah maupun jarang jarang, kurang peduli terhadap tujuan dari ibadah sholat itu sendiri, terkecuali sekedar menggugurkan kewajiban semata, lantas dipungkasi dengan argumen fiksional hasilnya itu urusan nanti dan apa katanya yang di atas
Ironis memang bila setiap muslim yang mengerjakan ibadah sholat, mempunyai alasan serupa, sedang orang mandi saja jelas tahu tujuan sebenarnya yaitu untuk menjaga kesehatan dan kebersihan, masa tujuan sholat apa katanya nanti diakhirat ?, yang bener aja....!
Akibat tidak dipahaminya tujuan sholat, mengakibatkan pelakunya atau yang mengerjakan sholat menjadi pesakitan yang siap didakwah kapanpun dan di manapun berada, bergartung siapa yang siap menghakimi, melecehkan, memojokkan, menghina karena sholatnya "percuma kamu sholat kalau pendengki"..... " gayanya saja kamu sholat, kelakuannya bajingan". "oooh sholat kamu bela belain....anak istrimu kelaparan, lho biarin.....?" contoh beberapa pasal yang sering didakwahkan.
Anehnya kita cuek bebek, seakan ktitik membangun yang dikemas dalam bentuk ejekan itu dianggap "anjing menggonggong kafilah tetap berlalu" sampai akhirnya dari masa ke masa, manusia bangga dengan istilah istilah pangkat pangkat yang sebenarnya tidak dimiliki, bahwa di yaumal qiyam nanti yang dihisap pertama adalah sholatnya, bahwa sholat adalah tiang agama, bahwa sholat sebagai wujud ketaatan hamba kepada sang kholik. Apakah sholat sholat yang sebatas menggugurkan kewajiban itu nanti yang akan dipertaruhlan di sana? celaka.....!
Semestinya pangkat pangkat memalukan semacam itu tidak perlu terjadi, kalau kita tahu hakekatnya sholat, sebagaimana yang Allah SWT jelaskan tujuan sholat untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. (QS. Angkabut 45)
Setidaknya secara terminologi bahasa mencegah, adalah tindakan prefentif, agar apa saja yang dapat menistakan diri tidak sampai kita kerjakan. Kalau tetap dikerjakan? berarti upaya upaya pencegahan diri dari perbuatan keji dan mungkar melalui ibadah sholat yang kita kerjakan tidak berhasil guna dan bedaya guna
Dalam kondisi semacam itu, tidak berlebihan bila penulis berasumsi bahwa mandi lebih baik secara kwalitatif dibanding sholat, khususnya dalam proses memberdayakan kesadaran diri, mengingat orang mandi tanpa dikomando sekalipun, layaknya orang sholat dengan suara adzan, secara mandiri bergerak mandi agar tubuhnya bersih dan terbebas dari ancaman penyakit dan setelah mandipun dirinya terus merasa harus tetap bersih, sehingga hal hal yang sekiranya mengotori kebersihan dirinya selalu dihindari, bahkan tempat tempat yang kumuh merasa rugi kalau didekati, "luar biasa"
Sungguh bertolak belakang dengan kondisi ibadah sholat ala kebiasaan kita, sekalipun dirinya sudah tahu kalau berlumuran dosa, tetapi saat dipanggil suara adzan beberapa kali melalui corong corong surau, musholla, masjid tetap saja tidak hirau dan tidak berselera untuk menindaklanjuti.
Kalaupun ada yang berselera dengan kesadaran diri untuk melakukan ibadah sholat baik ada'an maupun makmuman, itupun setelah sholatnya ditunaikan, mereka tidak menyadari kalau dirinya sudah sholat. buktinya yang pembohong terus saja berbohong, yang dengki terus dengki, yang kikir terus kikir, yang memutus silaturrakhmi terus bermusuhan, sungguh bertolak belakang dengan prilaku orang yang sudah mandi, yang secara ketat terus mengawal pasca mandinya dari hal hal yang mengotori dirinya
Kapan sholat kita diperlakukan seperti layaknya orang sudah mandi? sehingga dalam pergaulan sehari hari kita tidak perlu repot repot menyakinkan orang lain, bahwa dirinya akhli sholat dengan berbagai skenario "tadi malam saya sholat tahajjud", "maaf terlambat karena masih sholat", "nanti setelah sholat saja" "waw... tadi malam saat sholat rasanya khusuk banget"....tadi malam saat ambil wudhu' sholat isya' di sumur kayak ada bayangan hitam besar...." itulah sebagian cerita omong kosong yang sering kita dengar dari saudara, kerabat dan teman...yang tujuannya menggiring opini kita, untuk meyakini bahwa orang yang bercerita omong kosong itu adalah muslim yang taat.
He...he... padahal orang yang sudah mandi tanpa berceritapun, kita sudah pada tahu kalau dia sudah mandi" dari penampakan badannya yang bersih, segar dan harum. masyaallah
#kedaisufikasabullah #makrifat #ibadahsholat.
Sabtu, 08 Juni 2019
Kamis, 06 Juni 2019
Minggu, 02 Juni 2019
Jumat, 31 Mei 2019
Rabu, 29 Mei 2019
Senin, 27 Mei 2019
Sabtu, 25 Mei 2019
Jumat, 24 Mei 2019
Rabu, 22 Mei 2019
Selasa, 21 Mei 2019
Sabtu, 18 Mei 2019
Jumat, 17 Mei 2019
Tembak di tempat
TEMBAK DI TEMPAT, tidak perlu disebut sebut secara ekslusif, kalau dalam SOPnya sudah ditetapkan bahwa setiap pelaku kejahatan yang mengancam keselamatan jiwa orang lain atau petugas dilakukan tindakan hukum tembak di tempat.
Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kesan seakan akan tujuannya warning, mengancam dan menakut nakuti publik.
Kalaupun tujuannya mungkin semata mata untuk sosialisasi, mengapa baru dilakukan sekarang?
Rabu, 15 Mei 2019
Dogeng Ramadhon Kasabullah jilid 2
TIDURNYA ORANG PUASA
KURANGI PAHALA
karya : R. Yudhistira Ria,M.Pd.
Pimp.Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Istiqomah Kasabullah Indonesia
Memasuki pertengahan bulan Ramadhon, seperti biasanya santri ayahku yang dari luar kota, mulai berdatangan untuk mengikuti kegiatan khususiyah lailatur qodar. sekilas bila diperhatikan rata rata santrinya beusia 50 ke aras, dari kerut kerut wajahnya seakan melihat relief di dinding museum, yang menceriterakan tentang keras dan susahnya kehidupan yang dilalui, maklum Indonesia waktu itu baru berusia 25 tahun meraih kemerdekaan dari kaum penjajah Belanda
Begitu juga dengan sosok ayahku, kesan tuanya tak bisa disembunyikan, namun apabila dibandingkan dengan para santrinya sendiri, ayahku masih tampak lebih tegap dan gagah, tidak bungkuk, mungkin karena ayahku mantan TNI AD, veteran pejuang kemerdekaan RI sehingga pendidikan mileternya terus melekat pada ayahku atau ayahku masih tetap merasa jadi militer? (huus gak usah dijawab "wallahuaklam bissawwab, ini urusan sepele)
Pada suatu hari disaat, mentari lagi bermain main diatas ubun ubun kepala, entah dari mana ayahku datang bepergian.....
biasanya langsung masuk ke rumah, tiba tiba membelokkan arah ke tempat wudhu......
"swaaar.....swaaar......" percikan air yang tumpah canting tangan ayahku membasahi tubuh para santrinya yang sedang tertidur lelap di atas tiker daun pandan. Sekalipun tindakan ayahku itu ditujukan kepada para santrinya, perasaanku turut tegang dan merasa iba dibuatnya.
sontak, para santrinya bergegas terbangun bersungut sungut mendekati sumur...yang tak jauh dari langgar....karena paniknya ada juga yang jatuh kepleset
Tak berapa lama kemudian, semua pada rapi sekalipun pada pipi mereka berbekas anyaman tikar tetapi semua tidak peduli dan tak sempat saling mentertawai semua duduk bersila membentuk shouf di langgar kuno yang semua terbuat dari kayu .....ayahku masuk sambil menunjuk salah seorang santrinya untuk iqomat dan ayahku memimpin sholat dluhur hingga salam.
Setelah berdzikir ayahku membalikkan badan berhadapan dengan wajah para santrinya, semua tertunduk malu tak satupun berani menatap wajah ayahku termasuk aku yang ikut ikutan sholat berjamaah berada dibarisan belakan sendiri......"ada apa kalian pada melungker?" tak satupun berani menjawab, hingga ayahku mengulang pertanyaan itu lag "ada apa?" mungkin diantara mereka sangat paham kalau tidak dijawab, pasti ayahku bakal marah besar, akhirnya pak Saterah mengacungkan tangan "maaf Din (raden) katanya tidurnya orang puasa, dapat pahala?
"kata siapa?" ayahku balik bertanya......, suasana kembali mencekam
Disaat semuanya terdiam, tangan ayahku tampak meraih kitab Risalatul Ash Shiyam yang berada ditumpukan kitab kitab lainnya.
kemudian ayahku mencairkan suasana, jadi hadits ini yang kalian maksudkan?
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصَمْتُهُ تَسْبِيحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ
“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, doanya terkabulkan dan amalannya dilipat gandakan”.
asal tahu saja ya, kalau hadits ini dengan sebagian ulama masih diragukan keshohehannya hadits ini tergolong lemah, sebab dalam kitab “Syu’abul Iman”, 3/1437, oleh Baihaqi dianggap lemah, mengingat Ma'ruf bin Hasan yang menjadi salah seorang perawi hadits ini lemah, dan Sulaiman bin Amr An-Nakha’i lebih lemah lagi.
Rupanya suasana tegang mulai mencair, karena ayahku tidak fokus marah kepada polah tingkah santrinya, melainkan diarahkan pada tausiyah.... semua tampak bersemangat mengikuti.
Momen bagus itu, tidak disia siakan oleh ayahku "begini saja, kalau kalian masih bingung, siapa diantara kalian yang bisa menyebutkan, saat apa saja, amal baik dan buruk tidak Allah catat sebagai pahala dan dosa?
Seperti dikomando saja, semua tangan diangkat tinggi tinggi, sebagai isyarat kesiapan untuk menjelaskan, Ayahku teramat hebat dalam mengendorkan urat syaraf yang tegang, agar tidak terkesan memihak kepada salah satu santrinya, maka ayahku membagi 3 kelompok dan aku tidak termasuk di dalamnya, karena kehadiranku cuma sebagai pengembira karena usiaku masih ingusan.
Masing masing kelompok hanya boleh menjawab satu dan jawaban itu belum pernah dijelaskan atau dijawab oleh kelompok lainnya., begitu ayahku mengatur diskusi.
kelompok 3 diberi kesempatan pertama :
kelompok 3 "dari masa anak anak hingga
aqil balik"
kelompok 1 "dari tertidur hingga terbangun"
kelompok 2 "dari mabok hingga tersadar"
"Alhamdulillahirobbil alamin" ayahku menghela nafas panjang..... " rupanya kalian itu pada pandai berteori ya? kirain tidak tahu apa apa.... tetapi sayangnya tidak cerdas, tidak pinter dalam beramal sholeh" ayo bagian mana yang kalian langgar itu? "maaf den, bagian tidur hingga terbangun" nah kok tahu....timpal ayahku.
Ayo beri contoh, kalau tidur itu tidak dapat pahala juga tidak dapat dosa, tanya ayahku..... tanpa pikir panjang, salah satu dari mereka menjawab " ya dari salah satu jawaban kelompok tadi, den"
serentak seisi langgar geeer, riuh terpingkal pingkal....
saat sudah reda, ayahku menjelaskan "kalau itu bukan contoh mah, tetapi asbabun nuzur....yang dimaksud contoh itu, kejadian nyata....kayak gine, dul... seandainya saat kamu tidur, lalu kamu mimpi makan sekenyang kenyangnya, apa puasanya kamu jadi batal?" sepontan menjawab "tidak"
Disaat semuanya manggut manggut dan merasa malu karena saat tidur konangan ayahku (hehe mungkin mereka mengira ayahku ke luar kota dan pulangnya sampai malam, husss jangan dijawab insyaallah karena mrreka ada tanya aja langsung), Santrinya bernama pak Zaenab (biasa orang orang dulu benama perempuan, bergantung kepada nama anak tertua yang dilahirkan, kalau diberi nama zaenab, maka walau nama asilnya pak Slamet dipanggil pak Zaenab) "Harap maklum den, lalu apa yang dimaksud Ramadhon sebagai bulan penuh berkah dan marfiroh? bukankah semua yang dilakukan manusia berkah dan semua kesalahan manusia diampuni, di bulan itu?
"Syukur kamu bertanya begitu, biar temanmu sama sama mudeng, sama sama ngerti dan tidak sama sama berpendapat sendiri sendiri....."
Semua tampak konsentrasi menunggu penjelasan ayahku, "begini, dengerin ya...Ramadhon dikatakan sebagai bulan penuh berkah dan marfiroh, itu hanya istilah.....sekali lagi itu hanya istilah istilah saja, kemudianistilah istilah itu dengan kita diterima sebagai bentuk pangkat pangkat yang teramat istimewa dan dielu elukan"
"Kalau begitu, sebutan penuh berkah dan margfiroh itu omong kosong ya den?" saut salah satu santrinya....... "bisa ya bisa tidak, bergantung kepada siapa yang melakukan"
maksudnya, den? kalau kalian di Bulan Puasa kerjaannya ngorok aja kayak tadi, ya omong kosong, berkah dan marfiroh itu diterimakan kepada kalian semua......jadi jangan salah maksud lho ya.....bulan puasa itu gak bagi bagi berokah dan margfiroh gratisan......." semua pada bengong mendengar penjelasan ayahku.
Ayahku melanjutkan, "Barokah dan marfiroh itu mahal harganya, karena untuk memperolehnya kalian harus menjaga hawa nafsu dan memperbanyak ibadah ntah sholat sunnah, mengaji, berdzikir, baca baca buku tentang agama atau melaksanakan tugas dengsn baik.... nah baru kalian mendapat berokah, sedang marfiroh atau ampunan, karena kalian sudah konsen untuk berbuat baik dengan menjaga nafsu dan memperbanyak ibadah sehingga gak memberi kesempatan sedikitpun melakukan kejahatan ngrasani, iri, dengki, hasat, hasut...ngentit, berbohong....maka dengan sendirinya pundi pundi dosa tidak terisi, " Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri,……”(QS. Al Isra : 7)
"maaf, memotong....den, kalau semua bergantung kepada upaya kita, lalu mengapa pakai istilah bulan Ramadhon Penuh Berokah dan margfiroh?"
"ya karena disaat bulan Ramdhan itu, Allah curahkan pahala yang melimpah atau dilipat gandakan pahalanya sehingga semua orang cenderung berlomba lomba berebuy melakukan hal yang sama.
Kalau kalian belum jelas juga, ne saya beri perumpaaan, misalnya di desa jennengngan semua jatuh bulan panen atau panen raya, siapa yang mendapat keuntungan dari panen raya itu? "ya para petani yang punya sawah, kemudian sawahnya ditanami padi, sedang yang gak punya sawah atau yang punya sawah tetapi tidak ditanami ....ya bulannya saja yang panen raya, sedang kitanya tiwas melongo saja, ya sama persis kalian tidur tadi, bulannya saja yang penuh berkah....bulannya saja yang penuh marfiroh dan ampunan" sedang kalian cuman dapat....iler...."
ya maaf den, atas kelemahan kami.
#kedaisufikasabullah #tasawwuf #hakikat #dogengindonesia
Selasa, 14 Mei 2019
Minggu, 12 Mei 2019
Sabtu, 11 Mei 2019
SETAN GUNDUL
Kedai Sufi Kasabullah jilid 36
SETAN GUNDUL BUKAN TUYUL
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia)
Sekalipun Real Count KPU belum kelar, klaim kemenangan terus ditabuh silih berganti oleh mereka yang merasa menang dan merasa dikalahkan.
Yang merasa menang kawatir kemenangannya tidak diakui oleh rakyatnya, sebab kecurangan yang tercium begitu terencana, terstruktur dan masiv sehingga membuat banyak orang pada berang dan tidak sedikit pula yang memprediksi bakal ada acara saling serang kalau ditetapkan jadi pemenang, begitu juga dengan kelompok yang merasa dikalahkan, tidak terima dirinya diadili sepihak dengan pedekate, rayuan, iming iming, ditekan bahkan terakhir mungkin bisa jadi harus dipaksa tetap kalah demi tegaknya konstitusi dan ketutuhan NKRI dengan tuduhan makar
Akibat alotnya perjalanan menuju kursi 1, membuat mereka pasang badan mengatur strategi yang paling stategis untuk bisa mengalahkan lawan dengan perang darat (unjuk rasa di kantor badan pemerintah), perang udara (hoax di medsos) dengan pasukan elitenya dari golongan manusia beriidentitas timses, sekelompok hewan disebut pasukan cebong dan kampret, dari golongan setan dipanggil pasukan gundoruwo dan yang baru saja dibentuk namanya pasukan setan gundul
Cak Kasab :
kalau dipikir pikiir.....yang gak waras itu aku apa mereka ya mas, kok ada istilah setan gundul segala.
Mad Bullah :
mereka capa cak, yang jelas kalau ngomong ntar sampean bisa diciduk cyber crime dengan tuduhan...perbuatan tak menyenangkan.....
Cak Kasab :
gawat...gawat......kayak hidup di negeri orang aja....kita ini kan penduduk asli kampung sini, sejak kecil sudah pada berbakti, saling berbagi dan berjanji sehidup semati ngejagain keutuhan NKRI
Mad Bullah :
nah, sampean aja yang gak pernah makan sekolahan disebut dungu juga, gak gagal paham, tetapi kenapa ya? mereka yang sekolah tingginya selangit dengan gelar sepanjang parit....kok kayak pada kesetanan gitu, bilang ada bisikan dari setan gundul
Cak Kasab :
lho gimana sampean itu mas mas... aku ini maksudnya nanyak sampean, kok malah sampean balik bertanya... jangan... jangan.... sampean juga ketularan gak waras pisan?
Mad Bullah :
huss...ngawur wae sampean itu cak, kalau saya ini gak bakalan kesetanan alias gak waras kayak gitu cak..... apalagi jadi setan beneran yang ngebuat jutaan rakyat pada ketakutan.... karena dimataku, didadaku, didarahku, didagingku, dikulitku, dinafasku kehadiranMU selalu menyertai....."
Cak Kasab :
ha...ha...kayak lagunya pak haji Rhoma Irama yang baru......ck...ck...
Mad Bullah :
Lho bener ini cak....setiap siapapun yang ngomong, komen, berstatemen bila sampek ngebuat orang lain jadi sakitnya tuh di sini, kata katanya kotor dan menjijikkan, pasti pada dirinya menumpuk banyak kebusukkan
Cak Kasab :
Wah...... masa gitu mas....kan hati orang sekalipun dangkal gak bisa diukur...beda dengan samudra atlantik sedalam apapun asih bisa diukur
Mad Bullah :
okey......sampean itu maunya kalau diskusi kayak gine, selalu ilmiah, realistik dan akademik... hehe ngalah ngalain profesor aja. tetapi gak papa kok, biar sampean puas apalagi bisa pulas untuk berbuat culas...sekarang saya mau tanya sama sampean, dijawab dengan jujur dan bener lho ya..... "bisa gak sampean berbahasa jerman?"
Cak Kasab :
ngawur aja sampean itu mas...."ya jelas gak bisalah......" belajar bahasa madura aja, masih "tutplittut" (terbata bata) apalagi bahasa jerman.....
Mad Bullah :
nah kalau gitu berarti sampean gak pernah marah pakai bahasa jerman dong....?
Cak Kasab :
jangankan marah yang membutuhkan ekspresi dan penjiwaan untuk menggoalkan tujuan, ngomong satu kosakata bahasa jerman aja, aku benar benar gak bisa mas....karena aku benar benar gak tahu
Mad Bullah :
yeees....itulah jawaban ilmiahnya, rasionalnya, akademiknya mereka tidak mungkin mengeluarkan kata kata busuk, kalau pada dirinya gak memiliki dan menguasai banyak kebusukan....ibarat ada 2 peti berisi bunga dan bangkai, saat dibuka aromanya pasti mewakili masing masing....yang bunga gak mungkin berbau busuk begitu juga sebaliknya
Cak Kasab :
Alhamdulillah, berarti kita ini waras ya mas......gak dungu ya mas?
Mad Bullah :
hehe kalau dijawab, entar saya sendiri yang jadi gak waras dan dungu cak?
Cak Kasab :
kok gitu mas......
Mad Bullah :
lho iyayalah.....tadi kan udah dijelasin, bahwa apa yang diucapkan merupakan perpustakaan kepribadian diri yang disembunyikan dengan tampilan mewah danicik untuk mencapai tujuan. kalau sampean sudah tahu siapa diri sampean sebenarnya, maka saya juga tahu siapa sampean sebenarnya, sekalipun berbohong seperti apapun
Cak Kasab :
Lalu gimana dengan setan gundul?
Mad Bullah :
lho tanya lagi, sampean itu gimana, cak ? bagaimana saya bisa menjelaskan bahwa orang itu sepak terjangnya kayak setan gundul, kalau aku sendiri gak pernah berteman dengan setan apalagi gantiin tugas tugas setan gundul....amit amit jabang banyi, ane masih gak siap lepasin tauhid...cak, apalagi cuma ditukar dengan jabatan dan harta, nyawa sekalipun gak bakalan mau karena itu terlalu murah bagiku
Cak Kasab :
Bukan gitu mas, maksudku sampean itu kan sudah ditokohkan oleh warga kampung ini, ya jadi panutanlah..disamping orangnya alim, sekolahnya memang tinggi, pengetahuan agamanya mumpuni, akhlaknya terpuji.... masa tidak bisa memberi komen sedikitpun?
Mad Bullah :
justru disinilah yang dituntut oleh Tuhan melalui agama yang kita yakini.....agar setiap kita yang jadi Ulama, jadi Umaroh untuk bisa memberi teladan atas ilmu/ucapan yang disampaikan... kepada publik, kalau tidak maka kita akan menjadi penduduk neraka yang paling hina.......
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kemurkaan Allah bila kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan” (QS. As-Shof: 2 - 3)
Cak Kasab :
ya mas....maksudku pendapat yang bersifat umum gitu mas....
Mad Bullah :
ya saya sudah paham maksud sampean itu cak, mulai tadi saya sebenarnya sudah memberikan pendapat tentang masalah yang sedang update, cuma sayangnya sampean gak mudeng mudeng dengan gayaku selaku muslim yang taat bahasanya landai, santun pinuntun, teduh gak bikin keonaran gak bikin orang lain tersinggung serta selalu memotivas agar manusia itu kembali ke fitahnya, ya maklum aja mungkin sampean sudah terbiasa dengan alam yang tidak waras, sehingga pendapat yang waras sekalipun dianggap makar
Cak Kasab :
soalnya gine mas sentan itu yang gundul kan cuman tuyul dan tuyul itu bisanya cuman ngambil uang orang kaya sedikit demi sedikit untuk nyenengin bosnya....
lalu ini setan gundul yang mana lagi ya mas? kok kerjanya cuman bisikin juragannya biar jatuh dan hancur
Mad Bullah :
nah.....persis......
Cak Kasab :
apanya yang persis, mas?
Mad Bullah
kalau ternyata sampean itu cak, yang pelihara tuyul di kampung ini
Cak Kasab :
????
#kedaisufikasabullah #kedaisufi #makrifat #lembagadzikirkasabullah #pilpres
Kamis, 09 Mei 2019
Selasa, 07 Mei 2019
Dogeng Ramadhan Kasabullah seri 1
Dogeng Ramadhon Kasabullah seri 1
TERNYATA SYAITAN TIDAK DIBELENGGU
karya : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd
dikutip dari kisah nyata
Guru Besar Lembaga Dzikir Istiqomah Kasabullah Indonesia
Kala mentari rebahkan tubuhnya di ufuk barat, alam yang terang benderang berganti kelam mencekam, hatiku beranjak gelisah mengiringi rasa ketakutan yang selalu jadi masalah, sekalipun aku tahu rumahku di bilangan kota, tetapi rasa takut itu terus saja menghantuiku bila gelap mulai merambah setiap sudut sudut rumahku, sinar rembulan tak banyak membantu apalagi ditanggal tua seperti ini, biasanya kurang bersemangat terangi alam sekitarku, listrik yang menjadi andalan orang modern dalam penerangan diwaktu masa kecilku belum ada, sementara rumah tetangga pada berjauhan satu dengan lainnya karna lahan kosong sangat melimpah ruah.
Saat leher kujulurkan ke luar bibir jendela, yang tampak hanya rindang daun pohon asam, melambai lambai menyapa semilir angin berlalu lalang mencari sesuatu, batangnya yang besar sengaja disembunyikan dibalik sinar rembulan, membentuk bayangan menakutkan agar aku mengira dia syaitan besar, suara hewan malam di kawasan kuburan dekat rumahku bersautan seakan memberitahu kalau malam ini aku gak boleh keluar rumah, karena sekumpulan syaitan gentayangan dari kuntilanak, pucung, gendorumo, demit sampai tuyul yang gundul gundul sedang mengintaiku di komplek pekuburan Belanda kuno yang gugur berperang saat melawan pejuang kemerdekaan Indonesia.
Malam ini, suasananya tampak lebih sunyi dari biasanya, maklum hujan lebat baru saja reda, sesaat kemudian kudengar sayup sayup suara ayahku yang sedang sakit memanggil mangil namaku dari dalam kamarnya, Rupanya beliau bermaksud minta tolong dibelikan obat sakit kepala ke apotek di kota,
Seketika itu aku tolak karena aku sendirian... ibu dan kakakku sedang pulang kampung ke rumah nenek, jadi siapa yang akan temani aku?
Ayahku tak putus asa beberapa kali merayuku
bernada mengajak agar aku bersimpati untuk menolongnya "kalau ayah sakit gak diobati lalu mati, siapa yang mau beri makan kamu, ibumu dan kakakmu?" semua omelan ayahku didengar dengan baik tetapi aku tetap saja bungkam, pikiranku kacau, antara rasa kasihan dan banyangan wajah wajah syaitan menakutkan di sepanjang jalan, apalagi saat melintasi pekuburan, kalau sampai aku yang keluar beli obat, apa jadinya pasti tubuhku dicabik cabik
Kesabaran ayahku pupus, sekalipun sakit masih sigap mengambil penebah "plak plak plak, tuman" berkali kali mendarat di kaki dan tanganku, sekalipun rasanya perih, aku berusaha menahan tangis agar tidak ditambah pukulan berikutnya, air mata tanpa terasa menetes dengan derasnya membasahi kaos kucelku.....
Tak berselang lama, mungkin ayahku iba juga melihatku yang saat diomelin dan dipukul, tidak sedikitpun melawan dan beranjak dari posisi berdiri di hadapan ayahku, tiba tiba kepalaku diraih keperutnya sambil dielus elus....
Seketika itu aku tak tahan menangis senggugukan merasakan belaian kasih orangtua yang luar biasa, rasa perih akibat sabetan sekumpulan lidi yang menggores kulit kaki dan tangan sama sekali tidak terasa dibuai rasa haru, aku benar benar tentram, semakin erat mendekapnya semakin damai perasaan hatiku
Sambil mengelus ngelus kepalaku, ayahku bertanya "emangnya ada apa, kamu kok gak mau, kan biasanya kamu sangat rajin, perhatian, berbhakti pada ayah dan ibu, bahkan diminta tolong kakakmu sekalipun panas terik juga mau?" dengan terbata bata aku menjelaskan "aku bukan gak mau ayah, tetapi aku takut, nanti saat lewat kuburan diganggu syaitan" belum selesai aku menjelaskan alasan penolakanku, seketika itu ayahku tertawa terbahak bahak memecah kesucian..... membuat aku jadi terheran heran, melihatnya. "jadi, kamu gak mau, karena takut syaitan......cuma takut syaitan?" ayahku kembali tertawa lebar.
Setelah berhenti, ayahku melanjutkan " kamu lupa ya, nak? ini kan bulan puasa, sayang !" mendengar ayahku bilang begitu, aku jadi penasaran, "emangnya kenapa ayah, kalau bulan puasa?" tanyaku. "ya....kalau bulan puasa itu, para syaitan dengan Allah dibelenggu, dikrangkeng digembok dengan gembok besar dan kuncinya Allah kantongi sendiri, biar syaitan syaitan itu gak gangguin orang puasa", jelas ayahku menyakinkan, rasa penasaranku bertambah, kulepas dekapan dan aku balik bartanya "termasuk kuntilanak dan pucung, ya ayah ?" dengan mantap ayahku menjawab "semua......gak tersisa satupun"
Tanpa pikir panjang, aku bergegas bilang ke ayah "mana uangnya ?" buat apa? kata ayah, "ya buat beli obat ayahlah...sautku, wajah ayah tampak berbinar dan bola matanya berkaca kata menatapku penuh haru.
Saat melintasi pekuburan Belanda, bukannya takut malah aku hampiri dengan mengendap ngendap mecari siapa tahu ada syaitan yang bersembunyi dan tidak tertangkap, akan aku laporkan pada ayah biar ayahku bilang sama Allah.
itulah sekelumit dogeng masa kecilku, yang membuat aku sekarang jadi geli sendiri mrngingatnya, ternyata yang dimaksud orang awam itu, tak ubahnya anak kecil ingusan yang mudah dipengaruhi dan percaya....memang sich tetep ada sisi manfaatnya dengan catatan kalau usia kita masih ingusan, tetapi kalau sudah dewasa seperti kayak sekarang, rugik tauk....bahkan bisa membuat kita celaka
Bagaimana tidak? setelah aku dewasa belajar ilmu rububiyah kepada ayahku sendiri, kebetulan seorang kyai yang santrinya rata rata berusia 40 keatas tepatnya di Kampung Lemah Duwur Bangkalan, katanya sich mereka mengaji kitab...aku kira al quran, ternyata tidak...tetapi kitab mukasyafah wal makrifah.yang diantaranya juga menjelaskan kalau ternyata syaitan itu sebenarnya tidak pernah dibelenggu
lho bagaimana dengan hadits Rosulullah Muhammad SAW
إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ، وَفُتِحَتْ أَبُوَابُ الجَّنَةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ
Artinya, “Ketika masuk bulan Ramadlan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup,” (HR Bukhari dan Muslim)
Hadits itu memang ada dan shoheh, tetapi jangan ditafsir secara harfiyah bahasanya, karena disana ada qiyas, ittibar dan filosofi yang secara hakikatnya bukan Allah menyuruh para malaikatnya nangkepin satu per satu setiap syaitan yang berkeliaran di muka bumi ini,
melainkan karena syaitan itu kerjanya cuma gangguin manusia, sedang di bulan Ramadhon manusia pada menjaga diri dari godaan syaitan agar puasanya tidak batal, maka dengan sendirinya para syaitan nganggur alias diPHK oleh kita, Status nganggurnya itu, yang kemudian dengan Rosulullah Muhamnad SAW diqiyaskan sama dengan dibelenggu.... akibat ummat muslim pada berebut kebaikan agar bisa masuk ke pintu pintu surga (lhoh kok banyak pintunya, ya? jangan jangan surga itu cuma berisi pintu doang, gak ada gedungnya haha)
hust jangan gitu, maksudnya terserah kita saja lewat jalur pintu mana saja, seperti pintu sedekah, pintu sabar, pintu memaafkan, pintu taubat, pintu ngaji, pintu puasa....pokoknya terserah kita dech, mau masuk surga lewat pintu mana saja.... bergantung kemampuan dan kemauan kitanya saja
Ya, kalau kita gak ngerti juga, tafsir pintu Surga
□ seperti orang ingin kaya, kan macam macam : ada yang berdagang, ada yang jadi pengacara, ada yang jadi artis terserah....kalau kaya harus jadi pengusaha berarti pintunya satu......
□ seperti juga orang ingin sehat juga macam macam caranyav: ada yang olah raga..... ada yang makan makanan sehat dan bergizi .....ada yang istirahat cukup....ada yang tidak merokok.....
□ seperti juga orang ingin mulia di masyarakat .....ada dengan belajar ilmu...ada dengan suka menyapa.....ada dengan suka menolong....ada dengan suka memberi...ada dengan suka memaafkan
lhoh mulai tadi kok ngebahas seperti...seperti.. seperti terus.....aslinya surga itu seperti apa? ekh seperti lagi?
mau tahu jelasnya? ayo ikuti terus Dogeng Ramadhan Kasabullah, pada seri berikutnya...
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa yang sebenarnya..... kita bermohon kepada Allah, agar diselamatkan dari puasa yang sekedar brrsifat diet, mengubah yaitu pola makan....waktu makan siang digeser ke margrib dan waktu makan malam dimakan saat sahur, sedang perbuatan yang tidak bagus terus jalan.....itu yang mungkin dimaksudkan oleh Rosulullah Muhammad SAW "ada puasanya orang yang hanya mendapat haus dan kapar saja"
#dongengindinesia #lembagadzikirkasabullah #tasawwuf #hakikat
Sabtu, 04 Mei 2019
Jumat, 03 Mei 2019
bukan ulama yang pintar
Kedai Sufi Kasabullah jilid 35
BUKAN ULAMA YANG HARUS PINTAR
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia)
Pengaruh sihir PEMILU 2019 luar biasa, bukan orang awam saja yang jadi target bidikan, ulama yang dikenal taat, alim dan linuih dalam ilmu agama juga tak lepas dari sasaran. Buktinya banyak ulama membentuk kelompok kelompok dan siap perang berhadap hadapan dengan kelompok ulama lain, masyaallah
Cak Kasab :
mas aku kok merasa, hidup di kampung ini sangat gerah ya
Mad Bullah :
ya biasa cak, itu pengaruh global warning, menipisnya lapisan uzon yang disebabkan adanya pembukaan lahan besar besaran, penebangan hutan secara liar dan tidak terencana serta banyaknya rumah rumah kaca di perkotaan
Cak Kasab :
masyaallah mas mas......bukan gerah karena suhu panas mas, tetapi suhu politik yang memanas
Mad Bullah :
ha...ha...ha.....kayak anggota de pe er, aja sampean itu cak, mikirin politik....tuh liat jualan krupuknya pada mangkrak
Cak Kasab :
justru itu mas yang aku risaukan......, gara gara suhu politik memanas, para pejabat lurah gak mikirin banjir dan harga harga yang melambung, mau konsultasi ke kyai dan ulama juga pada abis
Mad Bullah :
emangnya stok barang, kok sampek abis segala?
Cak Kasab :
bukan gitu mas, saat aku ke pondoknya kata santrinya pada ke kota bikin ijma ulama
Mad Bullah :
kok lucu ya? kyai dan ulama berkeliaran, setahuku dulu para kyai dan ulama itu duduk manis dirumah atau di pondoknya...karena jadi tumpuan orang datang dari pejabat, aparat, rakyat sampek penjahat sekalipun, pada minta nasehat nasehatnya
Cak Kasab :
nah itu juga yang aku herankan mas, emangnya ulama itu ada berapa sih mas?
Mad Bullah :
ngawur wae sampean itu cak.....ya banyaklah
Cak Kasab :
bukan itu maksudku mas...berapa golongan
Mad Bullah :
ya satulah.....Wa inna al-ulamâ’ waratsah al anbiyâ’. bahwa ulama itu adalah satu satunya pewaris para nabi, titik gak pakai koma.
Cak Kasab:
maksudnya mas?
Mad Bullah :
ya apa apa yang pernah dilakukan Rosulullah Muhammad SAW dan para nabi nabi lainnya, diteruskan oleh para ulama untuk diajarkan kepada santri santrinya
Cak Kasab :
masa Rosulullah Muhammad SAW, ngajari bikin blok blok yang cenderung saling mengklaim kelompoknya yang paling baik
Mad Bullah :
sampean itu bicara apa sich cak.... kok nglantur?
Cak Kasab :
lho bener ini mas, aku lihat di tipi, ulama satunya dukung paslon ini, satunya lagi dukung paslon yang itu, beliau saling berteriak teriak bilang yang terbaik.....kan aku jadi bingung mau ikut ulama yang mana
Mad Bullah :
makanya sampean itu sambil belajar, biar gak oon terus
Cak Kasab :
makanya aku ingin dekat dengan ulama itu maksudnya, biar gak dungu dungu amat kayak gine......
Mad Bullah :
Bukan itu maksud saya cak, sampean itu...bok yo o sambil ngikuti perkembamgan zaman. Kalau dulu yang harus pinter itu adalah ulamanya, sekarang justru santrinya yang harus pinter duluan
Cak Kasab :
Gak kebalik ta mas? lalu buat apa aku belajar kan percuma?
Mad Bullah :
ya gaklah..... he he pinter pinterlah mencari ulama beneran maksudku
Cak Kasab :
????
#kedaisufikasabullah #kedaisufi #makrifat #lembagadzikirkasabullah #pilpres
Kamis, 02 Mei 2019
Rabu, 01 Mei 2019
Selasa, 30 April 2019
Propivinsi Islam Garis Keras
Kedai Sufi Kasabullah jilid 34
PROVINSI GARIS, TITIK, KOMA KERAS
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia)
PEMILU 2019 patut dicatat, sebagai yang terhebat di jagat raya ini, gonjang ganjing dari sebelum, saat dan selesai, tetap saja tidak pernah mau berakhir, selalu update. utamanya isu isu yang membuat semua terhenyak, miris mendengarnya seperti perkara curi start, money politik, kampanye hitam, quick count,maraknya kecurangan, people power dan yang paling anyar Provinsi Islam Garis Keras.
Awalnya semua rakyat pada gembira, ketika Pemilu Serentak 2019 telah dilaksanakan, bukan gembira karena telah menyoblos? melainkan gembira karena setelah itu, dimungkinkan bisingnya hiruk pikuk isu politik yang berpotensi kisruh dan ricuh bakal berakhir, nyatanya tidak....justru suhu politik semakin membara.
Mad Bullah :
pagi pagi bukannya ceria, malah sampean cemberut kayak benang kusut...cak
Cak Kasab :
gimana gak cemberut mas, orang propinsi kita dibilang golongan islam garis keras....ayo siapa yang gak marah? Apalagi disampaikan disaat rakyat pada sakit hati, kecewa dengan hasil quick count dan maraknya kecurangan.... sungguh gak tahu perasaan blaasss...! bikin statemen gak tahu waktu dan saat
Mad Bullah :
emangnya kenapa, cuman dibilang gitu aja udah sewot.....semestinya sampean itu kekeh, mau dibilang provinsi islam garis keras kek, provinsi islam koma keras kek, provinsi islam titik keras kek, kok diributin? Anggap aja kembang api di pesta demokrasi, sekalipun bunyinya memekakkan telinga, terasa mengejutkan hati, tetapi dilihatnya kan tetep indah juga
Cak Kasab :
wah berlagu sampean mas, kayak hatimu benda mati aja keras gak punya perasaan.
Gimana aku gak marah mas...... sebutan itu kan sama aja dengan ngebuli warga kampung kita yang udah lama dikenal akhli sunnah wal jamaah atau setidaknya muhammadiyah.
Mad Bullah :
apa urusannya....soal kecil kayak itu aja, dibikin heboh, ntar yang bikin statemen malah tambah bangga, kesohor....dan viral bisa bisa kesemsem buat statemen baru, yang lebih ekstrim lagi biar kita tambah meriang dan meradang
Cak Kasab :
Tidak sesederhana itu mas, soalnya penilaian itu dampaknya sangat luar biasa buruknya, paling tidak bisa bikin perpecahan provinsi, bikin ekonomi rakyat kita tambah melarat, bikin persatuan dan kesatuan nasional koyak bahkan bisa bisa terjadi ceos lho mas
Mad Bullah :
lho lho kok jadi krusial gitu urusannya.....
Cak Kasab :
coba sampean pikirkan, gimana gak bikin kacau?
kita mo main ke sanak fameli yang ada di luar provinsi, bisa dicurigai dan diawasi,
mau ngelamar kerjaan ke perusahaan di provinsi lain, gak diterima karena pada takut.....gimana gak tambah rusak ekonomi kampung kita mas kalau angka pengguran bertambah, belum lagi orang orang kita yang kerja, yang kuliah di perusahaan, komunitas, perkantoran, organisasi, universitas pasti mereka dikucilkan, sulit dapat job dan kalau mereka gak bisa mengendalikan emosi bisa bisa bentrok antar kelompok lho....
Sampean masih ingat Amerika kan? kenapa orang orang imigran yang mo kerja, suaka politik, kuliah ke sana dengan nama nama berbau islam diperketat bahkan ditolak?
Mad Bullah :
emangnya kenapa?
Cak Kasa :
ya....karena ada statemen orang yang gak punya perasaan mengatakan bahwa teroris itu indentik dengan islam, akibatnya semua imigran yang datang diseleksi sangat ketat
Mad Bullah :
ternyata sampean itu pinter juga ya cak, analisanya tajam terpercaya, rasa sosialnya tinggi
Cak Kasab :
lho lho....gimana sampean itu mas, aku ini walau bodho bodho gini, punya akal dan pikiran waras, jadi kalau ada hal hal yang mengarah kepada penistaan dari pemikiran orang orang gak waras aku tetap meresponnya dengan waras, agar gak ketularan dungunya
Mad Bullah :
ya tetapi dengan orang yang bikin statemen propinsi islam garis keras, kan udah dijelasin cak, kalau itu cuman istilah biasa aja gitu loch......kayak konservatif, progresif, garis moderat, garis keras yang akrap dipakai dalam ilmu politik, kayak orang madura, orang Aceh yang disebut sebut sebagai term keras.
Cak Kasab:
enak aja bilang gitu, apa mereka tahu persis situasi dan kondisi SDM rakyat mayoritas? boro boro istilah politik..... kita sedang dipermainkan politik saja gak merasa.....mikir dong jangan intelektualnya bikin kita gak intelek.
Mad Bullah :
wadooooh, susah juga ya kalau udah gitu.......
pantesan sampean sewot banget.....
terus terang ya....sampean itu benar benar gak disangka sangka, sekalipun sekolah esdepun gak lulus, tetapi nalar sampean ngelebiin pola pikir para profesor..
ck.....ck....... saya benar benar gak nyangka...sama sekali
Cak Kasab :
wah, bilang gitu lagi? berarti sampean itu mulai tadi belum percaya 100% ya mas? kalau aku ini emang pinter, hehe kelihatannya aja bodoh, padahal aku ini pinternya orang....kata pak doel akhlinya akhli, cord of the cord....aku gak mau bikin statemen yang bikin orang banyak meradang, kan sampean sendiri yang pesen jangan gampang gampang bikin statemen dengan dalil, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS al-Hujurat: 6)
masa mo dilanggar? kan sama aja bikin dosa besar.....satu orang aja udah berat, apalagi jutaan orang....weih benar benar ngeri...ngebayangin
Mad Bullah :
ya juga sich.... cuman saya tetep aja menilai sampean itu dungu.....cak
Cak Kasab :
lho dungunya di mana, mas?
Mad Bullah :
tempat tinggal sampean itu bukan Provinsi tauk, tetapi kampung.....hahaha....kenapa ikutan sewot?
Cak Kasab :
?????
#kedaisufikasabullah #kedaisufi #makrifat #lembagadzikirkasabullah #pilpres #islamgariskeras
Senin, 29 April 2019
Selasa, 23 April 2019
pilpres 2019
Kedai Sufi Kasabullah jilid 33
PEMILU 2019 TEMBUS AKHIRAT
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia)
Gonjang ganjing PEMILU 2019, sudah diprediksi sebelumnya bakal ramai dan bahkan bisa berakhir ricuh, kalau Azas Pemilu Jurdil diabaikan oleh KPU dan lebih berpihak kepada kepentingan salah satu paslon tertentu.
Cak Kasab :
sudah dengar himbauan pak lurahe tadi malam di tipi, mas?
Mad Bullah :
himbauan apa ya cak?
Cak Kasab :
itu lho mas, warga kampung sini diminta oleh pak Lurahe untuk tenang, gak usah saling klaim kemenangan, menunggu hasil resmi dari kape-u saja.
Mad Bullah :
sampean gak salah denger, ta cak?
Cak Kasab :
apa, salah denger? masa cak Kasab yang dikenal intelejen nomor wahid di kampung ini salah dengar? yang bener aja...
Mad Bullah :
maksudku gine lho cak, kalau kampung ini ingin kondusif, bukan rakyatnya yang diobrak abrik disuruh tenang. tetapi KPUnya itu tuh....yang suruh tenang gak usah hiraukan tekanan tekanan dari salah satu paslon manapun atau gine aja KPUnya itu suruh kembali ke Azas Pemilu aja. titik gak pakai koma.
Cak Kasab :
emangnya kape-unya gak jurdil ya mas, kok sampean bilang gitu
Mad Bullah :
nah respon respon kayak sampean itu cak... yang bikin warga kampung ini geger. Siapa juga yang bilang KPUnya gak jujur, saya itu kan cuman nyaranin aja, kalau memang kampung dan warga disini ingin aman, damai tidak ada trush, kericuhan, kekisruhan.... caranya gampang...KPUnya saja yang harus jujur dan adil, jangan gunain cara cara kuno....karena sekarang rakyat udah pada pinter, masing masing tim paslon dan simpatisan punya hard copynya C1, jadi kalau hasilnya sampai gak cocok...itu nanti yang akan picu kekisruhan.
Cak Kasab :
ok ok, sorry mas, aku bawaannya mo marah trus, soalnya jagoanku dicurangin abis abisan, apanya aku, teman teman seperjuangan dan para pendukung gak beringas?
Kalau menurut sampean suasana panas paska pemilu itu penyebabnya, apa, ya mas?
Mad Bullah :
yo ora usah ngono toh, kasian anak, istrimu dan bagaimana dengan penilaian bangsa lain kalau kampung ini ceos? kan masih ada jalur hukum, ajukan saja kecurangannya ke bawaslu, polisi asal 2 alat buktinya ada
Kalau sampean tanya faktor penyebabnya ? ya sangat kompleklah....bahkan saya melihat kok sepertinya memang diseting kisruh kayak gitu atau emang gak tahu kalau bakal kisruh? ntar sejarah yang buktiin.
Cak Kasa :
lho lho....kok jadi mengerikan kayak gitu mas? apa akibat adanya kwik kon ?
Mad Bullah :
ya bisa juga....tetapi itu hanya salah satu pintu masuk untuk melampiaskan rasa kedongkolan aja. Dibalik itu semua, justru ada drama panjang yang membuat hati warga kampung ini menjadi temperamen, panas dan beringas.
KPU tampaknya leluasa gonta ganti aturan yang semestinya menjadi domainnya DPR/Komisi II, coba sampean perhatikan dari keputusan pemilu serentak, proses verifikasi Partai yang rumit dan melelahkan, belum istirahat sudah disambung dengan masa kampanye 8 bulan yang semuanya sangat melelahkan dan menguras energi, setelah semuanya dilalui dengan susah payah capek, ruwet lahir bathin tiba tiba partainya gak lolos masuk parlemen dihadang ambang batas suara threshold 4 %. Apa aku salah bila mengira menyengaja disetting memicu kemarahan? soalnya tingkat sensitifitas manusia sangat bergantung kepada kondisi badan yang vit dan pikiran yang damai, kalau tidak? maka rasa ketersinggungngan sangat rentan, disenggol sedikit aja sudah jadi ricuh dan kisruh...ditambah proses hitang hitung real count KPU yang kadang salah... pokoknya semuanya memicu kemarahan yang masif, katakan tensi darah warga kampung ini kisaran 180°
Cak Kasab :
contohnya seperti apa.....mas?
Mad Bullah :
kok aneh sampean itu cak, warga asli kampung sini, kok gak ngerti ngerti kebijakan pak lurahe soal pemilu, warga kampung akherat saja sudah pada tahu kalau amburadul.
Tetapi gak papa cak, kan akhirnya saya jadi tahu... kalau orang kayak sampean itu.... yang ngebuat penguasa bikin hukum semau gue, karena mereka tahu sampean gak bakalan komplin.
Cak Kasab:
ya mo gimana lagi to mas ? sampean kan tahu sendiri 70% warga kampung ini kan bodo bodo mana tahu soal politik ? tahunya bangun tidur ke sawah, ke pasar, ke laut ke hutan..semua pada sibuk denga urusan dapur masing masing, ya pantes aja kalau dibodoin, namanya ja orang bodoh..
Mad Bullah :
yo ojo ngono to cak..... kan sampean bisa nanya nanya ke anaknya yang SMA itu? hasilnya pasti bagus karena generasi muda itu masih polos dan belum mengenal tipu tipu
Cak Kasab :
boro boro nanya sama anak...., wong aku nyoblos iki, nyoblos iku yo anakku kabeh sing ngatur...alasannya udah diberi kaos, sembako dan uang...jadinya kan kasihan, gito loch
Mad Bullah :
wadooooh, repot juga kalau udah gitu... yang tua gak mau lepas dari korupsi, yang muda bersemangat untuk korupsi....mo jadi apa kampung ini?
Cak Kasab :
ya gak usah heran kayak gitu ta mas, ini sudah zamannya
Mad Bullah :
ya terusin aja sampean bilang zamannya, sampe Allah nanti yang bakal binasain sampean sak teman temannya “Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah Menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.” (QS. Ibrahim ayat 42)
Cak Kasab :
ya ya mas aku mo taubat....... kalau ada pemilu lagi, aku gak bakalan kayak gitu lagi
Mad Bullah :
terlambat cak cak....usiamu udah uzur, sedang pemilu masih 5 tahun lagi, yakin tah...usiamu sampai pada pemilu yang akan datang? makanya taubat cak....buat apa menang di dunia kalau diakhiratnya kalah
Cak Kasab :
doain aja mas, aku masih bisa melihat kampung ini maju dan terbebas dari orang orang yang bisanya cuman ngajak masuk neraka.
Mad Bullah :
preet... minta didoain trus, sementara sampean sendiri gak mau merubah, mana bisa ?
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka" (QS. Ar Rad ayat 11)
Cak Kasab :
?????
#kedaisufikasabullah #kedaisufi #makrifat #lembagadzikirkasabullah #pilpres
Minggu, 21 April 2019
Rabu, 17 April 2019
Senin, 15 April 2019
semua ibadah pamruh
Kedai Sufi Kasabullah jilid 32
SEMUA IBADAH PAMRIH
Oleh : R. YUDHISTIRA RIA, M.Pd
(Pimpinan Pusat/Guru Besar Lembaga Dzikir Kasabullah Indonesia)
SEMENTARA WAKTU, sekalipun kita sudah tahu berlangsung sejak lama. Dalam kehidupan masyarakat membedakan perbuatan manusia dengan 2 hal, 1. untuk kepentingan sendiri 2. untuk kepentingan orang lain atau menurut bahasa yang lebih sensitif, atas dasar lillahitaala dan ada udang dibalik batu / ada maunya
Celakanya lagi anggapan menilai perbuatan seseorang dengan cara seperti itu, sangat sulit merubah mindset kita. Bahkan saking yakinnya tanpa dimintapun kita semua bersedia menjadi sukarelawan, membantu pekerjaan Malaikat Rokibun Atid. menilai mana yang lillahita'ala dan mama yang naudzubillah.
Padahal apapun alasan kita dalam menafsir kegiataan seseorang dalam bertujuan semuanya salah, karena yang tahu persis, atas nawaituh apa yang diperbuat, hanya dirinya sendiri dengan Allah atau mungkin? setelah mengikuti percakapan cak Kasab dan Mad Bullah, diri kita juga menjadi salah atau bisa jadi justru menyalahkan....semua terserah kita.
Mad Bullah :
Alhamdulillah, akhirnya musholla di kampung kita selesai juga, setelah Pak Dermawan menutup semua kekurangan biayanya.
Cak Kasab :
Pak Dermawan yang mana mas?
Mad Bullah :
itu cak, yang nyaleg dari partai Kambing Hitam
Cak Kasab :
Wah kalau beliau yang bantu pasti ikhlas, lillahitaala tampa pamrih, gak kayak caleg caleg lainnya yang cuman pencitraan biar dipilih
Mad Bullah :
Emangnya ada ya cak, siatu perbuatan yang tanpa pamrih?
Cak Kasab :
Lho lho sampean itu mas, kyai cap apa kok sampek gak ngerti istilah pamrih dan ikhlas....ini pelajaran dasar dalam agama lho mas....
Mad Bullah :
ya saya juga dah tahu, cuma dasarnya sampean bilang tanpa pamrih itu, kayak apa? emangnya sampean bisa membaca hatinya pak Dermawan?
Cak Kasab :
ya walau gak bisa nebak isi hatinya mas, tapi saya sangat menyakini kalau beliau lillahitaala.
Mad Bullah :
itu namanya prasangka cak.....gak baik mastiin begitu bisa bisa dosa lho
Cak Kasab :
dosa dosa gimana sampean itu mas jelas jelas ikhlas tanpa pamrih kok dibilang pamrih, emangnya sampean juga, tahu isi hatinya Pak Dermawan
Mad Bullah :
Kalau hatinya Pak Dermawan sich..... saya emang gak tahu, tetapi kalau hatinya Allah SWT saya sangat tahu
Cak Kasab :
Masyaallah, sampean itu mas mas ....tobat mas tobat....bisa murtad lho....sesat lho....hati manusia aja sampean gak bisa baca, boro boro membaca hati Allah Yang Ghoib.....
Mad Bullah :
Begini cak, kalau Allah itu yang bilang sodeqollahul adhim, sedang manusia yang bilang itu minal khoto'
Cak Kasab :
terus.....terus....terus...
Mad Bullah :
coba sampean perhatikan firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati" (al baqoroh 62)
Cak Kasab:
terus apa hubungannya?
Mad Bullah :
hubungannya ? ya berarti apa yang dilakukan Pak Dermawan itu pamrih, karena beriman kepada Allah
Cak Kasab :
lhoh, pamrihnya dimana?
Mad Bullah :
wadooooh, sampean tuh cak kok lemot banget....
pamrih itu adalah kandungan maksud yang tersirat dalam bathinnya agar memperoleh keuntungan atas apa saja yang dibuatnya..... mengharap pahala itu pamrih....melakukan bentuk kebaikan dan kemulyaan agar dimasukkan ke surga itu pamrih
kalau begitu apa bedanya ikhlas, tidak ikhlas dan lillahitaala
Mad Bullah :
ya sebenarnya semua gak ada bedanya sich..... karena semua pamrih yang didasari atas kepentingan sendiri. cuma bedanya pamrih itu ada yang diminta sekarang (dunia) ada yang diharap kelak (akhirat) wujudnya juga macam macam ada yang berbentuk material (harta, tahta, wanita) dan bersifat immaterial (pahala, dosa, nama baik, nama buruk, surga dan neraka)
Cak Kasab :
ok....aku mulai, bisa nangkep cuman belum jangkep....coba dilanjutin
Mad Bullah :
baik, kalau begitu aku beri contoh yang sederhana aja, seperti perintah bersyahadat, sholat, zakat, puasa dan haji. seandainya setelah bersyahadat tetep tidak diakui islam sehingga semua amal ibadahnya tidak dapat pahala kemudian dimasukkan ke neraka, mau gak?
ya terang aja, aku gak mau mas.....
Mad Bullah :
kenapa gak mau, semestinya mau dong...namanya ja tanpa pamrih.
Cak Kasab :
Lalu apa fungsinya lillahitaala mas, kalau semua dasarnya pamrih?
Mad Bullah :
Fungsinya? ya agar pahala/upah yang dijanjikan bisa diperoleh dengan utuh dan sempurna, karena proyek yang Allah tugaskan ke kita itu, dapat laksanakan sesuai kehendak Allah.
seperti sampean sebagai penjual krupuk, misalnya ada orang yang pesen satu kardus krupuk yang renyah, lalu sampean buatkan setengah kardus pakai mlempem lagi, Apa krupuk yang sampean buat itu akan diterima dan dibayar oleh pesannys? kalau tidak diterima, berarti sampean tidak lilla dengan yang memesan. Jadi lillahitaala itu adalah melaksanakan perintah dan larangan sesuai kehendak Allah, sehingga Allah berkenan memberi upah/pahala karena kita sudah melaksanakan dengan baik.
Cak Kasab :
Lalu bagaimana dengan menolong orang lain?
Mad Bullah :
emangnya ada, ya... orang menolong orang?
Cak Kasab :
sampean itu gimana......ne cak kasab, orangnya?
Mad Bullah :
lalu kenapa, maling yang kesulitan mencongkel jendela rumah tetangga, kok gak sampean tolong dipinjamin linggis?
Cak Kasab :
ngawur wae sampean itu mas, bantu mereka sama aja lakuin dosa dan masuk penjara.......
lain lagi kalau bantu anak yatim udah dapat pahala dijamin masuk surga lagi.
Mad Bullah :
Nah itu yang namanya pamrih.....
Cak Kasab :
?????
#kedaisufikasabullah #kedaisufi #makrifat #lembagadzikirkasabullah #ibadah #hakikat
Minggu, 14 April 2019
Selasa, 09 April 2019
Langganan:
Postingan (Atom)